50
4.3 KARAKTERISTIK HASIL ANALISA FT-IR PATI TALAS, KITOSAN,
BIOPLASTIK PATI TALAS TANPA PLASTICIZER GLISEROL DAN
KITOSAN, BIOPLASTIK PATI TALAS DENGAN PLASTICIZER
GLISEROL TANPA PENGISI KITOSAN SERTA BIOPLASTIK PATI TALAS DENGAN KITOSAN DAN
PLASTICIZER GLISEROL
Karakteristik hasil analisa FT-IR Fourier Transform Infra Red pati talas, kitosan, bioplastik pati talas tanpa plasticizer gliserol dan kitosan, bioplastik pati talas
dengan plasticizer gliserol tanpa pengisi kitosan serta bioplastik pati talas dengan kitosan dan plasticizer gliserol dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan gugus
fungsi dan spektrum yang terbentuk. Karakteristik hasil analisa FT-IR bioplastik pati
talas dengan kitosan dan plasticizer gliserol disajikan pada gambar 4.11 dibawah ini.
Gambar 4.3 Karakteristik Hasil Analisa FT-IR Pati Talas, Kitosan, Bioplastik Pati Talas Tanpa Plasticizer Gliserol dan Kitosan, Bioplastik Pati Talas Dengan
Plasticizer Gliserol Tanpa Pengisi Kitosan Serta Bioplastik Pati Talas Dengan
Kitosan dan Plasticizer Gliserol
Universitas Sumatera Utara
51 Tabel 4.3 Karakteristik Hasil Analisa FT-IR Pati Talas, Kitosan, Bioplastik Pati
Talas Tanpa Plasticizer Gliserol dan Kitosan, Bioplastik Pati Talas Dengan Plasticizer Gliserol Tanpa Pengisi Kitosan Serta Bioplastik Pati Talas Dengan
Kitosan dan Plasticizer Gliserol Bilangan Gelombang cm
-1
Gugus Fungsi 3700-3100
Vibrasi regang O-H dan N-H 3200-2850
Vibrasi regang C-H 2700-1850
Vibrasi ikatan ganda tiga 1950-1550
Vibrasi ikatan ganda dua 1400-1300
Vibrasi regang ikatan ganda tanpa C 1300-1000
Vibrasi senyawa aromatik lentur C-H didalam bidang 900-600
Vibrasi senyawa aromatik lentur C-H diluar bidang Sumber: Pavia et al., 2001
Dari gambar 4.3 diperoleh hasil analisa FT-IR pati talas terdiri atas gugus O- H, C-H, C=O, C-O-H, C-O dan C-O-C. Hasil analisa FT-IR pati talas tersebut sudah
mewakili kandungan pati talas yang tersusun oleh amilosa dan amilopektin serta glukosa pereduksi C
6
H
10
O
5
n [27]. Dari hasil analisa FT-IR terlihat bahwa kitosan memiliki gugus N-H, C-H, O-
H, C=O, C-O-H, C-O dan C-O-C. Hasil analisa FT-IR kitosan tersebut sudah mewakili kandungan kitosan yang mempunyai rumus umum C
6
H
9
NO
3
n atau disebut sebagai poli ß1,4-2-amino-2-Deoksi-D-Glukopiranosa yang tersusun oleh gugus amino dan
hidroksil [41] serta memiliki struktur kimia yang mirip dengan selulosa dan lignin [38]. Dari gambar 4.3 dapat ditentukan derajat deasetilasi DD pada kitosan. Derajat
deasetilasi menunjukkan berkurangnya gugus asetil dari kitin menjadi gugus amino pada kitosan. Untuk menentukan DD pada penelitian ini menggunakan metode base
line sesuai dengan Moore and Robert, 2002. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran B.4, kitosan dari cangkang udang yang digunakan memiliki DD sebesar 73,772.
Dari gambar 4.3 diperoleh karakteristik bioplastik pati talas tanpa plasticizer gliserol dan tanpa pengisi kitosan dan bioplastik pati talas dengan plasticizer gliserol
tanpa pengisi kitosan memiliki gugus fungsi yang sama, tetapi spektrum bioplastik pati talas dengan plasticizer gliserol tanpa pengisi kitosan berada dibawah spektrum
bioplastik pati talas tanpa plasticizer gliserol dan tanpa pengisi kitosan. Hal tersebut disebabkan penambahan plasticizer gliserol yang mengingkatkan mouisturaizer
content larutan pati sehingga granula pati semakin bebas bergerak. Dari hasil analisa
Universitas Sumatera Utara
52 FT-IR pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan gugus fungsi pada pati
pada bilangan gelombang 3765,05 cm
-1
yang menunjukkan gugus O-H dari regangan alkohol dan phenol, pada bilangan gelombang 2831,50 cm
-1
yang menunjukkan gugus C-H dari regangan alkana, pada bilangan gelombang 2056,17 cm
-1
yang menunjukkan gugus C=H dari regangan eter, pada bilangan gelombang 1762,92 cm
-1
yang menunjukkan gugus C=O dari regangan ester, pada bilangan gelombang 1338,60cm
-1
yang menunjukkan gugus C-O-H dari regangan CH
3
, pada bilangan gelombang 1203,58 cm
-1
yang menunjukkan gugus C-O dari regangan ester, pada bilangan gelombang 1006,84 cm
-1
yang menunjukkan gugus C-O-H dari regangan eter dan pada bilangan gelombang 929,69 cm
-1
yang menunjukkan gugus C-H dari regangan cincin aromatis benzene.
Dari gambar 4.3 diperoleh spektrum bioplastik pati talas dengan pengisi kitosan dan plasticizer gliserol berada diatas spektrum bioplastik pati talas tanpa
plasticizer gliserol dan tanpa pengisi kitosan dan bioplastik pati talas dengan plasticizer gliserol tanpa pengisi kitosan. Dari hasil analisa FT-IR pada gambar 4.3
dapat dilihat bahwa terbentuk gugus O-H pada bilangan gelombang 2360,87 cm
-1
. Hal tersebut menunjukkan adanya interaksi antara pati talas, gliserol dengan kitosan
sebagai penguat dengan terjadinya perubahan gugus fungsi dan terbentuknya gugus O- H yang diperoleh dari hasil analisa FT-IR.
Universitas Sumatera Utara
53
4.4 PENGARUH VARIASI PENGISI KITOSAN DAN