Dinamika Persepsi Iklim Kelas Dengan Penggunaan Strategi Self-
mengarahkan diri untuk mengubah kemampuan mental menjadi kemampuan akademik. Tentunya, dalam menjalankan perubahan tersebut seorang siswa
perlu memiliki suatu cara atau strategi yang digunakan. Zimmerman dan Martinez-Pons dalam Boerkarts, Pintrich, Zeidner, 2000 mengungkapkan
terdapat empat belas strategi self-regulated learning. Dikarenakan dalam menjalankan proses self-regulated learning siswa dapat menggunakan
keempat belas strategi tersebut, maka dalam penggunaannya faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya juga sama.
Berdasarkan teori sosial kognitif, Zimmerman 1989 mengemukakan bahwa self-regulated learning dipengaruhi oleh tiga faktor besar yaitu faktor
individu, faktor perilaku, dan faktor lingkungan. Pada faktor lingkungan sendiri, Zimmerman 1989 menjelaskan bahwa dua jenis lingkungan yang
dapat mempengaruhi self-regulated learning yaitu pengalaman sosial dan lingkungan
belajar. Kemudian
Dewantoro dalam
Hadi, 2003
menggolongkan lingkungan belajar menjadi 3 jenis, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Menurut Moos
dalam Baek Choi, 2002, lingkungan sekolah yaitu suasana dimana tempat proses belajar-mengajar berlangsung akan memiliki kaitan yang erat dengan
proses belajar siswa. Kaitan yang dimaksud disini yaitu lingkungan sekolah, termasuk suasana ruang kelas yang dialami oleh siswa akan mempengaruhi
metode belajarnya. Suasana yang dialami siswa dalam kelas tersebut lazim disebut iklim kelas.
Iklim kelas merupakan keadaan psikologis dan hubungan sosial yang terbentuk di dalam kelas sebagai hasil interaksi antara siswa dengan guru, dan
antara siswa dengan siswa lainnya Rawnsley Fisher, 1998. Persepsi siswa akan iklim kelas merupakan penilaian yang dapat digunakan untuk
mengetahui iklim kelas dikarenakan siswa telah menghadapi lingkungan belajar yang beraneka ragam serta telah menghabiskan banyak waktu di dalam
kelas sehingga memiliki perasaan yang akurat terhadap kelas dalam Nair, 2001. Persepsi menurut Chaplin 1999 merupakan upaya mengamati dunia,
mencakup pemahaman dan mengenali atau mengetahui objek serta kejadian. Persepsi iklim kelas dapat diartikan sebagai proses pemahaman keadaan
psikologis dan hubungan sosial yang terbentuk di dalam kelas sebagai hasil interaksi antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan siswa lainnya.
Amar Strugo 2003 menambahkan bahwa persepsi siswa akan iklim kelas yang positif akan membuat siswa menggunakan cara belajar yang inovatif
Adelman Taylor, dalam Lee, 2003. Dengan kata lain, persepsi iklim kelas diasumsikan berkorelasi dengan penggunaan strategi self-regulated learning
siswa. Self-regulated learning dibutuhkan oleh setiap jenis pendidikan, salah satunya adalah siswa kelas unggulan karena kelas unggulan adalah sejumlah
anak didik yang karena prestasinya menonjol dikelompokkan di dalam satu kelas tertentu kemudian diberi program pengajaran yang sesuai dengan
kurikulum yang dikembangkan, dan adanya tambahan materi pada materi pelajaran tertentu Direktorat Pendidikan Dasar, 1996.
Di kota Medan sendiri, salah satu Sekolah Menengah Atas SMA yang memiliki kelas unggulan adalah SMA Negeri 3 Medan. Berdasarkan
hasil wawancara pada salah satu guru di SMA Negeri 3 Medan, siswa-siswi kelas unggulan dipilih berdasarkan penyaringan siswa yang ketat. Proses
seleksi dimulai dari penyaringan nilai rapor yang dilanjutkan dengan tes kemampuan akademik dengan memberikan soal-soal mata pelajaran wajib
seperti matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. SMA Negeri 3 Medan juga telah memenuhi beberapa ciri-ciri dalam mengembangkan kelas
unggulan yang dikemukakan oleh Depdikbud 1996 yaitu memiliki sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi belajar peserta didik, baik
dalam kegiatan intra maupun ekstra kurikuler, lingkungan belajar yang menunjang untuk berkembangnya potensi keunggulan, baik lingkungan fisik
maupun sosial psikologis serta guru dan tenaga kependidikan yang unggul dari penguasaan materi pelajaran dan penguasaan metode mengajar.
Oleh karena ciri-ciri yang harus dipenuhi dalam mengembangkan kelas unggulan, suasana yang terjadi di dalam kelas menuntut para siswanya untuk
menerapkan strategi self-regulated learning yang efektif. Berdasarkan hasil wawancara pada siswa kelas unggulan SMA Negeri 3 Medan didapatkan
bahwa saat siswa merasa mendapat dukungan yang besar dari guru dengan mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya melalui soal-soal
yang diberikan untuk diselesaikan, mereka akan cenderung meninjau ulang buku catatan atau buku pelajaran agar mudah memahami pelajaran yang
sedang dibahas. Begitu juga saat siswa merasa penting menyelesaikan tugas
sekolah dan guru memberikan banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi kelas, siswa tersebut berusaha mengatur materi pembelajaran dengan
membuat ringkasan sebelum mempelajari suatu materi, membuat rencana dan tujuan belajar dengan cara belajar beberapa minggu sebelum ujian dan
mengulangnya serta mengingatnya kembali serta saat ujian tiba. Strategi lainnya yang dilakukan oleh beberapa siswa kelas unggulan saat suasana kelas
menuntut mereka untuk mencari tahu dalam kegiatan belajar, maka siswa akan cenderung melakukan evaluasi terhadap kemajuan tugasnya dengan mengecek
kembali hasil belajarnya. Begitu juga saat siswa merasa iklim kelasnya menuntut mereka untuk bekerja sama maka siswa tersebut akan melakukan
strategi dengan cara mencari bantuan teman.