Pendekatan Awal Temuan Lapangan

Rehabilitasi sosial diberikan di PSBK ini berlangsung selama 6 enam bulan. Mereka diberikan berbagai macam jenis-jenis pelayanan dan rehabilitasi antara lain Pelayanan Pengasramaan, Pelayanan Kebutuhan Pangan, Pelayanan Konseling, Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Pendidikan, Pelayanan Keterampilan, Pelayanan Pembinaan Mental, dan Pelayanan Rekreasi dan Hiburan. 3 Pemberian rehabilitasi sosial di PSBK memiliki tahapan-tahapan yaitu sebagai berikut :

1. Pendekatan Awal

Adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan pengakuan, dukungan, bantuan, dan peran serta dalam pelaksanaan program, termaksud upaya memperoleh gambaran potensialitas sumber-sumber rehabilitasi, pasar usaha dan kerja serta untuk mendapatkan calon klien. “Pendekatan awal itu yang dilakukan kita terjun langsung kelapangan maksudnya disini kan sejak orang terlantar kita langsung terjun kelapangan kita ketempat basis-basis atau ditempat gepeng itu diwilayah jabodetabek. Contohnya di daerah senen Jakarta pusat itu tempat mangkalnya gepengnya kita terjun kesana biasanya malam hari. Ketempat mangkalnya gepeng itu. Biasanya diemper-emper toko dan diemper-emper jalanan. Di wilayah senen, kramat jati, jati Negara, ada juga yang dibekasi. Jadi kita setelah bertemu dengan gepeng itu biasanya ia keluarga suami anak sama istri. Tidur dipinggir emper mcknya juga nebeng. Misalkan mcknya ada mck umum. Kita wawancarai mereka kita ngasih penyuluhan kepada mereka itu, tujuannya supaya mereka bisa ada kemauan merubah pola hidup mereka yang lebih layak, biasanya gepeng itu gak layak, tidak teratur cara hidup mereka, mereka cari uang dengan cara memulung bawa- bawa gerobak, mencari barang-barang bekas, dan umumnya anaknya juga tidak sekolah. Nah itu kan juga gak layak dari segi sosial tidak layak hidup. Nah kita ngasih penyuluhan tujuannya agar mereka bersedia kita bina di PSBK. ” 4 3 Ibid. 4 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Program dan Advokasi Sosial Bpk. Susanto, Bekasi senin, 25 April 2011. Dalam Pendekatan awal ini PSBK juga mendapatkan informasi tentang gelandangan dan pengemis dari dinas-dinas sosial. “Informasi kita dapat dari dinas-dinas sosial diwilayah jabodetabek. Kita kerja sama dengan mereka dinas sosial Jakarta, dinas sosial bekasi, dinas sosial karawang, dinas purwakarta, bogor, nah kita membuat surat pengantar yang berisi untuk pengadaan calon warga binaan sosial, kemudian kita datang ke kantor pemda dan dinas sosial tersebut, kita koordinasi dengan aparat setempat. Nah kita minta data gepeng, misalnya diwilayah Jakarta ada berapa banyak. Kemudian kita menjalin kerja sama maksudnya seandainya dinas social Jakarta timur, mereka berhasil merazia gepeng kita minta dikirimkan kepanti kita. Nah disitu setalah dikirimkan nanti kita bina. Dapat informasinya didapat dari dinas social intinya. ” 5 Ada juga yang menjadi faktor penghambat dan pendukung PSBK dalam melakukan pendekatan awal. Faktor penghambat dan pendukung, penghambat biasanya dinas social itu datanya kurang akurat, biasanya data yang diberikan sudah kadaluarsa. Kita minta misalnya data 2011, kita malah dikasih data 2008. jadi sudah tidak valid lagi atau tidak akurat. Seperti itu, factor pendukungnya mereka menerima dengan senang hati dengan tangan terbuka, kita ajak kerja sama mereka pun senang. Mereka siap, misalnya satpol PP dari Jakarta timur, satpol PP siap akan mengirimkan gepeng setelah mereka berhasil merazia seperti itu. ” 6 Pendekatan awal meliputi kegiatan-kegiatan orientasi dan konsultasi, identifikasi, motivasi dan seleksi dengan jabaran rincian sebagai berikut : a. Orientasi dan konsultasi Ialah kegiatan pengenalan program pelayanan kepada Pemerintah Daerah, instansi-instansi teknis, dan pilar-pilar partisipan usaha kesejahteraan sosial yang terkait untuk mendapatkan pengesahanpengakuan, dukunganbantuan dan peran sertanya dalam pelaksanaan program. 5 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Program dan Advokasi Sosial Bpk. Susanto, Bekasi senin, 25 April 2011. 6 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Program dan Advokasi Sosial Bpk. Susanto, Bekasi senin, 25 April 2011. Pendekatan awal pertama kali di lakukan oleh PSBK dalam bentuk orientasi dan konsultasi. “Orientasi itu pengenalan, kita survai kelapangan, kita mencari lokasi dimana sih biasanya tempat yang paling banyak berkumpulnya gepeng kita mengadakan orientasi. Itu lagi-lagi menjalin kerja sama dengan dinas social dalam orientasi itu. Orientasi itu meninjau atau kita survey kelapangan. Kemudian setelah kita bertemu dengan gepene tersebut baru kita konsultas,i Biasanya calon klein itu kita yang nanti disebut WBS. Mereka banyak permasalahannya, misalnya klien X ini kita konsultasi tentang masalahnya misalnya bapaknya tidak bekerja lagi kena PHK, mereka keluarga miskin mereka konsultasi kepada mereka. Kemudian anaknya tidak sekolah, dari segi ekonomi mereka tidak mampu tidak bisa menyekolahkan anaknya, untuk makan pun tidak ada. Dari segi ekonomi mereka sangat-sangat kurang. Akhirnya mereka berniat ingin merubah nasib, supaya tarap kesejahteraan hidup mereka meningkat, kemudian mereka konsultasikan kepada pekerja sosial. ” 7 Dalam tahapan orientasi dan konsultasi ini ada juga hambatan yang di alami PSBK. Seperti yang di jelaskan dibawah ini: “Faktor penghambat yaitu biasanya diwilayah tertentu tidak mengakui adanya Gepeng, misalnya dinas social indramayu. Mereka mengatakan disana tidak ada Gepeng. Itu hambatannya. Padahal kita sama tahu, disetiap wilayah itu pasti ada Gepeng, walaupun tidak banyak. Jadi dari dinas social itu mengatakan wilayahnya tidak ada gepeng, tidak ada keterbukaan. Tidak ada kejujuran. ” 8 b. Identifikasi Ialah kegiatan upaya untuk memperoleh data yang lebih rinci tentang diri gelandangan dan pengemis serta potensi lingkungan, termasuk sumber-sumber rehabilitasi dan pasaran kerja dan usaha, fasilitasgaris kemudahan. “Identifikasi adalah pendataan, maksudnya calon-calon klien yang nanti akan masuk kedalam panti. Di data tentang data klien, nama, alamat, umur, pekerjaan itu identifikasi. Biasanya kita lakukan di tempat lokasi orientasi. Petugas PSBK datang ke dinas sosial. Oleh aparat dinas sosial sudah dikumpulkan keluarga-keluarga yang tidak 7 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Program dan Advokasi Sosial Bpk. Susanto, Bekasi senin, 25 April 2011. 8 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Program dan Advokasi Sosial Bpk. Susanto, Bekasi senin, 25 April 2011. mampu diaula kantor, kemudian petugas PSBK mengadakan penyuluhan. Dan mengadakan identifikasi pula, disitu kita mencatat. Mulai dari nama, status, umur, pekerjaan itu identifikasi. Itu kita menanyakan masalahnya apa yang dihadapi. Umumnya masalah sosial. ” 9 Dalam melakukan identifikasi PSBK juga ada faktor penghambat dan pendukung yaitu: “Faktor penghambat dalam melaksanakan indentifikasi ialah kadang dari calon klien tidak terbuka atau tidak jujur. Misalanya ketika bertanya tentang usia, mereka mengatakan misalanya 20 tahun padahal seharusnya 30 tahun. Atau disitu mereka punya pekerjaan, namun disebutkan mereka menganggur. Nanti setelah klien masuk ke dalam panti, akan ketahuan apakah misalnya mereka punya pekerjaan atau tidak. Ini salah satu hambatannya tidak terbuka dan tidak jujur, hal ini ada beberapa orang yang melakukan seperti itu. Faktor pendukung identifikasi, pada umumnya antusias untuk tinggal di dalam panti kepada calon klien ini cukup tinggi. Misalnya, dalam mengikuti pembinaan di dalam panti mereka mau dan ada semangat untuk merubah nasib mereka. Ketika kita memberikan penyuluhan disitu ada tanggapan, ada respon dari calon klien. Misalnya petugas PSBK memberikan penyuluhan, bahwa nanti ada pembinaan mental, fisik, keterampilan, mereka sangat antusias dan ada kemamuan. ” 10 c. Motivasi Ialah kegiatan pengenalan program pengenalan kepada gelandangan dan pengemis untuk menumbuhkan keinginan dorongan yang tinggi dalam mengikuti, melaksanakan program pelayanan dan rehabilitasi sosial. “Motivasi kegiatan pengenalan program secara lisan kita memberikan penyuluhan. Manakala kita mengunjungi ke lokasi tempat berkumpulnya para gepeng. Kita bicara secara lisan, dan juga diberikan lifet yang berisi tentang kegiatan yang ada di PSBK. Seandainya calon klien mau mereka bisa datang sendiri untuk daftar. Materi, secara lisan kita jelaskan bahwa PSBK punya kegiatan bimbingan mental, social, agama, keterampilan. Misalnya untuk laki- laki akan mendapatkan keterampilan montir motor, mobil, sablon, dan untuk perempuannya akan mendapatkan cara jahit, semuanya itu ada instrukturnya yang melatih mereka. Materinya tentang kegitan di 9 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Program dan Advokasi Sosial Bpk. Susanto, Bekasi senin, 25 April 2011. 10 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Program dan Advokasi Sosial Bpk. Susanto, Bekasi senin, 25 April 2011. dalam panti.disini kita memotivasi mereka untuk menumbuhkan keinginan atau kemauan dan semangat untuk menjadi warga binaan sosial atau klien di PSBK ini. Itulah tujuan motivasi yang dilakukan PSBK. ” 11 Dalam melakukan motivasi PSBK juga ada faktor penghambat, yaitu: “Faktor penghambat dalam melaksanakan motivasi. Biasanya calon klien ada yang bertanya. “PakBu didalam panti kita mendapat uang tidak?” kalau di dalam pikiran mereka orientasinya adalah uang, karena mereka biasanya mulung dan jual barang-barang bekas mereka mendapat uang dalam sehari bisa mencapai 50.000 sampai 70.000 jadi manakala mereka ditawarkan untuk masuk ke dalam panti, mereka akan bertanya seperti itu. Kalau kita jawab tidak, mereka akan berubah pikiran. Ada yang seperti itu beberapa orang. Dengan alasan tidak mendapat uang mereka tidak mau berada di panti, mereka lebih senang mencari uang. Padahal kita sudah jelaskan bahwa di dalam panti memang tidak mendapat uang, akan tetapi di tanggung tidak akan lapar, mendapat pendidikan, diberikan kegiatan, dan diberikan kehiduapan yang layak secara manusiawi. Akan tetapi kadang mereka kurang menerima saran dari petugas PSBK. ” 12 d. Seleksi Ialah kegiatan pengelompokanklasifikasi penyandang masalah kesejahteraan sosial terutama yang sudah dimotivasi, untuk menentukan siapa yang memenuhi persyaratan dan siapa yang tidak dapat diterima menjadi calon penerima pelayanan. “Ada syarat dan ketentuan dalam seleksi, Syarat dan ketentuan klien adalah sehat jasmani dan rohani. Artinya tidak cacat atau dalam keadaan normal. Kita membina mereka untuk merubah taraf hidup, pola pikir mereka. Bagaimana hidup secara layak dan secara manusiawi. Kemudian dilihat secara usia, panti memilih usia produktif dan mau mengikuti peraturan yang ada di PSBK. ” 13 Ada juga yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam tahapan seleksi di PSBK, yaitu: 11 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Program dan Advokasi Sosial Bpk. Susanto, Bekasi senin, 25 April 2011. 12 Wawancara pribadi dengan seksi PAS Program dan Advokasi Sosial Bpk. Susanto, Bekasi senin, 25 April 2011. 13 Wawancara pribadi dengan Kasie Rehsos Rehabilitasi Sosial Drs. Pujiyanto, Bekasi senin, 25 April 2011. “Faktor penghambat seleksi. Adalah tidak memenuhi syarat yang ditentukan pada diri klien. Misalnya seorang ibu dengan anaknya datang ke panti dalam keadaan hamil. Sedangkan panti PSBK tidak menerima hamil karena bukan rumah sakit. Kemudian ada yang datang dalam keadaan tidak normal gangguan jiwa yang dikirim langsung oleh pihak kepolisian atau warga sekitar PSBK diantar langsung. Ada pula anak terlantar yang dibuang oleh orang tuanya, kemudian di antar ke panti PSBK. Disini kami kesulitan, yang akhirnya kami terima dahulu untuk selanjutnya kami berikan rujukan ke panti lainnya yang terdapat di depsos. Padahal dip anti PSBK hanya menerima calon klien yang sehat jasmani dan rohani yang siap untuk di bina secara mental. faktor pendukung, banyak juga yang calon klien yang serah diri memang ini memenuhi syarat, sehat fisik, jasmani, dan rohani yang siap untuk dibina di PSBK maka dikirim ke PSBK. ” 14

2. Penerimaan