Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

2 guru tidak sadar sehingga maju terus dengan kata-kata yang diucapkannya tanpa memperhatikan siswa sehingga cendrung terjadinya verbalisme serba kata”. 2 Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat proses komunikasi, yaitu hambatan biologis dan psikologis. Penghambat biologis yang bersifat fisik seperti sakit. Seseorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak. “Begitu pula siswa yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, ngantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang dan pikirannya terganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan respon pelajaran berkurang. Syaraf otak tidak mampu bekerja secara optimal memproses, mengelola dan mengorganisasikan bahan pelajaran melalui inderanya, hal seperti inilah yang menyebabkan siswa mempunyai ketidaksiapan menerima pelajaran secara optimal”. 3 Maka gurulah yang harus bisa menghidupkan suasana kelas menjadi aktif agar tidak terjadinya verbalisme serba kata. Kehadiran media pembelajaran merupakan alat bantu bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi, maka penjelasan guru akan lebih visualistik, lebih menarik dan siswa dapat pengalaman baru. “Media pembelajaran adalah alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa saran yang dapat memberikan pengalaman visual kepada peserta didik dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami”. 4 Mengingat perkembangan pendidikan dewasa ini, media pembelajaran memiliki jenis media yang digunakan oleh sekolah umumnya, diantaranya media visual penglihatan, media audio pendengaran, dan audio visual memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya masing-masing media 2 Asnawir, dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : cipuatat Press,2002, h. 5. 3 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1996,h. 231 4 Asnawir dan Basyiruddin Usman,,,,,, h.20-21. 3 mempunyai karakteristik yang berbeda- beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan benar agar dapat digunakan secara tepat guna. Pembelajaran IPS Terpadu adalah sebagai salah satu pelajaran yang penyampaiannya lebih mudah dengan menggunakan media, dengan demikian penelitian ini penulis menggunakan media gambar yang disajikan berisi tentang materi usaha dan daya dengan ilustrasi-ilustrasi gambar animasi. Gambar yang biasa digunakan tentu yang ada hubungannya dengan pelajaran atau permasalahan yang sedang dihadapi. Guru dapat mengarahkan minat peserta didik yang sedang melihat gambar untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang timbul dalam pikirannya. Gambar harus dapat merangsang perhatian peserta didik agar dapat memahami dan mampu menciptakan argumen dari gambar yang dilihatnya, sehingga dari sebuah gambar dapat lahir ide-ide kreatif peserta didik tentang permasalahan yang dibicarakan. Gambar Animasi adalah “suatu rangkaian gambar diam dengan jumlah yang banyak, bila kita proyeksikan akan terlihat seolah - olah hidup bergerak, seperti yang pernah kita lihat film - film kartun di televisi maupun dilayar lebar. Jadi Animasi kita simpulkan menghidupkan benda diam diproyeksikan menjadi bergerak”. 5 Penjelasan yang disampaikan dari guru diharapkan siswa dapat memahami suatu pelajaran. Untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif, kreatif, inovatif, dan efisien maka penggunaan media pembelajaran sangat berperan dalam mengembangkan afektif siswa salah satunya dengan berbentuk gambar animasi. Tantangan bagi sekolah untuk bisa menciptakan anak didik yang mengenal dan mampu mengatasi ketertinggalan akan ilmu pengetahuan umum dan pengetahuan agama dan juga teknologi. SMPI Al – Ikhlas Cipete Jakarta Selatan adalah “salah satu sekolah yang telah mengenalkan mata pelajaran tertentu telah dikenalkan dengan pembelajaran multimedia. Hal ini dipandang perlu karena 5 http:mtholib.wordpress.com20070821pengertian-animasi diakses tgl 4112010 4 SMPI Al– Ikhlas Jakarta Selatan telah ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Berbasis Internasional RSBI SK DEPDIKNAS No. 1880C3DS2008”. 6 Atas dasar pemikiran seperti itulah, maka penulis memilih judul skripsi : EFEKTIVITAS MEDIA GAMBAR ANIMASI TERHADAP PENGEMBANGAN AFEKTIF SISWA DI SMPI AL-IKHLAS CIPETE”.

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana efektivitas media gambar animasi terhadap pengembangan afektif siswa ? 2. Bagaimana penggunaan media mampu mengembangkan afektif siswa ?

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi di atas banyak permasalahan yang berkenaan dengan penggunaan media, mengingat keterbatasan peneliti dalam hal waktu, biaya dan tenaga, maka penelitian ini yang berjudul efektivitas media gambar animasi terhadap pengembangan afektif siswa di SMPI AL-IKHLAS, ini hanya dibatasi pada efektivitas media gambar yang berbentuk animasi terhadap pengembangan afektif siswa. Adapun yang dimaksud dengan media gambar animasi adalah sebuah pesan pembelajaran yang disampaikan melalui saluran gambar animasi yang tertuang dalam simbol-simbol komunikasi gambar gerak. Pada penelitian ini media visual animasi dimaksud akan menggunakan CD Interaktif tentang atmosfer dan hidrosfer. Atmosfer dan hidrosfer adalah materi yang membahas tentang gejala-gejala alam yang terjadi misalnya cuaca, iklim, tipe hujan, air, suhu, macam-macam angin, dan laut. Atmosfer dan hidrosfer adalah materi pada mata pelajaran Geografi kelas VII, Semester II. 6 Hasil Observasi di SMPI AL-IKHLAS, Spanduk yang terdapat di depan SMPI AL- IKHLAS 5 Sedangkan yang dimaksud efektivitas media gambar animasi adalah keberhasilan pembelajaran dalam pencapaian tujuan melalui komunikasi pembelajaran dengan menggunakan media gambar animasi, yang didasarkan pada pemikiran bahwa proses pembelajaran adalah proses komunikasi. Proses pembelajaran yang efektif tergantung pada efektivitas komunikasi yang dibangun oleh guru dan pembelajaran tersebut. Kemudian yang dimaksud dengan pengembangan afektif siswa adalah kemampuan yang berhubungan dengan perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Menurut psikologi, sikap dan minat adalah merupakan pola reaksi individu terhadap sesuatu stimulus atau lingkungan. Sikap dan minat merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar seseorang ialah “sikap positif menerima atau suka terhadap bahan atau mata pelajaran yang akan dipelajari”. 7 Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Sikap positif, cenderung tindakan mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sikap negatif, cenderung tindakan menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu. Sikap adalah “kecenderungan untuk bereaksi secara tertentu terhadap hal-hal tertentu”. 8 Melalui sikap, kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan yang tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya. Thomas dan Znaniecki 1920 menegaskan bahwa “sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu purely psychic inner state, tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Artinya proses ini terjadi secara subjektif dan unik pada diri setiap individu. Keunikan ini dapat terjadi oleh adanya perbedaan individual yang 7 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya,2007, hal. 83-84 8 Zikri Neni Iska, Psikologi, Jakarta :Kizi Brother’s,2006 hal.109