BAB IV ANALISIS TEKSTUAL ONANG-ONANG
4.1 Kajian Tekstual
Hal yang perlu dikaji pada onang-onang berikut adalah struktur dan makna onang-onang. Unsur yang akan di analisis adalah makna pada teks, gaya bahasa dan
juga struktur teks. Teks onang-onang terdiri dari bagian-bagian sebagai doa dan nasehat kepada pengantin begitu juga kepada keluarga pengantin. Dalam menganalisis
onang-onang, penulis membatasinya pada onang-onang namora pule. Paronang-onang menyanyikan onang-onang tidak hanya dengan bahasa sehari-
hari namun di dalamnya juga terdapat kata yang memiliki makna yang tidak mengandung pengertian yang harafiah.
Pada contoh teks berikut: Leng mulak ma on hata baya di lidung i
ingin kami sampaikan kembali Tu hamu baya dua simanjujungi
kepada kedua pengantin Secara harafiah kata simanjujung artinya adalah kepala tetapi dalam teks
tersebut sebenarnya digunakan untuk melambangkan kedua pengantin yang akan diberkati.
Tatap hamu bo amang da baboru munu i lihatlah bapak anakmu yang
menikah ini Songoni dohot namboru munu i
dan juga ibu Di na dolok na marpabaya rumpean i
yang memiliki sikap kehormatan
Di na holong le marsiluat tunas I yang bangga kepada kedua orang
tua Dolok memiliki arti sebagai bukit dan rumpean memiliki arti sebagai tempat
tinggal. Namun pada kalimat tersebut menunjukkan kepada sikap kedua mempelai yang menjunjung tinggi rasa hormat kepada kedua orang tua. Dan kata tunas
sebenarnya memiliki arti tunas pohon, namun pada kalimat tersebut tunas menunjukkan kepada orang tua, karena tunas adalah awal munculnya sebuah pohon.
Dengan melihat beberapa makna pada onang-onang namora pule dibawah ini, penulis mendapatkan beberapa makna yang bukan merupakan makna sebenarnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Istilah, arti, dan makna onang-onang pada namora pule. No Istilah
Arti Makna
1. Simanjujung
Kepala Kedua pengantin
2. Dolok – rumpean Bukit
Tempat yang menunjukkan penghormatan tinggi.
3. Tunas
Tunas Kedua orang tua yang telah
melahirkan dan membesarkan.
4. Ampuan
Pangkuan Meminta maaf
5. Mangatta ari
Gelap Tidak mengenal lelah
6. Ancimun
Mentimun Keluarga yang erat
Kalimat yang dipakai dalam onang-onang namora pule tersebut adalah teks yang mengandung unsur bahasa yang lembut halus untuk menggambarkan sesuatu dan
merupakan suatu perlambangan. Selain mengandung unsur bahasa yang halus, onang-onang juga memiliki gaya
bahasa metafora yaitu gaya bahasa yang mendeskripsikan sesuatu yang diungkapkan dengan kata lain atau disebut juga makna kiasan.
Pada kalimat tersebut simanjujung artinya kepala yang merupakan metafora dari pengantin. Tunas yang mempunyai arti sebagai tunas pohon namun merupakan
metafora dari orang tua sebagai yang mengawali lahirnya pengantin anak. Pada teks lain:
Nangke hamu parurat da ancimun i kepada keluarga yang hidup erat
Onma boti hape baya jolo do ngoluni inilah yang harus dijalani
Ancimun adalah buah mentimun yang dimetaforakan menjadi keluarga yang erat. Dalam teks kalimat tersebut, ancimun mentimun telah menjadi lambang karena
mentimun adalah jenis tanaman yang merambat dan ini merupakan pengertian bahwa keluarga harus saling mengikat dan berhubungan erat.
4.2 Struktur Teks