METODOLOGI PENELITIAN Model pembinaan mental terhadap gelandangan dan pengemis di panti sosial bina karya pangudi luhur Bekasi

33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian Metodelogi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab permasalahan yang diselidiki. Penggunaan metodelogi ini dimaksudkan untuk menentukan data akurat, dan signifikan dengan permasalahan sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan permasalahan yang diteliti.

1. Pendekatan Penelitian

Sebuah pendekatan diakui selain mengandung sejumlah keunggulan, juga memiliki beberapa kelemahan tertentu. Hal ini adalah sesuatu yang wajar dan universal. Meskipun demikian, tidak berarti sebuah pendekatan menjadi tidak sah atau tidak penting untuk digunakan. Sebab, persoalannya tidak terletak pada bagaimana menggunakan dan menempatkan sebuah pendekatan dengan keunggulan dan kelemahan yang melekat apadanya dalam suatu studi dengan masalah yang relevan ditelaah menurut logika pendekatan tersebut. 1 Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor seperti yang dikutip oleh Lexy Moleong dal am bukunya Metodelogi Penelitian Kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati.” 2 Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic. Jadi 1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998, Hal 3. 2 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998, Hal 4. dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individuoragnisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Sedangkan menurut Anselm Strauss dalam teknik dan teori Grounded, H. M. Djunady Ghony adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau dengan cara lain dari pengukuran. 3 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati. 4 Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengelolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya. 5 Pendekatan ini digunakan karena peneliti bermaksud untuk mengetahui proses yang dilakukan para pekerja sosial melakukan rehabilitas dalam pelayanan dan penanganan permasalahan gelandangan pengemis dan mendeskripsikan tentang pembinaan mental untuk gelandangan dan pengemis di Panti Sosial Bina Karya PSBK.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu metode untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkanmelukiskan keadaan 3 H. M. Djunady Ghony, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif: prosedur, Teknik dan teori Grounded Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1997 cet ke 1, h. 11. 4 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998 ,h. 4. 5 Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Edisi ketiga Jakarta, LPSP 3 UI, 2005, h. 36. subyekobyek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. 6

3. Tempat dan waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini berlokasi di PSBK yang berlokasi di Jl.. H. M. Djojomartono No. 19 Departemen Sosial, Bekasi Timur, Jawa Barat. Adapun alasan pemilihan lokasi itu didasari oleh pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti. 2. Bertujuan untuk mengetahui bagaimana rehabilitasi sosial dipanti tersebut, sehingga mempermudah peneliti menganalisis data. 3. Adapun waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan januari 2011 sampai dengan mei 2011.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dan pada penelitian ini Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 7 Tehnik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan penelitian ini. Tehnik pengumpulan data ini dilakukan dengan : a. Observasi atau pengamatan. Dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap sarana dan prasarana dan kegiatan rehabilitasi panti tersebut, kegiatan Warga Binaan Sosial WBS dari proses Pendekataan awal hingga pada proses penyaluran. Dalam observasi peneliti melakukan pencatatan apa yang bisa 6 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998 7 Prof. Dr. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : ALFABETA, 2005 dilihat oleh mata, di dengar oleh telinga, diraba oleh tangan, kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan data yang dibutuhkan. Observasi dan pengambilan data penelitian di PSBK ini dari bulan Januari sampai dengan mei 2011. b. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan yang terwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Jadi wawancara ialah untuk mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan pihak siswa, pegawai panti, pekerja sosial dan penyuluh sosial yang menangani klien tersebut. Wawancara ini terdiri dari satu orang Sie PAS Program dan Advokasi Sosial, satu orang Sie Rehsos Rehabilitasi Sosial, satu orang pekerja sosial, satu orang penyuluh sosial dan lima orang klien. Pertanyaan pokok ialah tentang tahapan rehabilitasi dan pembinaan mental yang diberikan oleh Panti Sosial Bina Karya ini dari awal hingga terminasi bahkan sampai dengan bimbingan lanjut. Wawancara dilakukan pada waktu istirahat dan menanyakan terlebih dahulu untuk dimohon kesediaannya diwawancarai. Kegiatan wawancara banyak dilakukan di dalam kantor ruangan kerja dan ruangan konsultasi. c. Dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan, membaca, memperoleh dan mempelajari berbagai macam bentuk data melalui pengumpulan dokumen- dokumen dan gambar yang ada di Panti Sosial Bina Karya serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam buku dan majalah.

5. Teknik Pemilihan Informan

Berkenaan dengan tujuan penelitian, maka pemilihan informan menentukan informasi kunci key informan tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian. Untuk memilih sempel dalam hal ini informan kunci lebih tepat dilakukan dengan sengaja purposive sampling yaitu peneliti memilih dan menentukan subjek atau orang-orang yang menjadi informan untuk diwawancarai. Selanjutnya, bilamana dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi baru, proses pengumpulan informasi sudah selesai. Pemilihan sampel yang peneliti gunakan yaitu: Pengambilan sampel dengan variasi maksimum: pengambilan sampel ini dilakukan bila subjek atau target penelitian menampilkan banyak variasi, dan penelitian bertujuan menangkap dan menjelaskan tema-tema sentral yang tertampilkan sebagai akibat keluasan cakupan variasi partisipan penelitian. Keterwakilan semua variasi penting, dan pendekatan maximum variation sampling justru mencoba memanfaatkan adanya perbedaan-perbedaan yang ada untuk menampilkan kekayaan data. Patton 1990 menjelaskan demikian. The maximum variation sampling strategy truns that apparent weakness into a strength by applying the following logic: any common petterns that emerge from great variation are of varticu-lar interest and value in capturing the core experiences and central, shared aspects or impacts of a program Patton, 1990, hal. 172. Patton mengingatkan bahwa penelitian dengan sampel yang menampilkan variasi maksimum tidak dapat dilakukan dengan jumlah sampel terlalu kecil, mengingat jumlah sampe; terlalu kecil akan menyulitkan diperolehnya keterwakilan semua variasi. Walau demikian, karena penelitian kualitatif juga sulit dilaksanakan dengan jumlah sampel terlalu besar, variasi harus dapat dimaksimalkan dengan jumlah sampel relative tetap terbatas. Konstruksi dimulai dengan mengidentifikasi karekteristik atau kinerja yang berdeda dari individu- individu yang terlibat dalam fenomena. Bila penentuan sampel dilakukan dengan baik, temuan diharapkan menampilkan: 1. deskripsi yang berkualitas dan mendetail dari tiap kasus, dengan mendokumentasikan keunikan dari tiap kasus, 2. pola-pola yang tampil dari kasus yang berbeda-beda. 8 Adapun dari penelitian variasi maksimum ini adalah bagaimana peneliti dapat mendeskripsikan keanekaragaman atau keunikan dari objek yang di teliti, dari bergai macam latar belakang mereka sampai berada di Panti Sosial Bina Karya Bekasi ini. banyak yang telah berumah tangga ada juga yang bujang sampai pada anak-anak dengan latar belakang pendidikan mereka yang hanya tingkat SD bahkan tidak tamat. Dengan demikian jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang. Adapun objek penelitian ini yaitu pada kegiatan atau proses metode pembinaan mental yang dilaksanakan oleh Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasi, dengan mewawancarai beberapa orang secara acak yang benar-benar menguasai permasalahan dalam penelitian ini, kemudian penulis meminta rujukan untuk mendapatkan informasi dan informan lainya. Begitu seterusnya sampai sekiranya sudah tidak muncul lagi informasi-informasi baru yang bervariasi. 8 Poerwandasari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Manusia, Edisi Ketiga Jakarta, LPSP 3 UI, 2005, h. 98-99.

6. Sumber Data

Bila dilihat dari sumbernya, tehnik pengumpulan data terbagi dua bagian, yaitu : a. Data Primer Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari para informan yang ada di panti pada waktu penelitian. Data primer ini diperoleh melalui pengamatan dan wawancara. b. Data Sekunder Data sekunder ialah data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi tidak langsung, seperti dokumen-dokumen yang ada di perpustakaan, pusat pengelolahan data, pusat penelitian, departemen dan sebagainya. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya data yang diperoleh dari studi kepustakaan.

7. Teknik Pencatatan Data

Dalam teknik pencatan data, peneliti menggunakan catatan lapangan data lapangan. Catatan lapangan data dibuat oleh peneliti sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara atau menyaksikan kejadian tertentu selama di lapangan dengan menggunakan bahasa objektif. Alat bantu yang peneliti gunakan dalam proses pencatatan data berupa alat tulis, tape recorder dan kekuatan daya ingat. Pada waktu wawancara dan melakukan pencatatan data, keberadaan peneliti diketahui oleh peksos. Pencatatan data tersebut dinamakan dengan transkip wawancara. Kemudian dari hasil wawancara tersebut dicatat, dan direkam untuk kemudian diolah dan disempurnakan apabila peneliti telah berada ditempat tinggal.

8. Analisa Data

Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut 9 : a. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilih data yang relevan dengan proses layanan sosial bagi gelandangan dan pengemis serta hambatan-hambatannya. b. Penyajian data, setelah data mengenai proses layanan sosial bagi gelandangan dan pengemis serta hambatan-hambatannya diperoleh, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel dan lain sebagainya. c. Penyimpulan atas apa yang disajikan, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari tema tersebut sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan.

9. Keabsahan Data

a. Kredibilitas derajat kepercayaan dengan menggunakan teknik tringulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan; a membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya untuk mengetahui bimbingan merntal bagi gelandangan dan pengemis yang diberikan oleh PSBK tersebut. b membandingkan keadaan dan prespektif sesorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya dalam hal ini peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh klien yang menerima pelayanan dengan jawaban yang diberikan oleh pegawai atau peksos. c 9 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998, Hal 288. membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaat dokumen dan data sebagai bahan perbandingan. 10 b. Ketekunan atau keajegan pengamatan, ketekungan pengamatan bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi-situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari. Kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci, maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja. 11 c. Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit, kepastian auditor dalam hal ini ialah objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman sesorang itu subjektif, sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif. 12

10. Fokus Amatan Penelitian

Untuk mempermudah penulisan agar lebih fokus dalam melakukan penelitian, maka peneliti memfokuskan masalah yang akan dibahas pada persoalan pembinaan mental terhadap gelandangan dan pengemis, Banyak pelayanan yang ditawarkan oleh panti sosial pangudi luhur Bekasi dalam membina Warga Binaannya, tapi disini peneliti hanya memfokuskan penelitiaan mulai dari pedekatan awal, proses pembinaan mental sampai tahap terminasi pengakhiran yang dilaksakan disana. 10 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998, Hal 330-331. 11 Ibid, hal 329. 12 Ibid, hal 341. Fokus amatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan Awal Adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan pengakuan, dukungan, bantuan, dan peran serta dalam pelaksanaan program, termaksud upaya memperoleh gambaran potensialitas sumber-sumber pelayanan, pasar usaha dan kerja serta untuk mendapatkan calon klien. Pendekatan dimaksud, meliputi kegiatan-kegiatan orientasi dan konsultasi, identifikasi, motivasi dan seleksi dengan jabaran rincian sebagai berikut : a. Orientasi dan konsultasi Ialah kegiatan pengenalan program pelayanan kepada Pemerintah Daerah, instansi-instansi teknis, dan pilar-pilar partisipan usaha kesejahteraan sosial yang terkait untuk mendapatkan pengesahanpengakuan, dukunganbantuan dan peran sertanya dalam pelaksanaan program. Pendekatan awal pertama kali di lakukan oleh PSBK dalam bentuk orientasi dan konsultasi. b. Identifikasi Ialah kegiatan upaya untuk memperoleh data yang lebih rinci tentang diri gelandangan dan pengemis serta potensi lingkungan, termasuk sumber-sumber pelayanan dan pasaran kerja dan usaha, fasilitasgaris kemudahan. c. Motivasi Ialah kegiatan pengenalan program pengenalan kepada gelandangan dan pengemis untuk menumbuhkan keinginan dorongan yang tinggi dalam mengikuti, melaksanakan program pelayanan dan rehabilitasi sosial. d. Seleksi Ialah kegiatan pengelompokanklasifikasi penyandang masalah kesejahteraan sosial terutama yang sudah dimotivasi, untuk menentukan siapa yang memenuhi persyaratan dan siapa yang tidak dapat diterima menjadi calon penerima pelayanan. 2. Penerimaan Adalah serangkaian kegiatan administratif maupun teknis meliputi registrasi, dan penempatan dalam program pelayanan yang dilaksanakan pada saat calon penerima pelayanan hasil seleksi secara syah diterima sebagai klien definitif di panti. Kegiatan penerimaan tersebut secara operasional adalah sebagai berikut : a. Registrasi Ialah kegiatan registrasi administrasi pencatatan dalam buku induk penerima pelayanan setiap penerima pelayanan 1 klien agar diberi NIPNIK dan mengkompilasikan berbagai formulir isian untuk mendapatkan penerima pelayanan definitif lengkap dengan segala informasibiodatanya. b. Penempatan dalam program rehabilitasi sosial Adalah kegiatan pengelompokan bakat dan minat para penerima pelayanan klien dipadukan dengan program bimbingan, khususnya program keterampilan kerja praktis yang sudah diprogramkan sesuai dengan inventarisasi pasaran usahakerja untuk menambahkan semangat dan kecintaan untuk mengikuti bimbingan kerja tersebut. 3. Pengungkapan dan Pemahaman Masalah Assesment Ialah upaya untuk menelusuri, menggali data penerima pelayanan klien, faktor-faktor penyebab masalahnya tanggapannya serta kekuatan-kekuatannya dalam upaya membantu dirinya sendiri. Hal ini dapat dikaji, dianalisa dan diolah untuk membantu upaya rehabilitasi sosial, dan resosialisasi bagi penerima pelayanan klien. 4. Pembinaan Mental Adalah serangkaian kegiatan teknis operasional yang diarahkan untuk pulihnya kembali harga diri, kepercayaan diri, disiplin, kemampuan integrasi, kesadaran dan tanggung jawab sosial kemampuan penyesuaian diri dan penguasaan satu atau lebih jenis keterampilan kerja sebagai bekal untuk dapat bermata pencaharian layak dalam tatanan hidup masyarakat. Bimbingan Mental. Proses kegiatan ini yang peneliti fokuskan, untuk mengetahui bagaimana model pembinaan mental, dan faktor-faktor apakah yang menjadi pendukung dan penghambat menentukan keberhasilan pembinaan mental. 5. Resosialisasi Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang bersifat dua arah yaitu di satu pihak untuk mempersiapkan klien agar dapat berintegrasi penuh ke dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat secara normatif, dan di satu pihak lagi untuk mempersiapkan masyarakat khususnya masyarakat daerah asal atau lingkungan masyarakat di lokasi penempatan kerjausaha klien agar mereka dapat menerima, memperlakukan dan mengajak serta untuk berintegrasi dengan kegiatan kemasyarakatan. Adapun kegiatan resosialisasi meliputi beberapa hal sebagai berikut : a. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat Ialah kegiatan bimbingantuntunan pendekatan untuk menumbuhkan kemauan keluarga, masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, organisasi sosial. b. Bimbingan sosial hidup bermasyarakat Ialah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan agar klien tersebut dapat melaksanakan seluruh kegiatanya sesuai dengan norma yang berlaku dan menghindari kegiatan yang menjadi larangan-larangan masyarakat. c. Pemberian bantuan stimulans usaha produktif Ialah serangkaian kegiatan pengadaan bantuan peralatan dan bahan untuk mempersiapkan klien dapat melaksanakan praktek bermata pencaharian dan bantuan tersebut bersifat merangsang usaha-usahanya agar dapat lebih berkembang. d. Bimbingan usahakerja Ialah kegiatan tuntutan praktek berusahabekerja untuk dapat menciptakan lapangan kerja yang layak, serta praktek mengelola usaha, menuju terciptanya kondisi usaha yang efektif dan efisien. 6. Penyaluran Adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk mengembalikan penerima pelayanan kedalam kehidupan dan penghidupan di masyarakat secara normatif baik dilingkungan keluarga, masyarakat, daerah asal maupun kejalur-jalur lapangan kerjausaha mandiri wirausaha dengan bertransmigrasi. 7. Bimbingan Lanjut Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan kepada klien dan masyarakat guna lebih memantapkan, meningkatkan dan mengembangkan kemandirian klien dalam kehidupan serta penghidupan yang layak. a. Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat dan peran serta dalam pembangunan. Ialah kegiatan bimbingan usaha bimbingantuntunan untuk lebih memantapkan kemampuan penyesuain diri dalam tata hidup bermasyarakat dan keikutsertan mereka dalam proses pembangunan sesuai dengan kemampuanya. b. Bantuan pengembangan usahabimbingan peningkatan keterampilan. Ialah serangkaian kegiatan yang diarahkan kepada penerima pelayanan dalam bentuk pemberian bantuan ulang balik berupa peralatan dan bahan permodalan maupun pemantapan keterampilan, sehingga jenis usahakerjanya lebih berkembang. c. Bimbingan pemantapan kemandirianpeningkatan usahakerja. Ialah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan kepada penerima pelayanan guna dapat meningkatkan usaha ekonomis, produktif, sehingga dapat mengembangkan jenis dan jumlah penghasilannya.

8. Evaluasi

Untuk memastikan apakah proses pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan pengemis berlangsung sesuai rencana yang telah ditetapkan wajib dilakukan evaluasi terhadap setiap tahapan proses yang dilalui dan kemudian diambil kesimpulan apakah secara keseluruhan proses telah berjalan baik dan dapat dilakukan pengakhiran pelayanan. 9. Terminasi Pengakhiran Pelayanan Pengakhiran pelayanan dilaksanakan untuk memastikan hasil evaluasi umum terhadap klien telah dapat menjalankan fungsi sosialnya secara wajar dan mampu menjadi warga negara masyarakat yang bertanggung jawab. Dalam hal ini dipersiapkan klien dalam proses pengakhiran berjalan secara wajar, dimana pemutusan pelayanan tidak menimbulkan konflik psikologis yang dapat mengganggu klien. Disamping itu agar administrasi penanganan kasus berlangsung dengan tertib, dibuatkan surat pemberitahuan formal bahwa proses pelayanan klien sudah berakhir. 48

BAB IV Gambaran Umum PSBK