Rusmiati : Penentuan Jumlah Mesin Sugar Weighter Berdasarkan Pengaruh Waktu Standar Di Stasiun Pengemasan Pada Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II, 2009.
USU Repository © 2009
Kemudian gula tersebut di masukkan ke dalam bak penampung dan di alirkan ke stasiun masakan untuk proses gumpalan-gumpalan gula yang dimasukkan kedalam
tangki peleburan gula selajutnya dikirim ke stasiun masakan untuk diproses selanjutnya. Gula standar di masukkan ke alat pembawa gula penyadap logam yang
mana penyadap logam ini berfungsi untuk menangkap partikel-partikel logam yang terbawa atau tercampur dengan gula produksi.
9. Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi Penampungan kristal gula pada Pabrik Gula Kwala Madu dilengkapi dengan
dua alat pengisi gula secara otomatis dimana setiap alat pengisi mempunyai timbangan yang telah di tentukan oleh badan meteorologi dan bekerja sama dengan
bulog untuk menjamin keamanan dan keselamatan produksi terbuat dengan ketentuan 50 kgkarung. Untuk menjaga keselamatan produksi gula SHS ditetapkan oleh pihak
direksi dengan standar yang telah ditentukan. Penggudangan gula produksi SHS yang telah dikemas dikirim ke gedung
untuk penyimpanan sementara dimana gula produksi ini di simpan dengan suhu gudang 30-35
C, dengan kelembaban udara dalam ruang sekitar 72-82. Kapasitas desain gudang 12.740 ton, namun kapasitas optimum yang dipakai adalah 10.056 ton.
Untuk pendistribusian dan pemasaran gula produksi SHS ketentuannya diatur oleh pihak direksi dan bagian pemasaran PTP. Nusantara II.
2.5. Mesin dan Peralatan 2.5.1. Mesin Produksi
Adapun spesifikasi mesin produksi yang ada di PTPN II Pabrik Gula Kwala Madu dapat dilihat pada Lampiran 2
Rusmiati : Penentuan Jumlah Mesin Sugar Weighter Berdasarkan Pengaruh Waktu Standar Di Stasiun Pengemasan Pada Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II, 2009.
USU Repository © 2009
2.5.2. Peralatan Produksi
Adapun spesifikasi peralatan produksi yang ada di PTPN II Pabrik Gula Kwala Madu dilihat pada Lampiran 3
Air Imbibisi 20-24 Ampas 30-40
Menimbang tebu di bagian penimbangan
Memotong dan mencacah tebu di cane cutter I dan cane cutter II
Menggiling tebu di bagian penggilingan
Menimbang nira tebu di penimbangan nira mentah
Memanaskan nira di pemanas nira I Memompa nira ke tangki defekasi
untuk menaikkan pH menjadi 8,0-8,5 Menurunkan pH mencapai 6,0-6,5,
menunggu selama 5 menit, serta mendapatkan koloid yang terbentuk
Susu kapur
Menetralkan pH nira hingga mencapai 7,0-7,2
2
so
Gas
Memanaskan nira pada pemanas nira II
Menghilangkan udara dan gas yang terlarut dalam nira pada tangki
pengembang Memisahkan nira jernih dan nira kotor
di tangki pengendapan
Floculant
Menguapkan air yang terkandung dalam nira encer di stasiun
penguapan Mengkristalkan gula pada stasiun
masakan Memisahkan kristal gula dari stroop
dan tetes pada stasiun putaran Mengeringkan dan mendinginkan gula
untuk mendapatkan gula SHS yang standart
Gambar 2.2. Blok Diagram Proses Pengolahan Tebu
Rusmiati : Penentuan Jumlah Mesin Sugar Weighter Berdasarkan Pengaruh Waktu Standar Di Stasiun Pengemasan Pada Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II, 2009.
USU Repository © 2009
2.5.3. Utilitas
Utilitas adalah pendukung kelancaran proses produksi disuatu pabrik. Kebutuhan akan utilitas di Pabrik Gula Kwala Madu meliputi :
1. Air
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses pembuatan gula. Air yang digunakan untuk Pabrik Gula Kwala Madu adalah berasal dari sungai. Yang
berjarak 4 Km dari lokasi Pabrik Air tersebut tidak langsung digunakan untuk proses produksi maupun air umpan ketel, sebab air sungai itu belum memenuhi
persyaratan untuk digunakan. Oleh karena itu diperlukan perlakuan tertentu agar air memenuhi syarat untuk digunakan. Air yang telah diproses diantaranya adalah
air bersih yang masuk ke dalam storage tank. 2.
Tenaga Listrik Tenaga listrik sangat diperlukan untuk menjalankan proses produksi. Dengan
demikian diperlukan pembangkit tenaga listrik sendiri agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Uap kering yang dihasilkan boiler masuk ke power house
untuk menggerakkan turbin. Turbin menggerakkan gear untuk memutar generator yang menghasilkan arus listrik. Tenaga listrik digunakan untuk penerangan
pabrik, kantor dan kompleks perumahan. Dan yang paling penting untuk menggerakkan alat-alat proses produksi.
Sedangkan diluar masa giling pembangkit listrik yang digunakan adalah mesin diesel dan listrik yang dihasilkan untuk keperluan penerangan work shop, penggerak
motor serta keperluan lainnya.
Rusmiati : Penentuan Jumlah Mesin Sugar Weighter Berdasarkan Pengaruh Waktu Standar Di Stasiun Pengemasan Pada Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II, 2009.
USU Repository © 2009
1. Tenaga Uap
Tenaga Uap merupakan hal yang paling penting untuk menggerakkan turbin uap generator listrik, penggerak turbin penggilingan, penggerak turbin uap cane cutter dan
keperluan lainnya. Tenaga uap yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu berasal dari dua unit boiler jenis ketel pipa air dengan kapasitas masing-masing 60 ton uapjam
dengan tipe H-1600S. 2. Work Shop
Work shop berfungsi untuk pelayanan teknis, produksi dan pelayanan jasa. PTP. Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu memiliki work shop yang bertugas melayani
perbaikan dan perawatan peralatan. Dalam pengoperasian, operator biasanya mendatangi tempat-tempat dimana terjadinya kerusakan peralatan ataupun diperbaiki
di work shop yang ada antara lain BPT bagian pelayanan teknis. Bagian ini berfungsi untuk melayani pekerjaan-pekerjaan dipabrik yang tidak biasa dilayani oleh
work shop.
2.5.4. Safety and Fire Protection
Keselamatan pekerja adalah hal yang harus diperhatikan. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan kematian
yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi dapat mengakibatkan hambatan-hambatan yang sekaligus juga merupakan kerugian baik
secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, hal ini akan mengakibatkan tingginya biaya produksi.
Jadi salah satu usaha untuk menekan biaya produksi adalah dengan menggunakan mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat pelindung yang aman guna memperkecil
akibat yang ditimbulkan mesin tersebut jika terjadi kecelakaan. Keselamatan kerja
Rusmiati : Penentuan Jumlah Mesin Sugar Weighter Berdasarkan Pengaruh Waktu Standar Di Stasiun Pengemasan Pada Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II, 2009.
USU Repository © 2009
harus benar-benar diperhatikan pada saat perancangan dan bukan baru dipikirkan kemudian setelah pabrik didirikan. Namun sekalipun pabrik sudah beroperasi,
pengawasan tetap penting untuk mencapai standar keselamatan kerja yang tinggi. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja sebaiknya pekerja
mengunakan peralatan pelindung yang sesuai pada jenis pekerjaan dilapangan. Alat- alat pelindung diri meliputi :
a. Untuk melindungi badan pekerja dari panas sebaiknya menggunakan pakaian
kerja khusus yang tahan panas. b.
Bagi pekerja yang berada di mesin penggiling sebaiknya menggunakan pelindung telinga.
c. Untuk melindungi pekerja dari kecelakaan yang disebabkan oleh benda berat yang
menimpa kaki, benda tajam yang mungkin terinjak oleh kaki pekerja harus menggunakan sepatu pengaman.
d. Untuk melindungi kepala pekerja dari benda yang jatuh dari atas menggunakan
topihelm. e.
Untuk melindungi tangan dari tusukan, sayatan dan aliran listrik menggunakan sarung tangan.
Untuk pengamanan arus listrik maka saklar-saklar harus ditempatkan pada posisi yang mudah dijangkau dan tertutup, sekring-sekring harus pada panel tertutup,
kabel listrik harus terpasang bagus agar tidak terjadi aliran listrik bila terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan pekerja. Disamping alat pelindung diri juga
merupakan perlengkapan pelindung mekanis terutama mesin-mesin penggerak, bagian-bagian yang berputar, penghubung gerak roda gigi.
Rusmiati : Penentuan Jumlah Mesin Sugar Weighter Berdasarkan Pengaruh Waktu Standar Di Stasiun Pengemasan Pada Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II, 2009.
USU Repository © 2009
2.5.5. Waste Treatment
Limbah merupakan hal yang tidak dapat dihindari dari setiap proses produksi, jika penanggulangan limbah tidak diperhatikan dan ditanggulangi dengan serius maka
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, yang dapat merugikan lingkungan maupun pihak perusahaan itu sendiri.
Pabrik Gula Kwala Madu memiliki limbah berupa air yang berasal dari hasil proses produksi. Air limbah ini terjadi akibat kebocoran pompa dan tumpahan nira
pada saat proses. Air limbah ini bersifat asam sehingga dapat merusak lingkungan. Air limbah pada Pabrik Gula Kwala Madu berasal dari beberapa stasiun produksi,
diantaranya berasal dari stasiun gilingan, pemurnian, evaporator, putaran, boiler, dan power house.
Dalam penanggulangan limbah pada Pabrik Gula Kwala Madu, terdiri dari 4 kolam yang masing-masing memiliki fungsi dan penanggulangan yang berbeda dan 1
kali pengendapan sebagai tahap akhir dari proses pengolahan limbah a. Penanggulangan limbah cair pada Pabrik Gula Kwala Madu
1. Kolam Anaerob.
Limbah cair yang masuk pada kolam ini berasal dari stasiun gilingan, pemurnian, evaporator, putaran, boiler, dan power house yang mengandung lemak, gula,
ampas, dan lain-lain. Limbah ini memiliki pH 4,5-5,0, temperatur 28 C-35
C, dengan ukuran 60m x 90m x 4m Pada kolam ini dilakukan pengembangbiakan
bakteri Anaerob, yang berfungsi untuk menguraikan limbah tanpa menggunakan oksigen.
2. Kolam Vakultatif
Limbah yang berasal dari kolam anaerob dialirkan ke kolam vakultatif dan didiamkan, dengan bantuan sinar matahari akan terjadi perubahan bakteri anaerob
Rusmiati : Penentuan Jumlah Mesin Sugar Weighter Berdasarkan Pengaruh Waktu Standar Di Stasiun Pengemasan Pada Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II, 2009.
USU Repository © 2009
menjadi asimilasi. Kolam ini memiliki pH 5,0-5,5, temperatur 28 C-30
C, dan dengan ukuran 30m x 90m x 3,5m.
3. Kolam Aerasi
Pada kolam ini dilakukan penambahan oksigen dalam air dengan alat aerator dan suplayer, serta penambahan kapur tohor untuk menaikkan pH. Kolam ini memiliki
pH 6,0-7,0, dan dengan ukuran 30m x 90m x 3m. 4.
Kolam Aerob Pada kolam ini berkembang biak bakteri aerob, yang akhirnya dapat
menumbuhkan biota seperti ganggang dan lumut. Kolam ini memiliki pH 7,0-7,2, temperatur 28
C-30 C, dan dengan ukuran 30m x 25m x 3m.
5. Segmentasi pengendapan
Proses pengendapan berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang terkandung pada air limbah. Pada proses pengendepan ini dilakukan penyaringan dengan
menggunakan ijo, pasir, dan batu. Kolam ini memiliki pH 7,0-7,2, dan dengan ukuran 30m x 25m x 3m. Setelah melalui proses ini air dapat dipakai untuk irigasi
persawahan.
b. Pada penanggulangan limbah padat adalah: 1.
Pemanfaatan blotong untuk bahan pupuk kompos 2.
Pemanfaatan ampas tebu untuk bahan bakar di boiler dan pupuk kompos
c. Pengolahan limbah gas. 1.
Penanganan abu cerobong ketel yang mengandung abu ketel dengan pemasangan wet scrubber pada gas duck boiler
Rusmiati : Penentuan Jumlah Mesin Sugar Weighter Berdasarkan Pengaruh Waktu Standar Di Stasiun Pengemasan Pada Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III LANDASAN TEORI