Rukun Dan Syarat Perkawinan

perkawinan, dan tidak dapat terjadi suatu perkawinan, kalau tidak ada salah satu daripadanya, misalnya tiada lelaki atau wanitanya. Adapun Syarat, ialah suatu yang mesti ada dalam perkawinan, tetapi tidak termasuk salah satu bagian daripada hakikat perkawinan itu, misalnya: syarat wali itu lelaki, baligh, berakal dan lain-lain. Salah satu daripada Rukun perkawinan itu ialah sighah- aqad nikah- ijab dan Kabul. Maka perkawinan tidak sah, kalau tiada dilakukan dengan ijab Kabul. Rukun-Rukun Nikah itu adalah sebagai berikut: 22 1. Calon suami 2. Calon istri 3. Wali 4. Dua orang saksi 5. Siaghah aqad atau ijab Kabul. Dan syarat-syaratnya: 1 Syarat seorang suami: - Beragama Islam. - Nyata calon itu lelaki. - Lelaki diketahui dan tertentu. - Lelaki itu halal bagi calon istrinya. - Lelaki itu mengetahui bahwa calon istrinya halal baginya. 22 Osman Bin Jantan, Pedoman Mu’amalat Dan Munakahat Civil Transaction, Singapore: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2001, Cet kedua, 2006, h. 143-144. - Lelaki itu tahukan calon istrinya. - Tidak mempunya istri yang haram dimadukan. - Tidak dalam ihram, dan - Tidak sedang mempunyai empat orang istri. 2 Syarat seorang istri: - Beragama Islam atau ahli-kitab. - Nyata calon itu wanita bukannya khunsa. - Wanita yang halal. - Wanita tertentu. - Wanita yang telah memberikan izinnya untuk dinikahkan dengan calon suami, dan - Wanita yang bukan dalam ihram. 3 Syarat wali: - Beragama Islam. - Baligh lagi berakal. - Waras. - Adl dan tidak fasik ketika akad. - Tidak dalam ihram. - Bukan seorang safih atau orang yang dicabut wilayahnya ke atas hartanya sebab mubazzir dan boros, dan - Merdeka. 4 Syarat dua orang saksi: 23 - Beragama Islam. - Lelaki. - Baligh lagi berakal. - Mendengar. - Melihat. - Waras. - Adl tidak fasiq. - Mempunyai maruah. - Dia bukan wali yang melakukan akad nikah. - Faham perkataan ijab dan kabul, dan - Merdeka. 5 Aqad ialah Ijab dan Kabul ketika membuat perjanjian bernikah. Syarat Ijab: - Mestilah menggunakan kalimat atau sebutan nikah atau terjemahannya yang tepat. - Ijab hendaklah dari walinya atau wakilnya. - Nikah yang diakad itu bukan buat waktu yang terbatas. - Bukan dengan kata-kata sindiran, dan - Bukan dengan cara ta’liq-syarat yang masih tergantung. 23 Ibid, h. 144-145 Lafaz Ijab umpamanya: “Ya Osman Aku nikahkanmu dengan anakku, Hamidah binti Bidin dengan mas kawinnya sebanyak 50 dolar, tunai .” Syarat Kabul: - Jangan ada kelengahan masa di antara ijab dab Kabul. - Sesuai dengan kehendak ijab. - Dari bakal suami atau wakilnya. - Bukan dengan cara ta’liq. - Nikah tidak punya batas waktu. - Bukan dari kalimat sidiran, dan - Sebutkan nama bakal istri atau ganti namanya. Lafaz Kabul umpamanya: “Aku terimalah nikah Hamidah binti Bidin dengan mas kawin sebanyak yang tersebut .” 6 Ijab dab Kabul bagi akad nikah itu, dalam hal-hal atau keadaan yang tertentu bolehlah berlaku menurut ragam-ragam seperti berikut: - Dengan cakap atau isyarat jika cacat bertutur atau - Surat dari bakal suami danatau bakal istri menerusi walinya, atau. - Perutusan dari mana-mana pihak atau dari kedua-duanya. Surat hendaklah dibacakan di dalam majlis aqad oleh pihak yang berkuasa dalam pentadbiran dan perutusan hendaklah hadir, dalam majlis tersebut. 24 24 Ibid, h. 145-146

C. Tujuan dan Hikmah Perkawinan 1. Tujuan perkawinan

Tujuan perkawinan ialah menurut perintah Allah SWT. untuk memperoleh pergaulan yang sah dalam masyarakat, dengan mendirikan rumahtangga yang aman, damai dan teratur, 25 berdasarkan firman Allah SWT.: ? O5v X 1 0“  95 21 + 2 D‘e x1 a 67[ ” ? I •X JWO0 3 ? m [ om 6G X Artinya:“Maka berkawinlah Dengan sesiapa Yang kamu berkenan dari perempuan-perempuan lain: dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu bimbang tidak akan berlaku adil di antara istri-istri kamu maka berkawinlah dengan seorang sahaja.” Q.S.An-Nis ’: 4 : 3 Sabda Nabi SAW.: G7 6 7 S Gﺏ A= ﻡ T TﺱU S V:ﺹ 51:7 :ﺱ T ی X=ﻡ X Gﻡ I Yی ﻡ 1:Z 5ﻥ Z [J ? : G? 2: Gﻡ Y ی 51:=Z K? ﺏ 5ﻥ Z 5 ﺝ ] U : ﻡ 26 Artinya :“Dari Abullah Ibn Mas’ud r.a berkata: Rasulullah Saw bersabda kepada kami: “wahai pemuda, barang siapa yang telah mampu di 25 Jantan Osman, Pedoman Mu’amalat dan Munakahat, Singapura: Pustaka Nasional, 2001, cet,1. H. 133-134 26 Imam Abi al- Husain Muslim Ibn. Hajjaj Qusairy an-Naisabury, Shahih Muslim, Mishr: Darul Fikr,t. th, h. 1018 antara kamu untuk menikah, maka hendaklah menikah karena akan menunduk pandanganmu dan memelihara kehormatanmu, tetapi jika tidak mampu untuk berkawin berpuasalah, karena puasa itu merupakan perisai bagimu.” HR. Muslim Maka nyatalah, bahwa Allah SWT. dan RasulNya menganjurkan perkawinan, sebab itu ummat Islam berkawin karena mengikut perintah Allah. 27 Firman Allah SWT.: 4 1 W] = I ‚67ƒ 5 4 21 895O Wv n„ G … ? z f5 J † • hE[e 9: f k f 1 Gg.4 D I P M ‡ GH € =ˆ ‰Š8 † I 5SW= K M Artinya:“Dan di antara tanda-tanda Yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, Bahawa ia menciptakan untuk kamu Wahai kaum lelaki, istri-istri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikannya di antara kamu suami istri perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya Yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan yang menimbulkan kesedaran bagi orang-orang Yang berfikir”. Q.S.Ar-RNm : 30 : 21 Menurut keterangan ayat tersebut, nyatalah tujuan perkawinan, supaya kedua belah pihak suami dan istri tinggal serumah dengan aman damai serta cinta mencintai antara satu sama lain, bergaul secara budi pekerti yang baik dan halus bertimbangrasa. 28 Firman Allah SWT.: 27 Ibid, h. 134 28 Ibid, h. 134-135 [bRO–  O  [. D I •X [b .J bi SA ‘+—[X I ? [b 5 ˜ BS hE[•• ‹ X fR8 0 fR xh™ + Q, Artinya:“Dan bergaulah kamu Dengan mereka istri-istri kamu itu Dengan cara Yang baik. kemudian jika kamu merasai benci kepada mereka disebabkan tingkah-lakunya, janganlah kamu terburu-buru menceraikannya, kerana boleh jadi kamu bencikan sesuatu, sedang Allah hendak menjadikan pada apa Yang kamu benci itu kebaikan Yang banyak untuk kamu”. Q.S.An-Nis ’: 4 :19 Perkawinan yang tidak dapat mendirikan rumahtangga dengan rukun damai dan berkasih sayang serta cinta mencintai antara keduanya, maka ia telah menyimpang jauh dari tujuan perkawinan yang sebenarnya. 29

2. Hikmah Perkawinan Disyari’atkan

Islam menganjurkan perkawinan karena mempunyai banyak faedah dan hikmah, di antara hikmah pernikahan disyari’atkan yaitu:

a. Menyahut seruan fitrah manusia yang telah difitrahkan oleh Allah

Sesungguhnya naluri seks merupakan naluri yang paling kuat dan keras yang selamanya menuntut adanya jalan keluar. Bila mana jalan keluar tidak dapat memuaskannya maka banyaklah manusia yang mengalami kegoncangan dan kacau serta menerobos jalan yang jahat. 29 Ibid, h. 135