Efektivitas Media Gambar Animasi

19 Kata efektif, menurut kamus kata serapan yang berarti akibat, hasil, tepat dan berguna. Jadi efektivitas mempunyai arti “keadaan berakibat atau mencapai hasil yang baik.” 30 Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa “efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, terbentuknya kompetensi, ketepatan waktu dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Masalah efektivitas biasanya berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.” 31 Jadi efektivitas dalam pembelajaran yang menggunakan media dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum, pada saat belajar dan setelah proses pembelajaran berlangsung dengan berbantuan media gambar animasi. Penggunaan media gambar animasi yang efektif dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis, sebagai berikut: 1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Pengalaman masing-masing individu beragam karena kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam pengalaman yang dimiliki mereka. 2. Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak hal yang sukar untuk dialami secara langsung oleh siswa didalam kelas, seperti objek yang terlalu besar atau terlalu kecil gerakan-gerakan yang diamati terlalu cepat atau terlalu lambat, maka dengan melalui media akan dapat diatasi kesukaran tersebut. 3. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting sesuai dengan yang ingin dicapai. 4. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkret dan realistis. 30 Surawan Martinus, Kamus Kata Serapan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001, h.145. 31 E. Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta : Bumi Aksara,2009, h.173 20 5. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Dengan menggunakan media, horizon pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap, sehingga keinginan dan minat baru untuk belajar selalu timbul. 6. Media dapat membangkitkan pengalaman yang integral dari suatu yang kongkrit sampai kepada yang abstrak. Sebuah film tentang suatu benda atau kejadian yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa, akan dapat memberikan gambaran yang kongkrit tentang wujud, ukuran dan lokasi. 32 Dengan adanya media dalam proses pembelajaran, dapat membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran, juga dapat membangkitkan minat dan semangat belajar siswa menjadi besar. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya media, siswa dapat pengalaman baru dalam belajar dan semangat dalam memahami suatu pelajaran yang diajarkan oleh guru. B . Tingkatan Ranah Afektif Dalam Proses Pembelajaran 1. Pengertian Afektif Dikutip dari kamus C.P. Chaplin “ attitude sikap atau pendirian satu predisposisi atau kecenderungan yang relative stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau mereaksi dengan satu cara tertentu terhadap pribadi lain, objek atau persoalan tertentu. 33 Kata afektif menurut Surawan Martinus dalam kata serapan berarti “bersifat, berhubungan dengan cinta kasih saying”. 34 Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia afektif mempunyai arti berkenaan dengan perasaan seperti takut, cinta, keadaan perasaan yang mempengaruhi keadaan 32 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatnnya,... 99 33 C.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : PT RajaGrafindp Persada1997, h.14-15. 34 Surawan Martinus, Kamus Kata Serapan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001, h. 15. 21 penyakit tentang penyakit jiwa, gaya atau makna yang menunjukkan perasaan . 35 Istilah sikap yang dalam bahasa Inggris disebut “attitude” pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer 1862, yang menggunakan kata ini untuk menunjuk suatu status mental seseorang. Jadi sikap ialah suatu hal yang menentukan sikap sifat, hakekat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang. 36 Dapat disimpulkan bahwa afektif dapat diartikan sebagai perilaku menerima, menghargai suatu objek. Afektif juga diartikan sebagai perbuatan yang positif dan negatif seseorang yang dapat dilihat dari perilaku individunya terhadap suatu objek tertentu. Menurut M. Ngalim Purwanto, “ sikap atau yang dalam bahasa inggris disebut attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang, suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang terjadi.” 37 Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Sikap ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa “sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak menilai ranah kognitif semata- mata. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu: penerimaan, jawaban atau reksi, penilaian, organisasi dan internalisasi”. 38 35 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1989, h. 8 36 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial Jakarta : PT Rineka Cipta, 1991, h. 161 - 162 37 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1985, cet. 5, h. 141. 38 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta : PT Renika Cipta,2003, h. 188 22 Dapat disimpulkan bahwa afektif adalah reaksi individu terhadap apa yang dilihat atau apa yang sedang terjadi. Dengan ditandai dengan penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi, yang dilakukan oleh setiap individu. Dikutip dari Ensiklopedi Psikologi “ sikap adalah nilai positif di dalam diri seseorang terhadap orang lain”. 39 Hasil belajar menurut Bloom 1976 mencakup prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Andersen sependapat dengan Bloom bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai hasil belajar dalam bidang pendidikan. Menurut Popham, ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu semua pendidik harus mampu membangkitkan minat semua peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Selain itu ikatan emosional sering diperlukan untuk membangun semangat kebersamaan, semangat persatuan, semangat nasionalisme, rasa sosial, dan sebagainya. Untuk itu semua dalam merancang program pembelajaran, satuan pendidikan harus memperhatikan ranah afektif. Sikap dapat didefinisikan “sebagai suatu predisposisi atau kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun objek- objek tertentu”. 40 39 Rom Harre dan Roger Lamb, Ensiklopedi Psikologi, Jakarta : Arcan, 1996, h. 26. 40 Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sumartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1986, hal 275. 23 Menurut Bruno, sikap attitude adalah “kecenderungan yang relative menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu”. 41 Sikap adalah “kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Jadi sikap seseorang terhadap objek sikap tergantung kepada individu dalam menyikapi stimulus yang ditimbulkan”. 42 Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap menurut para ahli adalah sikap nilai positif yang dimiliki setiap individu baik dengan cara baik atau buruk untuk menerima terhadap objek tertentu. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh kondisi afektif peserta didik. Peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu, sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para pendidik sadar akan hal ini, namun belum banyak tindakan yang dilakukan pendidik secara sistematik untuk meningkatkan minat peserta didik. Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dalam merancang program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik, pendidik harus memperhatikan “karakteristik afektif peserta didik”. 43 Jadi dapat disimpulkan bahwa, “sikap selalu berkenaan dengan objek, dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif dan negative. Orang mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang dianggapnya tidak bernilai atau merugikan. Orang yang memiliki sikap mampu untuk memilih secara tegas diantara beberapa kemungkinan. Sikap 41 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003, hal. 120. 42 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta : PT Bulan Bintang ,2000, Cet. Ke-8, h. 94. 43 http:www.idonbiu.com200905hakikat-pembelajaran-afektif.html diakses tgl 23112010 24 yang dimiliki oleh seorang siswa memungkinkan siswa tersebut untuk bertindak sesuai dengan keyakinannya sesuai dengan objek yang disikapinya”. 44 Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai hasil belajar dalam bidang pendidikan. Menurut Popham ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu semua pendidik harus mampu membangkitkan minat semua peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Selain itu ikatan emosional sering diperlukan untuk membangun semangat kebersamaan, semangat persatuan, semangat nasionalisme, rasa sosial, dan sebagainya. Untuk itu semua dalam merancang program pembelajaran, satuan pendidikan harus memperhatikan ranah afektif. “Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh kondisi afektif peserta didik. “ 45 Jadi ranah afektif dalam proses pembelajaran dapat disimpulkan adalah keberhasilan proses pembelajaran yaitu tergantung kondisi afektif peserta didik itu sendiri, karena peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang dalam mempelajari pelajaran tertentu, sehingga akan mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal.

2. Tingkatan Ranah Afektif Menurut Beberapa Ahli

Menurut Krathwohl 1961 bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Dalam pembelajaran sains, misalnya, di dalamnya ada komponen sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah 44 http:zaifbio.wordpress.com20091115ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan- psikomotorik www.geogle diakses 01052010 45 http:gurupintar.ut.ac.idforumviewtopic.php?f=19t=64 diakses tgl 23112010 25 komponen afektif. Tingkatan ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu: “receiving attending, responding, valuing, organization, dan characterization”. 46 Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya. Ranah afektif seperti yang dikembangkan oleh Krathwohl, Bloom, dan Masia, dalam garis besarnya sebagai berikut. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan : a Menerima receiving Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimulus khusus kegiatan dalam kelas, musik, baca buku, dan sebagainya. Dipandang dari segi pengajaran, jenjang ini berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan, dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak siswa. Receiving atau attending menerima atau memperhatikan, adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan stimulus dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran 46 http:zaifbio.wordpress.com20091115ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan- psikomotorik www.geogle diakses 01052010