apa yang menjadi isi dari syairlirik yang terdapat pada nyanyian onang-onang. Kemudian penulis akan menganalisis makna yang terkandung di dalamnya.
Onang-onang sebagai musik vokal yang dipakai dalam upacara perkawinan masyarakat Angkola-Sipirok merupakan suatu media komunikasi untuk
menyampaikan maksud dan tujuan upacara perkawinan diadakan. Gondang adalah musik dan juga merupakan lagu. Dengan gondang, masyarakat
di luar etnis Angkola-Sipirok dapat memahami kebudayaan masyarakat Angkkola- Sipirok karena gondang memiliki fungsi yang sangat penting dalam konteks adat yaitu
sebagai media komunikasi dan ekspresi. Masyarakat menurut Koentjaranigrat 1986:160 adalah suatu kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi dan bertingkah laku menurut suatu sistem adat tertentu yang bersifat kontinu, dimana setiap anggotanya terikat oleh satu rasa identitas bersama.
Masyarakat Bunga Bondar adalah masyarakat yang berinteraksi melalui sistem adat yang disebut adat dalihan na tolu. Kehidupan masyarakat Angkola-Sipirok di desa
Bunga Bondar juga terikat oleh satu rasa identitas bersama. Identitas ini dapat dilihat dari kelompok marga yang tidak terlalu banyak dan masih dalam ikatan keluarga satu
darah sehingga kehidupan masyarakat Bunga Bondar sangatlah rukun dan saling bersatu di dalam setiap acara adat bahkan dalam kegiatan-kegiatan adat lainnya.
1.4.2 Teori
Musik nyanyian onang-onang merupakan bagian penting pada upacara pernikahan adat Angkola-Sipirok. Menurut Merriam 1964:6, suara musik adalah hasil
proses perilaku manusia yang terbentuk berdasarkan nilai-nilai, sikap dan kepercayaan
dari masyarakat yang berbeda di dalam suatu kebudayaan. Demikian juga halnya dengan onang-onang yang dibentuk oleh adat istiadat, peradaban dan budaya suku
Angkola-Sipirok. Sehingga untuk dapat memahami kebudayaan Angkola, kita dapat belajar dari kebudayaan musiknya nyanyian onang-onang.
Malm 1977:9 mengatakan bahwa musik juga mempunyai hubungan dengan tekstual. Dalam menganalisis tekstual disini, penulis tidak hanya mencari apa yang
menjadi arti dari syair yang dinyanyikan. Namun mencari makna yang terkadung dalam nyanyian onang-onang dan melihat karakteristik dari kebudayaannya. Oleh
karena itu, menurut Mennheim dalam Bustan
8
Menurut Palmer 2003:9
hermeneutika merupakan studi pemahaman makna teks sebagai uraian kesan manusia. Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa, makna sebuah
agar dapat mengungkapkan makna, perlu dibedakan beberapa pengertian antara lain: 1 penerjemah atau translation, 2
tafsir atau interpretasi, 3 ekstrapolasi dan 4 pemaknaan atau meaning. Menurut Mennheim,
“T
erjemah merupakan upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama dengan media berbeda. Mengacu pada materi terjemahan,
dibuat penafsiran untuk mencari latar belakang dan konteksnya guna menemukan konsep yang lebih jelas. Ekstrapolasi bertujuan
menangkap berbagai fenomena di balik yang tersajikan berdasarkan kemampuan daya pikir manusia pada tataran empirik logik.
Ekstrapolasi identik dengan pemaknaan, namun pemaknaan adalah upaya lebih jauh dari penafsiran karena, selain memerlukan
kemampuan integratif manusia berupa kemampuan inderawi, kemampuan daya pikir, dan kemampuan akal budi, pemaknaan
menjangkau hal-hal yang bersifat etik dan transendental
.”
8
Lihat www.google.com artikel “Linguistik oleh Fransiskus Bustan dengan judul Makna Lagu Ara Dalam Ritual Penti Pada Guyup Tutur Etnik Manggarai Di Flores”. Vol 15, No 28. Maret 2008.
teks sebagai hasil cipta karya dan rasa manusia teranyam dalam satu kesatuan dengan kebudayaan yang mewadahinya.
Hermeneutik mencakup dalam dua fokus perhatian yang berbeda dan saling berinteraksi yaitu 1 peristiwa pemahaman teks, dan 2 persoalan yang lebih
mengarah mengenai apa pemahaman dan interpretasi itu. Ada tiga bentuk kata kerja dari hermeneutik, yaitu: 1 mengungkapkan kata-
kata; 2 menjelaskan, seperti menjelaskan situasi; 3 menerjemahkan, seperti di dalam transliterasi bahasa asing Palmer 2003:10. Ketiga makna itu diwakilkan
dengan bentuk kata kerja Inggris “to interpret”. Dengan demikian interpretasi dapat mengacu kepada tiga persoalan yang berbeda: pengucapan lisan, penjelasan yang
masuk akal, dan transliterasi dari bahasa lain Palmer 2003:16. Dalam pengertian ini interpretasi adalah bentuk dari perkataan. Demikian juga,
perkataan lisan atau nyanyian juga termasuk sebuah interpretasi Palmer 2003: 23. Nyanyian memiliki sesuatu untuk diekspresikan dan melalui nyanyian teks lisan ada
pesan-pesan yang disampaikan. Pesan tersebut berasal dari teks lisan yang diekspresikan sehingga membawa makna tersendiri yang terkadang tersembunyi.
Dengan mengetahui pesan dari teks lisan dalam hal ini nyanyian maka akan lebih mudah melihat maknanya. Namun dalam mencari makna, Palmer menganjurkan untuk
terlebih dahulu melihat konteksnya. Onang-onang adalah nyanyian yang memiliki isi tentang doa, nasehat, menceritakan latar belakang keluarga. Melalui isi nyanyian ini
dapat dilihat konteks yang terdapat pada onang-onang.
Oleh karena itu, mekanisme penafsiran makna teks harus selalu mengacu pada konteks sosial budaya.
Untuk mendeskripsikan upacara perkawinan, penulis memakai teori unsur- unsur pendukung upacara seperti yang dikemukakan oleh Koenjtaraningrat.
1985:243. Koenjtaraningrat menyatakan bahwa upacara terbagi atas empat komponen yaitu :
1 Tempat upacara
2 Saat upacara
3 Benda- benda dan alat upacara
4 Pemimpin dan peserta upacara
Untuk mendeskripsikan musiknya, penulis menggunakan pendekatan Bruno Nettl 1963:98 tentang transkripsi dimana dikatakan bahwa ada dua hal yang
dilakukan dalam mendeskripsikan musik, yaitu 1 kita mendengar dan mendeskripsikan musik, 2 kita dapat menuliskannya dalam bentuk tulisan dan
mendeskripsikan apa yang kita lihat.
1.5 Metode Penelitian