Pengungkapan dan Pemahaman Masalah Assesment Pembinaan Mental

memiliki bakat di montir mobil berarti kita kia masukkan kedalam keterampilan montir mobil, dan juga begitu kalau dia bakat di menjahit ya kita masukan kedalan keterampilan menjahit, jadi kita lihat dulu bakat dan minat WBS tersebut. ” 18 Ada juga yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam tahapan seleksi di PSBK, yaitu: “Faktor penghambatnya paling kalau WBS itu tidak sesuai dengan keahliannya, ada juga yang ngambil keterampilan contoh menjahit tapi dia bakat di olah pangan, kita bingung juga dia mau fokus di keterampilan apa. ” 19

3. Pengungkapan dan Pemahaman Masalah Assesment

Ialah upaya untuk menelusuri, menggali data penerima rehabilitasi klien, faktor-faktor penyebab masalahnya tanggapannya serta kekuatan-kekuatannya dalam upaya membantu dirinya sendiri. Hal ini dapat dikaji, dianalisa dan diolah untuk membantu upaya rehabilitasi sosial, dan resosialisasi bagi penerima rehabilitasi klien. “Assesment ini contohnya seperti kita menggali permasalah yang ada di para WBS, mengapa mereka ada dipanti ini. Tujuannya agar mereka benar-benar sesuai dengan garapan dan sasaran rehabilitas disini, yaitu gelandangan, pengemis dan orang-orang terlantar. ” 20 Ada juga dalam assessment ini seperti bedah kasus atau disebut juga case conference, jadi bagaimana WBS yang ada masalah atau kasus yang pembimbingnya tidak mampu menyelesaikan sendiri, jadi kita angkat dalam case conference dengan mengundang psikolog, pembimbing agama atau bintal dan juga dokter, di dalam case conference itu bisa di kasih masukan-masukan atau 18 Wawancara pribadi dengan koordinator Peksos Ibu Laila Kurniati Akbariah , Bekasi Kamis, 28 April 2011. 19 Wawancara pribadi dengan koordinator Peksos Ibu Laila Kurniati Akbariah , Bekasi Kamis, 28 April 2011. 20 Wawancara pribadi dengan Kasie Rehsos Rehabilitasi Sosial Drs. Pujiyanto, Bekasi Senin 25 April 2011. saran-saran apa saja yang berkaitan dengan masalah yang dialami WBS tersebut.” 21 Dalam Pengungkapan dan Pemahaman Masalah ini ada sedikitnya faktor penghambat yaitu: “Kalau dalam pelaksanaannya sebenernya tidak begitu banyak menghambat ya, paling kalau misalnya kita sudah mengundang dokter, perawat, bintal itu salah satu suka tidak datang karena mungkin ada kesibukan lain. Kalau selebihnya dalam peksos sendiri bisa-bisa saja. ” 22

4. Pembinaan Mental

Pembinaan Mental Adalah serangkaian kegiatan teknis operasional yang diarahkan untuk pulihnya kembali harga diri, kepercayaan diri, disiplin, kemampuan integrasi, kesadaran dan tanggung jawab sosial kemampuan penyesuaian diri dan penguasaan satu atau lebih jenis keterampilan kerja sebagai bekal untuk dapat bermata pencaharian layak dalam tatanan hidup masyarakat. “Pembinaan mental di PSBK wajib di ikuti oleh setiap WBS baik laki- laki maupun perempuan, baik orang dewasa maupun anak-anak semua wajib mengikuti pembinaan mental terutama yang beragama islam. Sementara yang beragama non muslim ada tersendiri sudah disiapkan Pembina yang beragama non muslim juga. ” 23 Proses kegiatan ini yang peneliti fokuskan untuk mengetahui metode pelaksaan pembinaan mental dan mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat terlaksananya pembinaan mental. 21 Wawancara pribadi dengan koordinator Peksos Ibu Laila Kurniati Akbariah , Bekasi Kamis, 28 April 2011. 22 Wawancara pribadi dengan koordinator Peksos Ibu Laila Kurniati Akbariah , Bekasi Kamis, 28 April 2011. 23 Wawancara pribadi dengan penanggung jawab Bintal Pembinaan Mental, Bpk Ust. Endin Khoirudin, Bekasi Kamis, 28 April 2011. 1. Metode Pelaksanaan Pembinaan Mental di PSBK : Pelaksanaan kegiatan pembinaan mental di sediakan ialah dengan kegiatan bimbingantuntunan untuk memahami diri sendiri, dan orang lain dengan belajar keagamaan, cara berfikir positif dan keinginan untuk berprestasi serta mengubah sikap normatif agar lebih baik. Di bawah ini adalah metode kegiatan pembinaan mental yang di laksanakan Panti Sosial Bina Karya, Bekasi: a. Ceramah keagamaan Para Warga Binaan Sosial WBS di kumpulkan di sebuah ruangan serba gunaaula kemudian penyuluh memberikan materi berupa keagamaan, setelah memberikan ceramah keagamaan ada tanya jawab dari WBS berkaitan dengan materi yang disampaikannya. Ceramah keagamaan ini bertujuan untuk pemenuhan spiritual, merubah sikap normatifakhlak pada WBS. Tujuan lain dari penyampaian materi ceramah keagamaan ini adalah: 1. Mempunyai pengetahuan tentang agama secara luas 2. Mempunyai pengetahuan tentang hukum dan syariat dalam agama 3. Mampu mempelajari dan membedakan antara yang halal dan haram 4. Mampu bersikap lebih sabar dan tawakal 5. WBS bisa merasakan kenikmatan beragama. Waktu pelaksanaan pembinaan mental dengan ceramah agama yaitu setiap hari senin dan rabu pukul 08.30-10.00 WIB, yang bertempat di ruang serba gunaaula. b. Pemberian Motivasi Pemberian motivasi ini biasanya dilakukan pada saat setelah ceramah agama disampaikan, jadi penyuluh setelah memberikan ceramah keagamaan sebelum penutup dengan doa ada pemberian motivasi, biasanya dilakukan dengan cara permainan games dan diakhir permainan itu di jelaskan pelajaran apa atau manfaat yang bisa diambil dari permainan tersebut tentang kehidupan sehari-hari. Tetapi pemberian motivasi ini tidak hanya pada saat dalam ceramah keagamaan saja, bisa juga pada saat konseling kelompok atau konseling individu. Bisa juga pada saat case conference pembahasan masalah dengan WBS yang bermasalah. Tujuan dari pemberian motivasi ini adalah: 1. Mampu bertindak secara efisien 2. Memiliki tujuan hidup yang jelas 3. Mampu mengkonsep diri 4. Mampu mengkoordinasikan antara segenap potensial dengan usaha-usahanya 5. Memiliki regulasi diri dan integrasi kepribadian 6. Memiliki batin yang tenang. 7. Posisi pribadinya seimbang dan baik 8. Selaras dengan dunia luar, dengan dirinya sendiri dan dengan lingkunganya. c. Menikahkan dan Mengkhitankan Salah satu program yang ada PSBK adalah menikahkan dan mengkhitankan WBS-nya yang belum menikah dan di khitan, dan program ini adalah sepenuhnya dalam program Bintal pembinaan mental yang dilaksakan satu kali dalam 6 enam bulanperangkatan yang bekerja sama dengan kantor urusan agama KUA Bekasi timur. Dari panti menawarkan kepada WBS yang ingin menikah dan khitan, kemudian di data dan di beri surat pernyataan. Setelah itu semua diurus ke kantor urusan agama. Tujuan dari menikahkan adalah: 1. Menyelamatkan dari perzinahan 2. Mampu memiliki tanggung jawab 3. Mencegah penyakit, terutama HIVAIDS 4. Dapat memiliki keluarga yang sakinah, mawadah dan waramah. Waktu pelaksanaan menikahkan dan mengkhitankan tidak menentu, hanya saja setiap angkatan pasti melaksanakan kegiatan tersebut. Pada angkata I 2011 kemarin hari senin 2 mei 2011 dilaksakannya pernikahan masal yang di ikuti WBS sebanyak 16 enam belas pasang pengantin. Dan untuk mengkhitankan nanti dilaksanakan pada bulan juni, sudah terkumpul 18 WBS yang akan di khitankan yang terdiri dari anak-anak dan ada juga orang dewasa. d. Outbond dan Tafakur Alam “Dalam pembinaan mental juga ada kegiatan outbont atau bisa disebut juga tafakur alam itu dilaksanakan diluar panti dengan kegiatan jalan- jalan, disana kita ada kan permainan, dan doa bersama…” 24 Kegiatan outbond dan tafakur alam adalah kegiatan diluar panti yang dilakukan guna membangun kerjasama antara WBS dan menambah kepercayaan dan tanggung jawab. Sedangkan tafakur alam bertujuan untuk penyegaran kembali para WBS setelah melakukan rutinitas rehabilitasi di PSBK. 24 Wawancara pribadi dengan penanggung jawab Bintal Pembinaan Mental, Bpk Ust. Endin Khoirudin, Bekasi Kamis, 28 April 2011. Tujuan lain dari kegiatan outbond dan tafakur alam yaitu: 1. Untuk menghilangkan jenuh dan penyegaran setelah 6 enam bulan lamanya rehabilitasi di dalam panti. 2. Menyenangkan hati WBS yang sebentar lagi akan keluar dari panti PSBK 3. Menumbuhkan kebersamaan dan tanggung jawab. 4. Lebih bersyukur atas nikmat Allah SWT dan mampu mengambil pelajaran dari melihat alam ciptaan-Nya. Waktu pelaksanan kegiatan outbond dan tafakur alam yaitu dilaksanakan diakhir rehabilitasi, Sebelum para WBS meninggalkan panti untuk disalurkan dan di kembalikan ketempat asal meraka. Anggaran yang dikeluarkan sepenuhnya dari pemerintah dalam hal ini Kementrian Sosial Pusat melalui PSBK Bekasi. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Mental Pelaksaan pembinaan mental di PSBK terdapat faktor pendukung dan penghambat, dalam proses pelaksanaan pembinaan mental yang menjadi faktor pendukung dan penghambat tersebut diantara lain yaitu: Faktor Pendukung 1. Tenaga pengajar yang kopenten di bidangnya, memiliki keahlian dan ilmumateri yang dapat di terapkan dalam pelaksanaan pembinaan mental 2. Sarana dan prasarana fasilitas yang ada di PSBK sangat mendukung untuk berlangsungnya pembinaan mental, seperti gedung aula, sound system, papan tulis, infokus dan laptop 3. Anggaran dana yang langsung di berikan sepenuhnya dari pemerintah pusat yaitu Kemensos kementrian sosial 1. Dari WBS itu sendiri adanya rasa keinginan yang kuat untuk mau merubah dirinya dan bertekad ingin lebih baik lagi setelah dari PSBK ini. 2. Kerja sama dengan intasi pemerintah dalam hal ini adalah KUA Kantor Urusan Agama Bekasi Timur.

b. Faktor Penghambat

1. Adanya kejenuhan dan malas-malasan dari WBS dalam mengikuti kegiatan pembinaan mental. 2. Keterbatasan dana yang di alokasikan untuk proses kegiatan pembinaan mental masih sangat terbatas 3. Fasilitas yang masih belum begitu lengkap, dan gedung aula yang terkadang berbenturan pelakasaan pembinaan mental dengan cek kesehatan yang dilaksanakan di dalam gedung aula 4. WBS yang berbeda pendidikan dan pengalaman, hal ini juga menjadi faktor penghambat dalam penyampaian materi yang akan di berikan oleh penyuluh 5. Waktu yang sangat terbatas, hanya dalam 6 enam bulan saja pembinaan mental di laksanakan.

5. Resosialisasi