kemandirianpeningkatan usahakerja, ialah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan kepada penerima pelayanan guna dapat meningkatkan usaha ekonomis,
produktif, sehingga dapat mengembangkan jenis dan jumlah penghasilannya. Bimbingan lanjut dilakukan biasanya setelah 3 sampai 4 bulan setelah WBS
keluar dari panti. seperti yang dikatakan Ibu Laila kurniati Akbariah Koord. Peksos hasil wawancara pribadi.
“Bimbingan lanjut biasa di lakukan setelah 3 atau 4 bulan setelah mereka keluar dari panti, kita adakan bimbingan lanjut tapi tidak
semua WBS yang pernah mengikuti rehabilitasi disini kita binjut. Disesuaikan dengan dana yang di sediakan terus dipilih kira-kira WBS
yang memang harus kita binjut, terutama WBS yang sering member kabar dia buka usaha nah kita binjut kita melihat sampai sejauh mana.
Jadi setelah mereka keluar tidak kita lepas begitu saja.”
65
Jadi bimbingan lanjut tidak semua warga binaan sosial yang pernah mengikuti rehabilitasi di PSBK yang bisa di bimbing lanjut. Yang menjadi faktor
penghambat pelaksaan proses ini adalah biasanya alamat WBS yang pertama diberikan belum tentu dia kembali ke alamat tersebut, karena mereka
menggelandangan dan mengemis tidak menetap di satu tempat jadi kemungkinan beralih tempat lain, kemudian kalau kembali ke daerah asal dia pulang kampung
dan lokasinya sulit untuk dicari, faktor dana juga berpengaruh karena dana yang di berikan untuk bimbingan lanjut sedikit. Selanjutnya dari pihak WBS sendiri
mereka menghubungi dan meminta di datangi untuk membuka usaha modal yang diperlukan.
8. Analisa Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh PSBK selama 6 bulan sekali, yaitu setelah proses rehabilitasi selesai. Hal ini di laksanakan oleh pihak PSBK untuk memastikan
65
Wawancara pribadi dengan koordinator Peksos Ibu Laila Kurniati Akbariah , Bekasi Kamis, 28 April 2011.
apakah proses pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan pengemis berlangsung sesuai rencana yang telah ditetapkan wajib dilakukan evaluasi
terhadap setiap tahapan proses yang dilalui dan kemudian diambil kesimpulan apakah secara keseluruhan proses telah berjalan baik dan dapat dilakukan
pengakhiran rehabilitasi. Evaluasi kegiatan awal kegiatan yang dilakukan oleh pihak PSBK dalam
menilai terhadap kesiapan programkegiatan rehabilitasi sosial terhadap gelandangan dan pengemis dilaksanakan pada awal kegiatan.
Dengan mengacu pada pedomana pelayanan dan rehabilitasi yang ber basis panti evaluasi terdiri dari evaluasi normati dan evaluasi summatif. Evaluasi
Normatif merupakan penilaian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai selama proses kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap gelandangan dan
pengemis pada awal kegiatan dilaksanakan. Waktu pelaksanaan secara rutin perbulan, semester dan tahunan sesuai dengan kebutuhan informasi hasil
penelitian. Evaluasi summatif yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara keseluruhan
dari awal
proses programkegiatan.
Waktu pelaksanaan
kegitanproses sesuai dengan jangka waktu program dilaksanakan, untuk program yang berakhir enam bulan, maka evaluasi summatif dilaksanakan menjelang akhir
ke-6. Untuk evaluasi yang menilai dampak programkegiatan dapat dilaksanakan setelah programkegiatan berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat
nyata atau belum.
66
66
Depsos RI, Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Berbasis Panti, Jakarta:Depsos RI, 2006.
9. Terminasi pengakhiran
Terminasi adalah Pengakhiranpemutusan rehabilitasi dilaksanakan untuk memastikan hasil evaluasi umum terhadap klien telah dapat menjalankan fungsi
sosialnya secara wajar dan mampu menjadi warga negara masyarakat yang bertanggung jawab. Dalam hal ini dipersiapkan klien dalam proses pengakhiran
berjalan secara wajar, dimana pemutusan pelayanan tidak menimbulkan konflik psikologis yang dapat mengganggu klien. Disamping itu agar administrasi
penanganan kasus berlangsung dengan tertib, dibuatkan surat pemberitahuan formal bahwa proses pelayanan klien sudah berakhir.
Dalam kegitan ini biasanya di akhiri dengan penutupan yaitu dengan mengadakan upacara untuk semua warga binaan sosial WBS dan ketika upacara
ada penyerahan sertifika yang di berikan oleh PSBK kepada warga binaannya dan ada juga penilaian WBS yang terbaik selama mengikuti kegiatan di PSBK, Hal ini
untuk memotivasi kepada mereka setelah keluar dari panti sosial bina karya tersebut.
109
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, sebagaimana telah di uraikan dalam pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti mencoba
menyimpulkan rehabilitasi sosial berbasis panti yang ada di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi mengenai metode pembinaan mental. Peneliti
mencoba untuk menguraikan kesimpulan metode pembinaan mental di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi sebagai berikut:
1. Metode Pembinaan Mental
Di bawah ini adalah metode kegiatan pembinaan mental yang di laksanakan Panti Sosial Bina Karya, Bekasi:
a. Ceramah keagamaan
Para WBS di kumpulkan di sebuah ruangan serba gunaaula kemudian penyuluh memberikan materi berupa keagamaan, setelah memberikan cerah
keagamaan ada Tanya jawab dari WBS berkaitan dengan materi yang disampaikannya. Ceramah keagamaan ini bertujuan untuk pemenuhan spiritual,
merubah sikap normatifakhlak pada WBS. b.
Pemberian Motivasi Pemberian motivasi ini biasanya dilakukan pada saat setelah ceramah agama
disampaikan, jadi penyuluh setelah memberikan ceramah keagamaan sebelum penutup dengan doa ada pemberian motivasi, biasanya dilakukan dengan cara
permainan games dan diakhir permainan itu di jelaskan pelajaran apamanfaat