Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
sebelum masuknya agama ke Simalungun, dan masih dilakukan sampai sekarang, walaupun sudah jarang. Dalam konteks hiburan, arbab dimainkan secara tunggal,
tanpa diiringi alat musik yang lain. Dan musik ini dimainkan dirumah ketika sedang beristirahat. Adapun yang diuraikan dibawah ini merupakan beberapa upacara ritual
yang didapatkan penulis ketika wawancara dengan bapak Arisden Purba dan bapak S.A Lingga
4.3.1 Upacara Mardilo Tonduy
Upacara mardilo tonduy merupakan upacara untuk memanggil roh. Ada dua jenis cara untuk memanggil roh yaitu, memanggil roh yang hilang ataupun lepas dari
tubuhnya karena sesuatu hal, baik itu suatu kecelakaan, tarhirjat terkejut karena sesuatu hal. Kemudian yang kedua memanggil roh orang yang menghilang agar
diketahui keberadaannya apakah orang tersebut masih hidup ataukah sudah mati. Dalam upacara ini terdapat beberapa pendukung upacara yang harus ada ketika
upacara dilakukan yaitu, datu atau sibaso
22
. Selain datu, ada juga orang yang dipanggil yang memiliki suatu kemampuan yang disebut sidua lapis panonggor
23
22
Datu laki-laki adalah orang yang dapat melakukan pengobatan terhadap orang yang sakit sementara sibaso penyebutan untuk perempuan.
23
Wawancara dengan bapak S.A Lingga 29 mei 2009, mengatakan bahwa sidua lapis panonggor berperan untuk melihat kedatangan daripada jujungan yaitu roh suci yang membawa kabar tentang
keberadaan daripada roh yang dipanggil tersebut.
. Tetapi apabila si datu juga memiliki kemampuan seperti sidua lapis panonggor, maka
orang tersebut tidak perlu dipanggil. Kemudian seperangkat alat musik arbab. Dan yang terakhir adalah keluarga dan kerabat dekat. Juga beberapa orang dari kampung
tersebut.
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
Setelah pendukung acara berkumpul, maka upacara dapat dimulai. Dimainkannlah gual yang sesuai dengan urutan upacara tersebut. Adapun urutan gual
tersebut adalah, Lagu Naibata Iatas Parahot Habian, lagu ini merupakan lagu untuk menyembah Tuhan Penguasa Langit dan Bumi, kemudian lagu berikutnya adalah
Lagu Habonaron Anong-Anong Tonduy yaitu lagu yang merupakan lagu untuk memanggil roh orang tersebut, kemudian Lagu Jujungan yaitu lagu yang
diperuntukkan bagi roh suci yang datang membawakan berita, yang masuk ketubuh seseorang yang hatinya bersih dan juga jujur. Ketiga lagu tersebut tidak dapat
ditarikan ditortorhon. Ketika lagu tersebut dimainkan semua pendukung acara harus dalam keadaan tenang tidak boleh ribut.
Setelah selesai proses untuk menanyakan dan memanggil roh tersebut, maka dilanjutkan dengan lagu yang dapat ditortorhon yaitu, Lagu Na Roh Hun Tapian.
Lagu ini untuk menyambut keluarga yang baru pulang maranggir dari tapian
24
24
Maranggir yaitu mandi dengan menggunakan jeruk purut untuk menyucikan diri sebab masyarakat yakin bahwa jeruk purut dapat mengusir hal-hal jahat yang tidak diinginkan.
Tapian adalah pancuran yang digunakan pada masyarakat dulu untuk membersihkan diri. Pada saat ini tapian sudah jarang untuk ditemukan. Kalaupun ada letaknya didesa-desa terpencil.
. Namun pada saat sekarang ini maranggir dapat dilakukan dirumah dan lagu tersebut
dimainkan ketika selesai maranggir. Kemudian lagu yang berikutnya adalah Lagu Rap Ma Ale Adong. Lagu ini merupakan lagu yang ditujukan untuk masyarakat
setempat. Lagu ini dimainkan untuk mendapatkan berkat dari masyarakat yang ada dikampung tersebut. Dengan kata lain agar masyarakat turut mendoakan agar orang
yang kemalangan tersebut dapat segera sembuh dan sehat seperti sedia kala. Lagu yang selanjutnya adalah lagu pangujungi yaitu lagu yang menandakan upacara
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
tersebut akan segera selesai, seluruh orang yang terlibat dalam acara tersebut dapat manortor sampai puas. Setelah itu upacara ditutup kembali dengan Lagu naibata iatas
Parahot Habian. Upacara tersebut berjalan sendirinya. Tidak ada permintaan gual dari orang-
orang sebab pemain arbab mengetahui apa yang akan dimainkannya. Pemain arbab juga dapat kerasukan roh-roh yang datang. Didalam pertunjukan tersebut, permainan
arbab dapat kacau dan tidak enak kedengaran. Hal ini terjadi apabila didalam keluarga yang melakukan upacara tersebut terdapat suatu perselisihan, sehingga roh
jujungan yang datang akan mengacaukan permainan arbab, meskipun diulang-ulang beberapa kali. Pada saat itu pemain arbab akan menyarankan agar pihak-pihak
keluarga yang berselisih tersebut berdamai terlebih dahulu dengan manurduk demban
25
Upacara ini merupakan upacara untuk memanggil roh daripada oppung leluhur untuk meminta suatu pemberitahuan atau menanyakan sesuatu, misalnya
. Pada upacara memanggil roh orang yang hilang, urutannya adalah sama tetapi
pada upacara ini jujungan yang datang, memberitahukan keadaan daripada yang hilang tersebut, apakah masih hidup ataukah sudah meninggal. Pada upacara ini
jujungan meminta agar keluarga yang melaksanakan upacara apabila ada perselisihan, segera berdamai. Karena apabila tidak maka jujungan tersebut akan marah dan
menghancurkan keluarga tersebut.
4.3.2 Upacara Manjalo Horas-Horas