Pendapat Imam Syafi’i Mengenai Status Hukum Pernikahan Wanita Hamil

Kalau sperma zina tidak dihargai, maka jelas ia tidak dapat menghalangi apalagi membatalkan akad nikah wanita hamil karena zina tersebut. 94 Menurut pendapat Imam Syafi’i lagi tentang pernikahan wanita hamil ini adalah, seorang wanita yang sedang hamil dari zina boleh dan sah dinikahi oleh laki-laki lain yang tidak menzinahinya, serta sesudah akad nikah mereka boleh melakukan hubungan suami istri. Argumentasi yang beliau kemukakan adalah sebagai berikut: 95 1. Firman Allah SWT. dalam surah an-Nisa’ ayat 24: E F 95 1 89: GH I ? J8: 95 G 1L MN O,PQ R8 ST UVNO W + 1 ﻥ M Artinya:“Dan Dihalalkan bagi kamu selain yang demikian yaitu mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina.” Q.S.An-Nis ’:4 :24 Menurut Imam Syafi’i, wanita yang sedang hamil dari zina tidak termasuk dari kategori wanita-wanita yang haram dinikahi oleh umat Islam sebagaimana disebut pada surah An-Nis ’ ayat 22-24. Oleh karena itu, wanita yang sedang 94 Imam al-Kabir ‘Ali Ibn Umar al-Darquthni, Sunan al-Darquthni, Beirut: Dar al-Fikr, t.th, h. 156 95 M.Hamdan Rasyid, Fiqih Indonesia Himpunan Fatwa-Fatwa Aktual, Jakarta: PT. Al- Mawardi, Prima, 2003, Cet. Pertama, h. 191 hamil dari zina boleh dan sah dinikahi oleh laki-laki lain yang tidak menzinahinya, serta sesudah nikah mereka boleh melakukan hubungan suami istri. 2. Wanita yang hamil dari zina tidak mempunyai ‘iddah, karena ‘iddah hanya diperuntukkan bagi wanita yang dinikahi secara sah atau melakukan wathi syubhat. Di samping itu, sperma laki-laki yang disiramkan ke rahim wanita secara tidak sah melalui zina, tidak akan menimbulkan hubungan nasab. 96 Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW. dalam hadits yang diriwayatkan Imam Abu Daud, sebagai berikut: P 4 =: { 2: 6 :ﺱ 51:7 S V:ﺹ 5 ﺏq ] U A A 97 Artinya:“…Sabda Rasulullah SAW. Anak Hubungan nasab adalah bagi suami yang menikahi secara sah. Sedangkan bagi pelaku zina memperoleh hukuman rajam dilempari batu”. Riwayat Abu Daud Jika wanita yang sedang hamil dari anak zina tidak boleh dan tidak sah dinikahi oleh laki-laki lain yang tidak mengzinahinya, maka akan menyulitkan wanita tersebut atau keluarganya, manakala laki-laki yang menghamilinya tidak 96 Ibid., h. 191-192 97 Muhamad syamsul al-Haq al-‘Adzim al-Abadi Abu at-Thoyyib, ‘Aun al-Ma’bud Syarah Sunan Abu Daud , Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, 1415, juz ke-6, h. 240 bertanggung jawab. Hal ini tentu akan menimbulkan rasa malu dan gangguan psikologis bagi wanita tersebut dan keluarganya. 98 Dari beberapa dalil di atas, Imam Syafi’i berpendapat bahwa akad nikah itu sah dan boleh mencampurinya sebelum perempuan itu melahirkan. Membolehkan atau menasahkan akad nikah lalu mencampurinya, karena Imam Syafi’i berpendapat bahwa air sperma itu tidak dihargai dan hukumnya tidak boleh dihubungkan dengan nasab. Beliau juga berpendapat bahwa sesungguhnya tidak ada kewajiban iddah bagi wanita penzina artinya wanita yang telah berzina boleh langsung dinikahi tanpa Iddah baik ia hamil tau tidak hamil dari perzinahan itu.

C. Pandangan Undang-Undang Keluarga Islam Mengenai Status Hukum Pernikahan Wanita Hamil

Institusi keluarga ialah institusi yang ulung dalam tamadun manusia. Aturan yang diwujudkan adalah sebagai panduan atau tatacara hidup dalam sebuah keluarga dan masyarakat. Bermula sejak Nabi Adam a.s. dan Islam sangat mengambil berat tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga. Al-Qur’an dan Sunnah meletakkan garis panduan dan aturan yang perlu diikuti. Aturan-aturan ini adakalanya disebut sebagai hududullah. Undang-undang Keluarga Islam memperincikan hukum-hukum kekeluargaan bermula dengan pertunangan, 98 Rasyid, Fiqih Indonesia Himpunan Fatwa-Fatwa Aktual, h. 193 perkawinan – wali, akad nikah, saksi, hak dan tanggungjawab dalam ikatan perkawinan sehinggalah kepada perceraian, nafkah, iddah dan hadanah. Ada hukum yang perlu dipatuhi dalam ikatan perkawinan seperti zihar, ila’, khiyar dan setelah berlaku perceraian seperti mutaah dan pembahagian harta, dan apabila berlaku kematian istri atau suami maka wujudlah hukum yang perlu yang dipatuhi seperti dalam hal perwarisan dan nafkah. Sebenarnya Islam telah menggariskan peraturan yang lengkap untuk panduan hidup berkeluarga. Pengabaian kepada aturan yang ditetapkan boleh mendatangkan kepincangan dan sengketa dalam rumah tangga. Orang-orang Islam di negeri ini telah tertakluk kepada Undang-undang negara dan Undang-Undang Keluarga Islam telah wujud dengan kedatangan Islam ke negeri ini pada kurun kelima belas. Undang-undang ini bukan saja ditadbirkan oleh Mahkamah Syariah akan tetapi juga oleh Mahkamah-mahkamah Awam. 99 Maka mengenai status perkawinan dengan wanita hamil hasil zina ini, bahwa di dalam Undang-undang Keluarga Islam Terengganu tidak memperuntukkan tentang pernikahan wanita hamil ini, karena di dalam Undang- undang Keluarga belum ada lagi enakman tentang perkawinan wanita hamil ini. Dan hasil dari wawancara penulis dengan Pegawai Agama Daerah Hulu 99 Yaacob Abdul Monir, Md Supi Siti Shamsiah, Manual Undang-Undang Keluarga Islam , Kuala Lumpur: Institut Kefahaman Islam Malaysia, 2006, cet-1, h. 1 Terengganu yaitu dengan Ustaz Mohd Noor, beliau mengatakan bahwa status pernikahan wanita hamil di dalam Undang-Undang Keluarga Islam Terengganu ini, statusnya sama saja dengan pernikahan orang biasa dan pernikahan ini dibenarkan dalam undang-undang keluarga Islam dan dikira sah di sisi Undang- undang Keluarga Islam. Sama ada dengan orang yang menzinahinya ataupun bukan. Maka prosedur pernikahan ini sama saja dengan pernikahan yang lain, dan harus memenuhi kesemua syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Undang- undang keluarga. 100 Di sini penulis akan menulis tentang cara-cara atau prosedur perkawinan di dalam Undang-undang keluaraga Islam Terengganu, prosedur permohonan perkawinan tersebut yaitu: Prosedur Permohonan Perkahwinan Negeri Terengganu Perkawinan Selain PoligamiWali RajaBawah Umur 1. Sebelum kebenaran perkawinan diberikan, seseorang itu perlu mengambil langkah-langkah berikut : 101 1. Mendapat borang permohonan kebenaran berkawin berharga RM1.00 setiap satu daripada : Jabatan Hal Ehwal Agama Terengganu Bahagian Undang-Undang Pentadbiran Keluarga Islam. Pejabat Agama Daerah berdekatan. Mengisi segala maklumat yang dikehendaki dalam borang tersebut dengan lengkap dan sempurna serta memastikan bahwa kedua-dua pasangan yang hendak berkawin itu tidak ada halangan dari segi syarak di samping mendapat persetujuan wali. Borang yang sudah 100 Wawancara Pribadi dengan Ustaz Mohd Noor Mohamad Pegawai Pejabat Agama Daerah Hulu Terenggnu, Terengganu, 23 Feb 2009. 101 http:www.jheat.terengganu.gov.myPROSEDUR20PERMOHONAN20PERKAH WINAN.html