Karakteristik Gelandangan dan Pengemis Permasalahan Sosial Gelandangan dan Pengemis

hanya mengharapkan belas kasihan orang lain serta tidak menutup kemungkinan golongan ini memiliki tempat tinggal yang tetap. 16 Beberapa ahli menggolongkan gelandangan dan pengemis termaksud kedalam golongan sektor informal. Keith Harth 1973 dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, mengemukakan bahwa dari kesempatan memperoleh penghasilan yang sah, pengemis dan gelandangan termasuk pekerja sektor informal. Sementara itu, Jan Bremen 1980 dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, mengusulkan agar dibedakan tiga kelompok pekerja dalam analisis terhadap kelas sosial di kota, yaitu: 1. kelompok yang berusaha sendiri dengan modal dan memiliki keterampilan 2. kelompok buruh pada usaha kecil dan kelompok sendiri dengan modal sangat sedikit atau bahkan tampa modal 3. kelompok miskin yang kegiatanya mirip gelandangan dan pengemis. Kelompok kedua dan ketigalah yang paling banyak di kota dunia. Ketiga kelompok ini masuk kedalam golongan kerja sektor informal. 17

2. Karakteristik Gelandangan dan Pengemis

a. Perilaku menggepeng erat kaiatnya dengan urbanisasi, dan urbanisasi erat kaitannya dengan adanya kesenjangan pembangunan wilayah pedesaan dan perkotaan. Semasih adanya kesenjangan ini maka urbanisasi akan sulit di bendung dan, akan member peluang munculnya kegiatan sector informal seperti kegiatan menggepeng. b. Pada hakikatnya tidak ada norma sosial yang mangatur perilaku menggepeng. Perilaku gepeng berkembang secara alamiah dan melalui pemikiran yang 16 Ibid. h. 3 17 Ibid. h. 3 rasional. Perkembangan perilaku gepeng dibagi menjadi tiga tahap, yaitu sebelum gunung Agung meletus 1963, sesudah gunung Agung meletus 1963-1970-an, dan setelah tahun 1980-an. c. Kegiatan menggepeng umumnya dilakukan ibu-ibu yang disertai dengan anak- anaknya. Mereka umumnya relatif muda dan termaksud dalam tenaga kerja yang produktif. a. Pendidikan keluarga gepeng pada umunya rendah. Hal ini agak berbeda dengan masyarakat lainya. b. Keadaan ekonomi keluarga gepeng umumnya relatif lebih baik dari rata-rata masyarakat lainnya. c. Masih terdapat sikap idealis dari masyarakat disekitarnya untuk menolak perilaku gepeng.

3. Permasalahan Sosial Gelandangan dan Pengemis

Masalah sosial yang tidak bisa dihindari keberadaanya dalam kehidupan masyarakat, terutama yang berada di daerah perkoaan adalah masalah gelandangan dan pengemis. Permasalah sosial gelandangan dan pengemis merupakan akumulasi dan interaksi dari berbagai permasalahan seperti halnya kemiskinan, pendidikan rendah, minimnya keterampilan kerja yang dimiliki, lingkungan, sosial budaya, kesehatan dan lain sebagainya. Adapun gambaran permasalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 18 18 Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI 2007. Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemi, Hal 7. a. Masalah kemiskinan Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar minimal dan jangkauan pelayanan umum sehingga tidak dapat mngemabngkan kehidupan pribadi mauupun keluarga seacra layak. b. Masalah Pendidikan Pada umumnya tingkat pendidikan gelandangan pengemis relatif rendah sehingga menjadi kendala untuk memperoleh pekerjaan yang layak. c. Masalah keterampilan kerja Pada umumnya gelandangan dan pengemis tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja. d. Masalah sosial budaya Ada beberapa faktor sosial budaya yang mempengaruhi seseorang menjadi gelandangan dan pengemis. e. Rendahnya harga diri Rendahnya harga diri pada sekelompok orang, mengakibatkan tidak adanya rasa malu untuk meminta-minta. f. Sikap pasrah pada nasib Mereka menganggap bahwa kemiskinan dan kondisi mereka sebagai gelandangan dan pengemis adalah nasib, sehingga tidak ada kemauan untuk melakukan perubahan. g. Kebebasan dan kesenangan hidup menggelandang Ada kenikmatan tersendiri bagi sebagian besar gelandangan pengemis yang hidup menggelandang,karena mereka merasa tidak terikat oleh peraturan dan norma-norma yang kadang-kadang membebani mereka, sehingga mengemis adalah salah satu mata pencahaian. h. Masalah Kesehatan Dari segi kesehatan, gelandangan dan pengemis termasuk kategori warga Negara dengan tingkat kesehatan fisik yang rendah akibatnya rendahnya gizi makanan dan terbatasnya akses pelayanan kesehatan. Selain permasalahan diatas ada berbagai dampak yang ditimbulkan oleh permasalahan gelandangan dan pengemis antara lain : a. Masalah Lingkungan Gelandangan dan Pengemis pada ummumnya tidak memiliki tempat tinggal tetap, tnggal diwilayah yang sebenarnya dilarang dijadikan tempat tinggal, seperti : taman-taman, bawah jembatan dan pinggiran kali. Oleh karena itu kehadiran mereka dikota-kota besar sangat mengganggu ketertiban umum, ketenangan masyarakat dan kebersihan serta keindahan kota. b. Masalah Kependudukan Gelandangan dan pengemis yang hidupnya berkeliaran dijalan-jalan dan tempat umum, kebanyak tidak memiliki kartu identitas KTPKK yang tercatat dikelurahan RTRW setempat dan sebagian besar mereka hidup bersama sebagai suami istri tanpa ikatan pernikahan yang sah. c. Masalah keamanan dan ketertiban Maraknya gelandangan dan pengemis disuatu wilayah dapat menimbulkan kerawaan sosial, serta mengurangi keamanan dan ketertiban didaerah tersebut. Penanggulangan gepeng akan mampu mewujudkan stabilitas nasional, khususnya stabilitas dalam bidang kenyamanan dan keamanan sehingga diperlukan suatu studi yang mampu menggambarkan secara utuh. Gambaran gejala gepeng ini dipakai untuk menentukan kebijakan, strategi dan langkah-langkah penanggulangan gepeng. Model perumusan masalah gepeng dapat dilihat pada Gambar 1. 19 Gambar 1. Model Perumusan Masalah Gepeng 19 Depertemen Sosial R.I 1992 dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan- Pengemis di Kecamatan kubu Kabupaten Karang Asem, Hal 2. GEPENG Gangguan Ketertiban Kesulitan Pemukiman Pembangunan Perkotaan Urbanisasi Kesenjangan Stabilitas keamanan Pembangunan Pedesaan Gangguan Keamanan Cita-cita Nasional Stabilitas Nasional Kesulitan pekerjaan

4. Prinsip-prinsip Penanganan Gelandangan dan Pengemis