35
Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang
lebih kuat dibanding yang lain. Arah perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan apakah perasaan itu
baik atau buruk. Misalnya senang pada pelajaran dimaknai positif, sedang kecemasan dimaknai negatif.
Bila intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka karakteristik afektif berada dalam suatu skala yang kontinum. Target
mengacu pada objek, aktivitas atau arah ide dari perasaan. Bila kecemasan merupakan karakteristik dari afektif yang ditinjau, ada beberapa
kemungkinan target. Peserta didik mungkin bereaksi kesekolah, situasi sosial atau pembelajaran. Tiap unsur ini bias merupakan target kecemasan.
Kadang-kadang target ini diketahui oleh seseorang namun kadang-kadang tidak diketahui. Sering kali peserta didik cendrung sadar bahwa
kecemasannya adalah tes. Pembelajaran afektif adalah strategi yang bukan hanya bertujuan
untuk mencapai pendidikan kognitif saja, akan tetapi juga bertujuan untuk mencapai dimensi yang lainnya yaitu sikap dan keterampilan afektif
berhubungan dengan volume yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seserorang yang tumbuh dari dalam, afeksi juga dapat muncul
dalam kejadian behavioral yang diakibatkan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Sikap afektif erat kaitannya dengan nilai yang dimiliki
oleh seseorang, sikap “merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki, oleh karenanya pendidikan sikap pada dasarnya adalah pendidikan nilai”.
60
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif, tetapi juga menghasilkan kecakapan
ranah afektif. Peningkatan kecakapan afektif ini, antara lain, berupa “kesadaran beragama yang mantap”.
61
60
Sofan Amri, dkk. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran, Jakarta: Pestasi Pustaka,2010, 208-209
61
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar, Jakarta : PT Logos Wacana Ilmu, 1999, h. 51
36
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik afektif menurut pendapat para ahli adalah memilki dua kriteria yaitu pertama perilaku yang melibatkan perasaan
individu dan emosi seseorang. Kedua, perilaku tipikal atau perilaku seseorang atau sifat yang dimiliki seseorang dalam menilai suatu objek tertentu.
Menurut para pakar psikologi sikap adalah sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan adalah perasaan mendukung atau memihak favorable
maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable pada objek tersebut. Jadi dari semua definisi diatas adalah mereka mengatakan bahwa sikap
tidak lain adalah penilaian afek positif atau negatif terhadap suatu objek.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metodologi penelitian yang terdiri dari Pendekatan Penelitian, Lokasi Penelitian, Pengumpulan Data yang terdiri dari sumber data,
jenis data, dan Cara dan alat Bantu Pengumpulan Data, Validitas Data, dan
Pengolahan dan Analisis Data.
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yang didasari oleh keinginan untuk mengetahui gejala-gejala psikologis-afektif siswa di saat dan
setelah mengikuti pembelajaran berbantuan media gambar animasi. Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari
perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah ‘makna dari gejala-gejala sosial dan
budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu”.
1
Penelitian ini mengenai efektifitas media gambar animasi tehadap pengembangan afeksi siswa ini adalah suatu penelitian kualitatif. Moleong
menyimpulkan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan
1
Burhan Bugin, Sosiologi Komunikasi Teori Paradigma dan Diskusi Teknologi Komunikasi di Masyarakat
, Jakarta : Kencana, 2008, h. 302.
37
38
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
2
Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam- dalamnya melalui pengumpulan data . Riset ini tidak mengutamakan besarnya
populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas.
3
Berdasarkan judul yang penulis ambil, maka dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini mempunyai ciri khas yang
terletak pada tujuannya, yaitu mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan efektivitas media gambar animasi terhadap pengembangan
afektif siswa. Jadi pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan “data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari organisasi dan perilaku
yang dapat diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan individu tersebut secara holistic”.
4
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPI Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan No. 7-8. Pemilihan SMPI Al-Ikhlas berdasarkan karena Sekolah Menengah Pertama
Islam Al Ikhlas Cipete Jakarta Selatan berawal dari Yayasan Masjid Al Ikhlas yang didirikan pada tanggal 14 April 1967, dengan Akte Notaris R.Soerojo
wongsowidjojo, SH., Nomor 24 tanggal 31 juli.1967, yang kemudian diperbaiki melalui Akte Notaris NY. Yetty Taher, SH., No. 77, tanggal 30 Oktober 1995.
Melalui surat keputusan Dekdikbud DKI Jakarta Selatan No: 2811.O1G4IL’88, tanggal 4 juli 1986, SMP Islam Al Ikhlas resmi berdiri yang
terletak di Jln Cipete III, Cilandak Jakarta Selatan, yang menjadi kepala sekolah saat ini yaitu Drs. H. Prasetyo.
2
Lexy J. Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 5-6
3
Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran,
Jakarta : Kencana, 2008, h. 56.
4
Sanapiah Fasila, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2007, h.20.