PENUTUP Efektivitas media gambar animasi terhadap pengembangan efektif siswa di SMPI Al-Ikhlas Cipete

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi seperti ini, kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh kemajuan di bidang pendidikan. Orang akan mampu berpikir kritis dan konseptual jika memiliki pendidikan yang baik. Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah “proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan dunia komunikasi tersendiri dimana guru atau dosen dan siswa atau mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecendrungan verbalisme, ketidaksiapan siswa atau mahasiswa, kurangnya minat dan kegairahan dan sebagainya”. 1 “Tingkat pertama manusia memperoleh pengalaman melalui kata-kata. Pada tingkat ini kata-kata merupakan alat informasi yang utama. Proses belajar mengajar pada level ini, guru menyampaikan informasi kepada siswa hanya dengan berbicara. Keterbatasan komunikasi dengan kata-kata sering menimbulkan kesulitan dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa. Kadang-kadang 1 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta, 1997, h. 1. 1 2 guru tidak sadar sehingga maju terus dengan kata-kata yang diucapkannya tanpa memperhatikan siswa sehingga cendrung terjadinya verbalisme serba kata”. 2 Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat proses komunikasi, yaitu hambatan biologis dan psikologis. Penghambat biologis yang bersifat fisik seperti sakit. Seseorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak. “Begitu pula siswa yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, ngantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang dan pikirannya terganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan respon pelajaran berkurang. Syaraf otak tidak mampu bekerja secara optimal memproses, mengelola dan mengorganisasikan bahan pelajaran melalui inderanya, hal seperti inilah yang menyebabkan siswa mempunyai ketidaksiapan menerima pelajaran secara optimal”. 3 Maka gurulah yang harus bisa menghidupkan suasana kelas menjadi aktif agar tidak terjadinya verbalisme serba kata. Kehadiran media pembelajaran merupakan alat bantu bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi, maka penjelasan guru akan lebih visualistik, lebih menarik dan siswa dapat pengalaman baru. “Media pembelajaran adalah alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa saran yang dapat memberikan pengalaman visual kepada peserta didik dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami”. 4 Mengingat perkembangan pendidikan dewasa ini, media pembelajaran memiliki jenis media yang digunakan oleh sekolah umumnya, diantaranya media visual penglihatan, media audio pendengaran, dan audio visual memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya masing-masing media 2 Asnawir, dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : cipuatat Press,2002, h. 5. 3 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1996,h. 231 4 Asnawir dan Basyiruddin Usman,,,,,, h.20-21.