Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
Gambar 50 : Pemasangan Paku Pada Nahei
3.4.3.3.7 Pembuatan Penahan Senar Panggal-Panggal
Proses pembuatan panggal-panggal ini dibuat dari bahan bambu. Penahan senar diukur dengan panjang 3 cm, lebarnya 2 cm dan tebalnya 0,5 cm. Adapun
penahan senar ini berbentuk trapesium, yang mana bagian yang lebih lebar menempel ke resonator dan bagian yang lebih kecil sebagai penahan senar arbab. Jarak antara
tempat kedua senar adalah 1,5 cm.
Gambar 51 : Pemotongan Bambu Menjadi panggal-panggal
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
Gambar 52 : Pembentukan bagian bawah panggal-panggal
Gambar 53 : Pembentukan Tempat Senar
3.4.3.3.8 Pembuatan Senar Arbab
Senar arbab merupakan komponen yang penting dalam pembuatan arbab simalungun. Tidak seperti alat musik gesek kebanyakan yang menggunakan logam
ataupun kawat sebagai senarnya, arbab menggunakan benang sebagai senar. Dalam hal ini benang yang digunakan sebagai senar arbab adalah benang wol yang sering
disebut benang bola atau benang tukang. Untuk membuatnya menjadi senar yaitu, dengan mengukur tiga helai benang yang sama panjangnya dan salah satu ujung senar
diikatkan ke paku yang terdapat pada nahei gambar 54. Kemudian ketiga senar
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
tersebut dipulos sehingga menghasilkan sehelai benang yang kuat gambar 55. Karena arbab menggunakan dua senar maka dipulos enam helai benang untuk
membuat dua helai senar. Adapun ukuran kedua senar adalah untuk senar satu berukuran panjang 78 cm, sementara untuk senar dua panjang 90 cm.
Gambar 54 : Benang yang telah diukur
Gambar 55 : Proses Pemilinan dipulos
3.4.3.3.9 Pembuatan Rotan Penahan
Untuk melekatkan kulit kambing pada kotak resonator dipergunakan rotan gambar 56. Rotan penahan terdiri dari dua macam yaitu rotan yang berfungsi untuk
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
menahan kulit pada bagian tepi resonator, dan rotan yang berfungsi menahan ikatan dari rotan pengikat. Rotan yang berfungsi untuk menahan kulit juga memiliki fungsi
lain yaitu untuk menambah nilai estetika arbab tersebut, sehingga kelihatan lebih rapi dan bagus. Pembuatannya pun tidak sembarangan dan sulit sehingga diperlukan
keahlian khusus. Dalam hal ini bapak Arisden dibantu oleh seorang tukang. Hal yang dilakukan pertama sekali adalah mengambil sebatang rotan yang telah diukur
panjangnya, lalu dikikis hingga didapatkan ukuran yang sesuai gambar 57, kemudian direndam gambar 58 Setelah itu rotan kemudian dijalin sedemikian rupa
hingga membentuk lingkaran gambar 59, 60 61. Adapun ukuran besarnya lingkaran rotan penahan tersebut adalah seukuran dengan besarnya resonator untuk
rotan penahan kulit dan untuk rotan penahan ikatan besarnya adalah setengah daripada besar kotak resonator. Pembuatan rotan penahan kulit dilakukan ketika
proses pemasangan kulit pada kotak resonator dilakukan.
Gambar 56 : Rotan Gambar 57 : Pengikisan Rotan
Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009.
Gambar 58 : Perendaman Rotan Gambar 59 : Proses Menjalin Rotan
Gambar 60 : Membentuk Lingkaran Gambar 61 : Lingkaran Rotan Penahan
Yang Telah Selesai
3.4.4 Tahap Penyempurnaan