Sejarah Terbentuknya Kampung Desa

BAB II IDENTIFIKASI LOKASI PENELITIAN

2.1 Sejarah Terbentuknya Kampung Desa

Siregar 1977:111 menuliskan bahwa daerah Sipirok dahulu terdiri dari kesatuan tiga daerah yaitu Sipirok, Baringin-Bunga Bondar dan Parau Sorat yang akhirnya menjadi suatu kecamatan dengan ibukota kecamatan Sipirok. Ketiga daerah tersebut merupakan daerah yang terdiri dari wilayah perkebunan dan sawah. Menurut sejarah atau keterangan-keterangan dari orang-orang tua, kalau hendak mendirikan suatu huta kampung pada waktu dahulu ialah dengan berangkatnya suatu kelompok yang terdiri dari tiga unsur yang dikenal pada orang Batak Angkola-Sipirok ialah: 1. Suhut Marhamaranggi 2. Anakboru, yaitu pihak pemberian boru 3. Mora, yaitu pihak pengambilan boru Sesampainya mereka ke tempat yang dituju untuk mendirikan kampung tersebut, mereka menanam tiga macam tanaman yang merupakan lambang suatu huta atau desa. Adapun tanaman yang dimaksud ialah: 1. Pohon Beringin, yang dalam Bahasa Daerah disebut namanya haruaya tambang baringin. 2. Pohon Bambu, yang disebut dalam Bahasa Daerahnya bulu hait madungdung. 3. Sirih, yang disebut burangir na naharpean na marjungjungkon hayu jalakan. Apabila ketiga jenis tanaman ini tumbuh dengan baik merupakan suatu pertanda bahwa tempat itu dapat dijadikan huta, seandainya tidak mau tumbuh maka tempat itu ditinggalkan. Sesudah itu mereka mulai menetapkan dimana tempat untuk pendirian rumah nanti dan dimana tempat yang akan dijadikan persawahan, perladangan dan perkebunan. Dengan bekerja keras mereka membuat lahan persawahan, perkebunan kopi dan berusaha untuk menanam tanaman yang dapat memberikan mereka makanan. Setelah tersebar ke seluruh kampung bahwa daerah tersebut memiliki lahan yang baik untuk dijadikan mata pencaharian, maka banyaklah orang-orang datang mengunjungi dan menetap di kampung tersebut. Semakin lama akhirnya semakin bertambah jumlah orang yang menetap sehingga mulailah terbentuk suatu komunitas dengan adat. Adat yang mereka bentuk adalah adat yang sebelumnya dipakai oleh kelompok sipungka huta yang membentuk kampung ketika masih berada di kampung awal. Setiap orang yang datang ke kampung itu diberikan tanah untuk membangun rumah, tanah untuk bersawah, tanah untuk berkebun yang disebut “Salipi na tatar” dan tidak boleh dijual jikalau mereka pindah atau meninggalkan kampung supaya bisa diberikan kepada yang lain apabila mereka menetap. Maka saat ini ada unsur-unsur penting dalam kampung huta yang terdiri dari: 1. Yang membuka kampung, yaitu Suhut Na Marhamaranggi 2. Anakboru, yaitu Suhut Na Marhamaranggi 3. Mora ni Suhut Na Marhamaranggi 4. Parripe, yaitu yang berdatangan sesudah kampung di buka Mereka juga membentuk peradaton, sehingga terbentuklah Lembaga Adat di kampung dengan fungsionaris adatnya. Tetapi supaya fungsionaris ini berkekuatan haruslah lebih dahulu bonabulu itu diresmikan menurut adat penuh agar kampung itu berstatus bonabulu. Apabila kampung tersebut sudah berstatus bonabulu maka peradatan yang ada dihuta itu sudah dapat berdiri sendiri artinya telah dapat melaksanakan pekerjaan adat yang penuh. Oleh sebab itu harus ada sitiop gagang sitiop adat dohot uhum 9 1. Harajaon. Harajaon ini yang berasal dari sipungka huta itu. , maka terbentuklah yang bernama fungsionaris adat. Adapun yang termasuk fungsionaris adat di kampung itu ialah: 2. Hatobangon. Ini adalah perwakilan-perwakilan dari parripe yang ada di kampung dengan persyaratan mereka ini harus sanggup mengisi ampang yang memiliki ukuran isi yang isinya kira-kira 32 canting beras pada saat ada kerja adat di kampung apakah itu sukacita ataupun dukacita. Sehubungan dengan fungsionaris adat yang disebut di atas, maka terbentuklah Raja Bonabulu yaitu Harajaon, ada Anakboru Bonabulu, yaitu anakboru yang ikut mendirikan hutakampung, Mora Bonabulu yaitu mora yang ikut mendirikan hutakampung tersebut. Raja itulah yang dapat mengetahui segala sesuatu tentang hal adat dan uhum hukum di kampung tersebut, tetapi untuk melaksanakannya maka hal itu diserahkan kepada Orangkaya, pelaksanaan adat itulah yang disebut ugari. 9 Yang dimaksud disini adalah tokohorang yang memegang teguh adat dan hukum adat fungsionaris adat.

2.2 Typology Desa Bunga Bondar