Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
Secara umum, masyarakat Simalungun yang tinggal di wilayah Simalungun maupun di perantauan merupakan suatu pribadi yang pendiam dan tertutup. Menurut
Hendrik Kraemer ketika berkunjung ke Tanah Batak pada bulan Februari-April tahun 1930 melaporkan bahwa jika dibandingkan dengan orang Batak Toba, orang
Simalungun merupakan orang yang berwatak halus, lebih suka menyendiri di hutan dan secara alamiah kurang bersemangat dibanding dengan orang Batak Toba
7
. Hal yang senada juga dikatakan oleh Walter Lempp tentang tabiat daripada masyarakat
Simalungun yaitu bahwa orang Simalungun lebih halus dan tingkah lakunya hormat sekali, tidak pernah keras atau meletus, meskipun sakit hati. Hal itu dimungkinkan
karena suku Simalungun satu-satunya yang pernah dijajah oleh suatu kerajaan di Jawa yang berkedudukan di Tanah Jawa
8
Sejak berabad-abad yang lampau suku-suku bangsa yang tinggal di berbagai kepulauan di Nusantara memiliki bahasa masing-masing yang dipergunakan didalam
. Masyarakat yang tinggal di Sait Buttu Saribu pada umumnya bekerja sebagai
petani kopi, namun sebagian masyarakatnya juga bekerja sebagai buruh di perkebunan teh milik PTPN 4. Menurut wawancara penulis dengan bapak Arisden
Purba, pekerjaan beliau adalah sebagai petani. Menjadi pemain musik bagi beliau merupakan pekerjaan sampingan. Membuat alat musik arbab Simalungun dilakukan
beliau apabila adanya pesanan akan alat tersebut.
2.2.2 Sistem Bahasa
7
Hendrik Kraemer Boekentrum, The Haque 1958:55
8
Walter Lempp, Benih Yang Tumbuh \12 : Gereja-Gereja Di Sumatera Utara:Jakarta, 1976:52
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
pergaulan dan komunikasi antar sesama suku tersebut. Bahasa itu dinamakan sebagai “bahasa daerah” yang disebutkan sesuai dengan suku bangsa yang memiliki bahasa
tersebut. Misalnya bahasa Batak Toba dipergunakan oleh suku Batak Toba. Demikian juga halnya bahasa Simalungun merupakan bahasa daripada suku Simalungun.
Disamping bahasa Simalungun juga memiliki aksara yang sudah sangat tua usianya. Menurut seorang peneliti bahasa yaitu Dr. P. Voorhoeve, yang menjadi pejabat
Taalambtenaar di Simalungun pada tahun 1937, mengatakan bahwa bahasa Simalungun merupakan bahasa rumpun austronesia yang lebih dekat dengan bahasa
Sansekerta yang banyak sekali mempengaruhi bahasa-bahasa yang ada di Nusantara
9
1. Bahasa Tingkatan
. Voorhoeve menyebutkan kedekatan bahasa Simalungun dengan bahasa Sansekerta
ditunjukkan dengan huruf penutup suku kata mati yaitu, uy dalam kata apuy dan babuy, huruf g dalam kata dolog, huruf b dalam kata abab, huruf d dalam kata bagod,
huruf ah dalam kata babah dan sabah, juga ei dalam kata simbei dan ou dalam kata sopou dan lopou.
Dalam bahasa Simalungun dikenal ragam jenis pemakaian bahasa menurut penggunaanya yaitu :
Bahasa tingkatan adalah bahasa yang digunakan untuk berbicara kepada orang-orang. Bahasa Tingkatan terbagi 2 yaitu:
• Bahasa yang dipakai untuk berbicara kepada raja seperti “paramba”
artinya adalah hamba, “modom” artinya mangkat dll.
9
Poerloe sahap ni bangsa sandiri bani hakaristenon : “Lezing ni Dr. Voorhoeve deba haroenggoean ni Sintua Simalungun 17 April 1987 i Pematang Raya”, dalam Sinalsal No 90
⁄September 1938, Hal 22-23
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
• Bahasa Simalungun yang dipakai menurut tingkat usia didalam
pergaulan maupun partuturan misalnya: ho dan hanima dipakai oleh orang yang lebih tua untuk menyebut orang yang lebih muda. Ho
untuk penyebutan tunggal dan hanima untuk penyebutan jamak. Demikian juga halnya dengan ham dan nasiam yang dipakai untuk
menyebut orang yang lebih tua atau kepada orang yang derajatnya lebih tinggi. Ham untuk penyebutan tunggal dan nasiam penyebutan
jamak. 2.
Bahasa Simbol Bahasa simbol merupakan bahasa yang digambarkan dengan benda-benda
untuk menyatakan maksud-maksud tertentu. Misalnya dalam suatu permainan onja-onja
10
3. Bahasa Simalungun Ratap Tangis
, ada seseorang pemuda yang memakai benang merah. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pemuda tersebut akan tetap berjuang sampai mati untuk
untuk mendapatkan cinta dari gadis pujaannya.
Bahasa ini disebut juga dengan guruni hata karena dipakai untuk mengucapkan sesuatu dan dianggap lebih halus. Misalnya adalah inang na
umbalos artinya adalah bibi, sihumoyon artinya perut, simanuhot artinya mata, jambulan artinya rambut.
4. Bahasa Simalungun Kasar
10
Onja-onja merupakan permainan tradisional masyarakat simalungun. Permainan ini dimainkan oleh anak remaja.
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
Disebut juga saitni hata yaitu bahasa yang dipakai ketika seseorang marah atau menghina seseorang, karena tersinggung atas sesuatu. Misalnya kata
panjamah tangan bahasa kasarnya tiput, mulut babah bahasa kasarnya tursik atau lossot
5. Bahasa yang digunakan oleh datu
Bahasa ini merupakan bahasa mantera yang merupakan campuran bahasa- bahasa untuk maksud-maksud tertentu.
2.3 Sistem Kesenian