Sunat Meninggalkannya Makruh dan Melakukannya Dikira

beliau sibuk beribadat atau menuntut ilmu. Dalam keadaan ini menumpukan perhatian kepada menuntut ilmu dan beribadat adalah lebih baik daripada berkawin karena perkawinan itu kemungkinan akan menghalang tumpuannya.

e. Afdhal Berkawin

Hukum ini berlaku jika individu itu tidak sibuk beribadat dan tidak sibuk menuntut ilmu dan dia mempunyai kemampuan untuk berkawin tetapi tidak ada keperluan untuk berkawin. Perkawinan adalah lebih baik dalam keadaan ini. Ini adalah untuk mengelakkan dia daripada menggunakan masa lapang dengan melakukan perkara maksiat dan mungkar. Perkawinan akan mendatangkan maslahat, melahirkan zuriat serta membanyakkan keturunan. 19

B. Rukun Dan Syarat Perkawinan

Berbicara mengenai hukum perkawinan sebenarnya kita membicarakan berbagai aspek kehidupan masyarakat, bahwa bentuk masyarakat ditentukan atau sekurang-kurangnya banyak dipengaruhi oleh bentuk dan sistem perkawinan, sebelum kita membicarakan tentang syarat dan rukun perkawinan tersebut alangkah lebih baik jika kita melihat bahwa perkawinan menurut Islam dapat ditinjau dari tiga sudut, yaitu: 20 19 Ibid, h. 734-736 20 Nazwar Syamsul, Al-Qur’an Tentang Manusia dan Masyarakat, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983, Cet. Ke-1, h. 159 Pertama, dari sudut hukum, perkawinan merupakan suatu perjanjian antara lelaki dan wanita agar dapat melakukan hubungan kelamin secara sah dalam waktu yang tidak tertentu lama, kekal, abadi , Kedua, dari sudut agama perkawinan itu dianggap sebagai suatu lembaga yang suci dimana antara suami dan istri agar dapat hidup tenteram, saling cinta-mencintai, hormat-menghormati, dan kasih- mengasihi antara satu terhadap yang lain dengan tujuan mengembangkan keturunan. Perkawinan adalah suatu jalan yang halal untuk melanjutkan keturunan dan dengan perkawinan itu akan terpelihara agama, kesopanan, kehormatan dan terpelihara dari melakukan maksiat. Banyak penyakit yang sembuh sesudah menjalani perkawinan umpamanya penyakit kurang darah anemia, dengan demikian perkawinan dapat menimbulkan keunggulan, keberanian dan rasa tanggungjawab kepada keluarga, dan juga masyarakat. Perkawinan juga dapat mengeratkan hubungan silaturrahmi, persaudaraan dan kegembiraan dalam kehidupan masyarakat sosial. Ketiga, dari sudut kemasyarakatan bahwa orang-orang yang telah menikah atau berkeluarga telah memenuhi salah satu bagian syarat dan kehendak masyarakat, serta mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih dihargai dari mereka yang belum kawin. 21 Perbedaan antara Rukun dan Syarat perkawinan ialah: Bahwa Rukun nikah sebagian dari hakikat perkawinan, seperti lelaki, wanita, wali, saksi dan aqad nikah. Semuanya itu adalah sebagian dari hakikat 21 Ibid,