Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat Simalungun adalah salah satu kelompok etnis yang ada di wilayah provinsi Sumatera Utara. Etnis Simalungun merupakan salah satu dari lima kelompok
etnis Batak lainnya, yaitu, Toba, Karo, Pakpak, Mandailing-Angkola Bangun, 1993:94. Setiap etnis yang ada di Sumatera Utara, baik kelompok etnis Batak
maupun etnis lain, memiliki kebudayaan, adat istiadat yang berbeda-beda antara etnis yang satu dengan etnis yang lain, bahkan kebudayaan diantara kelompok etnis Batak
itu sendiri juga berbeda-beda. Demikian juga halnya dengan Simalungun, Masyarakat Simalungun memiliki budaya yang diwariskan secara turun-temurun oleh leluhurnya,
baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu bentuk kebudayaan tersebut adalah kesenian. Kesenian pada masyarakat Simalungun sangat banyak diantaranya adalah
seni rupa, seni tari, seni ukir, dan seni musik. Dalam tulisan ini, penulis lebih terfokus untuk mengkaji aspek musiknya.
Pada masyarakat Simalungun, seni musik terbagi atas dua bagian besar, yaitu musik vocal yang disebut inggou dan musik instrumen yang disebut gual. Musik
instrumen juga dapat dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu musik instrumen yang dimainkan secara ensambel, dan musik instrumen yang dimainkan secara tunggal
solo instrumen. Alat-alat musik tersebut dapat dipakai untuk mengiringi upacara- upacara yang bersifat ritual maupun hiburan. Sebagai contoh yaitu alat yang
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
dimainkan secara ensambel yaitu Gonrang Sidua-dua dan Gonrang Sipitu-pitu. Kedua jenis ensambel musik ini dapat dimainkan dalam upacara-upacara adat
masyarakat Simalungun, baik upacara sukacita malas ni uhur maupun upacara dukacita pusok ni uhur. Alat musik ini baik Gonrang Sidua-dua maupun Gonrang
Sipitu-pitu juga dapat digunakan untuk mengiringi tarian tor-tor dalam konteks hiburan misalnya Tor-tor Huda-huda atau disebut juga Toping-toping. Tor-tor ini
ditampilkan pada upacara kematian, yaitu na matei sayur matua
1
Alat musik tunggal yang terdapat di Simalungun sangat banyak diantaranya adalah garattung, sordam, tulila, husapi, tengtung dan arbab. Diantara alat musik
tunggal tersebut, arbab merupakan salah satu alat musik Simalungun yang sudah sangat tua. Menurut informasi yang penulis ketahui melalui literatur-literatur dan
wawancara dari beberapa pemusik tradisional . Tor-tor ini
berfungsi untuk menghibur masyarakat pada umumnya dan keluarga secara khusus agar tidak larut dalam kesedihan.
2
1
Yaitu orang yang meninggal yang telah memiliki cucu dan anaknya sudah menikah semua.
2
Wawancara tanggal 2 Desember 2008 dengan bapak Jasa Tarigan selaku pemusik tradisi Karo, dan wawancara dengan bapak Guntur Sitohang selaku pemusik tradisi Toba pada tanggal 7 Maret 2009
, bahwa alat musik arbab tersebut terdapat juga pada kelompok etnis Batak Toba dan Karo. Pada suku Batak Toba alat
musik itu dinamakan arbab dan pada suku Karo dinamakan murbap. Akan tetapi pada etnis Batak Toba dan Karo keberadaan alat musik tersebut dapat dikatakan
sudah punah. Menurut informan tersebut, pada zaman dahulu sebelum masuknya agama, alat musik ini digunakan sebagai sarana untuk menyembah roh. Namun
setelah masuknya agama, kegiatan penyembahan roh dilarang sehingga eksistensi
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
penggunaan alat tersebut secara perlahan-lahan hilang. Pada masyarakat Simalungun sendiri, keberadaan alat musik ini pada saat sekarang sudah sulit untuk di temukan.
Di Simalungun sendiri, penulis hanya mengetahui satu orang saja yang dapat membuat dan memainkan arbab Simalungun yaitu bapak Arisden Purba.
Orang yang memainkan arbab disebut pararbab
3
Arbab merupakan alat musik yang tergolong kedalam jenis fiddle sementara orang yang
membuat arbab disebut pambahen arbab. Bapak Arisden Purba adalah salah seorang pararbab yang masih pernah memainkan arbab simalungun didalam konteks upacara
ritual. Penulis mengetahui keberadaan bapak Arisden tersebut, setelah melihat pertunjukan Revitalisasi Musik Simalungun yang diadakan oleh Ford Foundation,
pada bulan Januari 2001 sampai bulan Desember 2008. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui proses regenerasi pemain musik dan melestarikan kembali musik-
musik tradisional yang hampir punah.
4
yang mempunyai dua buah senar yang terbuat dari benang dan termasuk kedalam
klasifikasai alat musik chordofon
5
3
Kata “par” menjadi awalan pada kata “arbab” yang menunjukkan orang yang memainkan. Berlaku juga untuk alat musik lainnya contoh, pargonrang, parsarunei dsb.
4
Fiddle Kamus Musik M. Soeharto 1992 : 37 dalam bahasa Inggris, yaitu alat musik gesek sejenis Biola, dengan bahan, pengerjaan dan cara memainkan yang sederhana, lazimmya digunakan sebagai
pengiring musik rakyat.
5
Chordophone adalah jenis alat musik yang sumber getar utamanya adalah chord atau senardawaikawattali.
yang suaranya berasal dari senar. Arbab dimainkan dengan cara menggesek bagian senarnya dengan mempergunakan alat penggesek
yang disebut pangogos. Pangogos tersebut terbuat dari serat tumbuhan sejenis enau yang disebut tali ariman dan diikatkan dengan sebilah bambu yang tipis. Arbab
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
terbuat dari Bambu yang berfungsi sebagai leher, batok kelapa yang besar yang berfungsi sebagai kotak resonator, yang ditutup oleh kulit. Semakin besar batok
kelapa yang digunakan maka semakin besar juga suara yang dihasilkan. Kemudian kayu yang dibentuk sedemikian rupa menyerupai kaki manusia dari batas lutut
sampai ke telapak sebagai tumpuan atau kaki arbab tersebut. Menurut bapak Arisden Purba, pada zaman dahulu kulit yang dipergunakan
untuk menutup resonator adalah kulit Harimau Akar. Akan tetapi oleh karena pada saat ini Harimau Akar sangat sulit untuk ditemukan dan juga adanya larangan
perburuan oleh pemerintah terhadap hewan tersebut, maka sebagai penggantinya dapat digunakan kulit kambing. Akan tetapi kualitas suara yang dihasilkan dari kulit
kambing tersebut tidak sebagus apabila menggunakan kulit Harimau Akar, sebab tekstur kedua kulit tersebut sangat berbeda. Menurut Bapak Arisden, pada dasarnya
kulit kucing sangat mirip dengan kulit Harimau Akar, namun dikarenakan kucing merupakan hewan yang dekat dengan manusia dan bukan merupakan hewan ternak,
ada perasaan tidak tega untuk menyembelihnya. Meskipun begitu, Bapak Arisden masih mempunyai arbab yang terbuat dari kulit Harimau Akar. Arbab tersebut
menurut penuturan bapak Arisden sudah berumur ± 64 tahun dan merupakan arbab yang berasal dari orangtua beliau.
Arbab biasanya dimainkan pada banyak upacara ritual diantaranya yaitu upacara ritual untuk memanggil roh orang yang masih hidup yang terbang
meninggalkan tubuh jasmaninya karena sesuatu hal. Upacara itu disebut dengan
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
mardilo tonduy
6
Selain untuk upacara ritual, arbab juga dapat dimainkan untuk hiburan pribadi di rumah. Bapak Arisden juga sering memainkan alat tersebut setelah pulang dari
pekerjaannya, untuk menghibur diri setelah lelah bekerja seharian di ladang. Ketika dimainkan untuk hiburan, maka alat musik ini dimainkan secara solo. Alat musik ini
dapat dimainkan secara solo maupun dengan ensambel. Tetapi meskipun dimainkan secara ensambel arbab tidak dimasukkan kedalam alat musik yang dimainkan secara
. Menurut bapak Arisden Purba, alat musik ini dimainkan di rumah orang yang melaksanakan upacara. Upacara dimulai setelah keluarga dan perangkat
pendukung upacara tersebut berkumpul . Upacara ini dipimpin oleh seorang datu yang juga merangkap untuk melakukan pengobatan. Datu tersebut berfungsi untuk
berkomunikasi dan memanggil roh-roh tersebut agar kembali ke dalam tubuh jasmaninya. Tujuannya dilakukan upacara ini adalah meminta kesembuhan terhadap
orang yang dilanda kemalangan tersebut. Hal tersebut juga dikatakan oleh Bapak Setia Dermawan Purba yaitu seorang tokoh budaya Simalungun yang menyatakan
bahwa arbab digunakan pada zaman dahulu untuk menyembah roh-roh nenek moyang. Dalam proses penyajiannya tersebut, keadaan tempat upacara harus dalam
keadaan tenang dan tidak ribut. Hal ini dimaksudkan agar roh yang dipanggil tersebut dapat segera hadir dan juga untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Seperti datangnya roh jahat yang ingin menggangu. Disamping itu suara daripada arbab sangat halus, sehingga harus dalam keadaan tenang untuk mendengarnya, sebab
arbab tersebut merupakan media untuk memanggil roh tersebut.
6
Wawancara dengan bapak S.A Lingga, Kepala Museum Simalungun, Kota P.Siantar tanggal 17 Juni 2008
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
ensambel. Apabila dimainkan secara ensambel, maka alat musik ini diiringi oleh alat musik lain yaitu, husapi yaitu alat musik petik, odap yaitu alat musik pukul berbentuk
silinder berukuran kecil, berdiameter sekitar 15 cm dan tinggi sekitar 20 cm dan dua buah piring porselen yang disebut ting-ting yang berfungsi untuk menggantikan gong
kecil. Penyebutan repertoar lagu yang dimainkan arbab Simalungun ketika
dimainkan secara ensambel sama dengan penyebutan repertoar Gonrang Sipitu-pitu antara lain, gual parahot, gual parorot, dan lain-lainnya. Repertoar tersebut
dimainkan ketika upacara ritual dilakukan. Namun ketika dimainkan dalam konteks hiburan pribadi, repertoar tersebut tidak dimainkan. Bapak Arisden Purba selaku
pemain arbab pararbab dan sekaligus pembuat alat musik arbab pambahen arbab mendapatkan keterampilan memainkan dan membuat arbab tersebut berasal dari
orang tua beliau. Beliau memainkan arbab ini untuk meneruskan tradisi bermain arbab dan sekarang beliau mulai menurunkan teknik bermain arbab kepada salah
seorang anaknya laki-lakinya. Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti proes pembuatan dan alat
musik arbab tersebut dan dan juga membuat suatu tulisan ilmiah dengan judul
“Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba di Desa Maniksaribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan sebelumnya, pokok permasalahan yang menjadi topik bahasan dalam tulisan ini yaitu :
1. Bagaimana proses dan teknik pembuatan arbab Simalungun yang dilakukan
bapak Arisden Purba 2.
Bagaimana eksistensi dan penggunaan alat musik arbab Simalungun di tengah-tengah masyarakat Simalungun
3. Bagaimana teknik permainan arbab Simalungun sebagai pembawa melodi.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian