HASIL UJI BIODEGRADASI BIOPLASTIK PATI TALAS DENGAN

66 Gambar 4.16 Hasil Uji Ketahanan Air Bioplastik Pati Talas Dengan Kitosan dan Plasticizer Gliserol Pada Gambar 4.16 terlihat bahwa seiring bertambahnya variasi kitosan maka kemampuan bioplastik menyerap air dalam waktu tertentu juga akan semakin menurun, pada sampel bioplastik a kandungan pati 30 w, gliserol 1v dan kitosan 1 w memiliki daya serap air yang tinggi sebesar 60, pada sampel bioplastik b kandungan pati 30 w, gliserol 1v dan kitosan 1,5 w memiliki daya serap terhadap air sebesar 44,45 berkurang seiring dengan penambahan variasi kitosan, kemudian pada sampel bioplastik c kandungan pati 30 w, gliserol 1v dan kitosan 2 w memiliki daya serap terhadap air yang paling rendah yaitu sebesar 42,85. Semakin besar variasi khitosan akan mengakibatkan semakin kecil peluang air yang terserap. H al ini dikarenakan semakin besar variasi kitosan maka semakin banyak ikatan hidrogen yang terdapat dalam bioplastik sehingga ikatan kimianya akan semakin kuat dan sulit untuk diputus karena memerlukan energi yang besar untuk memutuskan ikatan tersebut [63]. Selain itu k itosan sebagai biopolimer telah memberikan sifat ketahanan air yang baik pada bahan bioplastik, dikarenakan sifat kitosan yang hidrofobik tidak suka air dan mudah mengalami biodegradasi [40].

4.10 HASIL UJI BIODEGRADASI BIOPLASTIK PATI TALAS DENGAN

KITOSAN DAN PLASTICIZER GLISEROL Biodegradasi adalah penurunan sifat-sifat dikarenakan oleh aksi mikroorganisme alam seperti bakteri dan fungi. Biasanya disebabkan adanya serangan kimia oleh enzim yang dihasilkan oleh organisme sehingga dapat menyebabkan pemutusan rantai polimer [48]. 60 44.44 42.86 10 20 30 40 50 60 70 1 1.5 2 W AT ER -A BS ORPT ION KITOSAN W Universitas Sumatera Utara 67 Uji biodegradasi bioplastik pati talas dengan kitosan dan plasticizer gliserol dilakukan dengan 3 metode yakni: 1 Tanpa bantuan bakteri EM-4, 2 Dengan bantuan bakteri EM-4 dan 3 Ditanam didalam tanah. Sedangkan bioplastik yang diuji adalah bioplastik pati talas dengan kitosan dan plasticizer gliserol pada temperatur 75 o C dengan komposisi: a Kandungan pati 30 w, gliserol 1v dan kitosan 1 w, b Kandungan pati 30 w, gliserol 2v dan kitosan 1,5 w serta c Kandungan pati 30 w, gliserol 3v dan kitosan 2 w. dibawah ini disajikan gambar hasil uji biodegradasi bioplastik pati talas dengan kitosan dan plasticizer gliserol. A B C D Gambar 4.17 Hasil Uji Biodegradasi Bioplastik Pati Talas Dengan Kitosan dan Plasticizer Gliserol Keterangan: A. Gambar persiapan awal metode 1 berwarna putih dan metode 2 berwarna coklat. B. Gambar hasil uji biodergradasi metode 1 berwarna putih dan metode 2 berwarna hitam setelah 10 hari. C. Gambar persiapan awal metode 3. D. Gambar hasil uji biodergradasi metode 3. Universitas Sumatera Utara 68 Dari gambar 4.17 diatas diperoleh perubahan massa bioplastik pati talas dengan kitosan dan plasticizer gliserol setelah uji biodegradasi yang disajikan dalam tabel 4.4 dibawah ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Biodegradasi Bioplastik Pati Talas Dengan Kitosan dan Plasticizer Gliserol Metode komposisi Perubahan Massa gr Persentase Hari ke-1 Hari ke-10 Hari ke-20 Hari ke-10 Hari ke-20 1 a 0.27 0.173 0.029 35.926 89.259 b 0.34 0.118 0.023 65.294 93.235 c 0.26 0.057 0.028 78.077 89.231 2 a 0.31 0.046 0.013 85.161 95.806 b 0.33 0.021 0.002 93.636 99.394 c 0.29 0.018 0.004 93.793 98.621 3 a 0.25 0.006 97.6 100 b 0.32 0.008 97.5 100 c 0.27 0.009 96.667 100 Dari tabel 4.4 terlihat bahwa uji biodegradasi bioplastik pati talas dengan kitosan dan plasticizer gliserol dengan ketiga metode memiliki hasil yang sangat berbeda. Uji biodegradasi bioplastik pada metode 1 Tanpa bantuan bakteri EM-4 secara aeobik setelah 10 hari mengalami perubahan massa komposisi a, b dan c masing-masing sebesar 35,926 ; 65,294 ; 78,077 dan setelah 20 hari mengalami perubahan massa komposisi a,b dan c masing-masing sebesar 89,259 ; 93,235 ; 89.231. Dari gambar 4.17 terlihat semakin lama bioplastik dibiarkan terbuka maka secara visual dapat dilihat terjadi pengerutan bioplastik karena kehilangan massa cairnya sehingga bioplastik terlihat rapuh. Uji biodegradasi bioplastik pada metode 2 Dengan bantuan bakteri EM-4 setelah 10 hari mengalami perubahan massa komposisi a, b dan c masing-masing sebesar 85,161 ; 93,636 ; 93,793 dan setelah 20 hari mengalami perubahan massa komposisi a,b dan c masing-masing sebesar 95,806 ; 99, 394 ; 98,621. Bakteri EM-4 adalah kultur campuran mikro yang terdiri dari bakteri Lactobacillus, Actinomyces, Streptomyces, ragi jamur dan bakteri fotosentik yang bekerja saling menunjang dalam dekomposisi bahan organik. Proses degradasi bahan organik dengan dengan bakteri EM-4 berlangsung secara fementasi baik dalam keadaan aerob maupun anaerob. Bakteri-bakteri ini akan mendegradasi bioplastik yang mengandung pati Universitas Sumatera Utara 69 dengan cara memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya melaui enzim yang dihasilkan dari bakteri tersebut. Proses ini akan menghasilkan senyawa-senyawa organik berupa asam amino, asam laktat, gula, alkohol, vitamin, protein dan senyawa organik lainnya yang aman terhadap lingkungan [65]. Dari gambar 4.17 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan warna medium bakteri EM-4 dan terjadi perubahan pada bioplastik yang timbul sobekan pada bagian luar setelah 10 hari. Uji biodegradasi bioplastik pada metode 3 Ditanam didalam tanah yang digunakan adalah metode soil burial test [66] setelah 10 hari mengalami perubahan massa komposisi a, b dan c masing-masing sebesar 97,6 ; 97,5 ; 99,667 dan setelah 20 hari mengalami perubahan massa komposisi a,b dan c masing-masing sebesar 100. Dari gambar 4.17 dapat dilihat bahwa film plastik yang diuji didalam tanah mengalami degradasi dalam waktu 10 hari yang ditunjukkan dengan terkoyaknya permukaan film plastik dan habis terurai setelah 20 hari. Hal ini dikarenakan bahwa film plastik yang terbentuk mengandung gugus hidroksil OH-- dan gugus karbonil CO dan juga ester CH gugus tersebut menandakan bahwa bioplastik ini mampu terdegradasi dengan baik di dalam tanah. Setelah 20 hari penanaman bioplastik tidak ditemukan kembali atau dengan kata lain telah terdegradasi secara sempurna. Dari hasil pengujian dengan ketiga metode diatas, bioplastik pati talas dengan kitosan dan plasticizer gliserol dapat dikatakan sebagai plastik yang ramah lingkungan. Universitas Sumatera Utara 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN