Mangupa Manabalkon Goar Musik Dalam Upacara Adat Nagodang Melodi

. Gbr7. Patuaekkon

3.4.4 Mangupa

Sesudah dari tapian raya bangunan, mereka kembali ke bagas godang untuk diupa. Mereka akan diupa oleh keluarga dan dinasehati dimulai dari suhut bolonan namarkahanggi, hombarsuhut, anakboru, pisangraut, kemudian dilajutkan oleh ama. Setelah itu Harajaon bonabulu, haruaya mardomu bulung menyampaikan nasehat. Setelah mereka diupa mereka kemudian diberi makan telur ayam baik kepada bayo pangoli maupun kepada boru nanioli dan makan bersama. Dan setelah makan bersama maka upacara adat diakhiri dengan marbagi labo. Gbr8. Mangupa

3.4.5 Manabalkon Goar

Manabalkon goar artinya memberi gelar kepada kedua pengantin. Dalam upacara perkawinan adat nagodang, pengantin laki-laki akan diberi gelar yang baru seperti yang telah dimiliki oleh orangtua mereka. Gelar ini hanya diberikan kepada keturunan raja dan yang mengadakan pesta adat nagodang. Kebanyakan gelar ini diambil dari gelar kakek atau ayah dari pengantin, namun bisa saja nama ini diusulkan oleh keluarga kepda raja-raja adat. Nama-nama yang sering mereka gunakan adalah Sutan…, Mangaraja…, atau Baginda…. Dan setelah mereka mendapatkan gelar, maka nama yang paling sering mereka pergunakan adalah nama mereka setelah ditabalkan. Bahkan dalam menyebut dan memanggil nama, lebih sering mempergunakan gelar tersebut.

3.4.6 Musik Dalam Upacara Adat Nagodang

Seluruh rangkaian upacara adat nagodang diiringi oleh gondang yang juga merupakan repertoar yang dimainkan bersamaan dengan tor-tor adatnya. Gondang tersebut adalah gondang Suhut Sihabolonan, gondang Kahanggi, gondang Anak boru, gondang Pisang Raut, gondang Mora, gondang Harajaon, gondang Panusunan Bulung, gondang Namora Pule, gondang Naposo Bulung muda-mudi.

4.5.1 Melodi

Semua repertoar ini akan dimainkan secara bertahap sesuai dengan tahapan upacaranya. Pada umumnya semua gondang ini memiliki melodi yang sama dan sedikit variasi di dalamnya hanya memiliki lirik yang berbeda. Melodinya biasanya berasal dari vokal yang disebut onang-onang dan juga melalui suling. Ketika gondang mulai dimainkan, yang pertama sekali muncul adalah bunyi suling yang kemudian di lanjutkan dengan vokal dengan nada dasar yang sama. Contoh bentuk dari melodinya dapat dilihat sebagai berikut: Pada bar yang kedua setelah bunyi suling, maka paronang-onang mulai bernyanyi sementara suling tidak dimainkan lagi. Suling akan kembali dimainkan ketika paronang-onang mulai memberi jeda istirahat pada nyanyiannya dan diisi dengan bunyi suling. Dan apabila melihat bagaimana bentuk melodinya maka akan terlihat seperti berikut : Dari betuk melodi di atas, penulis mendapatkan motif awal dari nada E dengan nada dasar C mayor. Untuk melihat bagaimana hubungan antara melodi dengan gendang, gong, tali sasayat terlihat sebagai berikut: Materi melodi yang ditampilkan akan tetap sama dan berulang ulang, sementara teksnya berubah-ubah sesuai dengan kondisi keadaan upacara. Hal ini disebut dengan formula melodi yang bersifat stropic. Sehingga ketika mendengar onang-onang, maka akan lebih terfokus kepada teks bukan kepada melodi.

4.5.2 Nada