Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
3.5.5 Sistem Laras
Pelarasan merupakan teknik yang dilakukan untuk membuat arbab simalungun dapat dimainkan dengan baik. Terdapat dua hal yang dilakukan pemain
untuk melakukan pelarasan. 1.
Memutar pinggol-pinggolmengencangkan senar, agar di dapatkan bunyi yang sesuai dengan perasaan dan naluri si pemain, dengan ketentuan senar
satu terletak pada bagian kanan dan senar dua terletak pada bagian kiri dengan nada senar satu bernada do1 dan senar dua bernada sol5.
2. Selanjutnya adalah menggesekkan pangogos ke senar secara bersamaan untuk
mendapatkan nada yang sesuai. Hal tersebut dimaksudkan agar seorang pemain dapat merasakan perbedaan bunyi apakah telah sesuai atau belum.
Apabila telah sesuai maka arbab dapat dimainkan.
3.5.6 Teknik Memainkan
Memainkan arbab Simalungun adalah dengan cara digesek. Ada dua macam cara menggesek arbab. Pertama disebut dengan lampei yaitu teknik menggesek arbab
dengan cara pelan atau lambat sehingga kedengaran seperti orang menangis. Yang kedua adalah teknik menggesek podas yaitu menggesek dengan cepat sehingga
kedengaran bunyi yang cepat dan bersemangat. Namun hal tersebut berhubungan dengan lagu yang dimainkan ataupun lagu yang diminta oleh orang yang meminta
musik.
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
BAB IV ARBAB DALAM TRADISI
MASYARAKAT SIMALUNGUN
4.1 Asal Usul Arbab Simalungun
Asal-usul alat musik Arbab Simalungun, hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, sebab tulisan-tulisan maupun penelitian-penelitian yang
berhubungan dengan alat musik tersebut sangat jarang. Namun walaupun demikian, penulis berusaha untuk mencari tahu tentang sejarah keberadaan alat musik arbab
secara lisan maupun tulisan.
4.1.1 Arbab Simalungun Menurut Cerita
Menurut cerita
15
15
Wawancara dengan bapak S.A Lingga pada tanggal 29 Mei 2009
, terciptanya alat musik arbab adalah bahwa pada zaman dahulu kala, ada seorang ayah yang menginginkan kelahiran seorang anak laki-laki
didalam kehidupan rumah tangganya. Sang ayah berpikiran apabila kelak istrinya tersebut melahirkan anak laki-laki, maka ayah tersebut akan membuat sebuah alat
musik namanya belum diketahui, untuk mengungkapkan kegembiraannya tersebut. Kemudian setelah anak laki-laki yang dinantikan tersebut lahir, maka dia segera
melaksanakan keinginan yang telah dipendamnya tersebut. Sang ayah lalu mulai membuat alat musik tersebut. Dia mengambil tempurung kelapa, kemudian bagian
atasnya ditutup dengan menggunakan kulit kucing, lalu diikat dengan rotan. Untuk