Mewujudkan ketenangan jiwa dan ketenteraman rohani. Menjaga Akhlak Dari Runtuh Dan Rosak

Perkawinan meluaskan daerah persaudaraan. Dua keluarga akan bertemu dan bersatu. Persemendaan akan melahirkan satu ikatan baru dan kasih-sayang. Perkawinan juga akan melahirkan kerjasama di antara suami istri. Istri akan membantu suaminya di dalam urusannya, Makan minum, pakaian, tempat tinggal, mendidik anak-anak serta menguruskan rumah tangga. Suami pula akan membantu istri memenuhi keperluannya, memberikan nafkah, mempertahankannya dan memelihara kehormatannya. Islam adalah agama toleransi. Oleh itu, Islam mensyari’atkan perkawinan untuk merealisasikan kesemua maslahat tersebut. 37 Demikianlah definisi, dasar hukum, rukun dan syarat-syarat perkawinan yang telah diaturkan dalam agama Islam, begitujuga dengan hikmah-hikmah dan tujuan yang dapat diambil dari sebuah pernikahan, yang semua hikmah ini merupakan suatu hal yang lumrah dan dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari- hari. Semoga kelak setiap pasangan yang ingin melayari bahtera rumahtangga dapat menyedari dan memahami arti sebuah pernikahan, dan semoga bahagia di dunia dan akhirat. 37 Ibid, h. 732

BAB III RIWAYAT HIDUP IMAM SYAFI’I DAN POTRET NEGERI

TERENGGANU MALAYSIA

A. Riwayat Hidup Imam Syafi’i 1.

Biografi Imam Syafi’i Imam Ahmad Bin Hanbal pernah mengatakan bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda bahwa Allah SWT. akan menurunkan seorang pembaharu dalam agama dalam masa tiap-tiap seratus tahun. “Umar Bin Abd Aziz diutuskan untuk seratus tahun pertama, dan aku berharap untuk abad kedua adalah Imam Syafi’i sendiri”, katanya. Demikian pendapat Imam Ahmad Bin Hanbal sendiri sebagai mencerminkan kebesaran dan keutamaan Imam Syafi’i. 38 Nasab dari pihak Bapak: Ayahnya adalah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin Sa’ib bin Abid bin Abdu Yazid bin Hisyam bin Muthalib bin Abdu Manaf bin Qusha bin Kilab bin Murrah, nasabnya dengan Rasulullah SAW. bertemu pada Abdu Manaf bin Qushai. Nasab dari pihak Ibu: Ibunya adalah Fathimah binti Abdullah bin Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Orang-orang mengatakan bahwa mereka tidak 38 Lokman Hakim, Tokoh-Tokoh Islam Dulu Dan Masa Kini, Johor Bahru: Bismi Publishers, August 1989, cet ke2, h. 231