Teori Konsep dan Teori .1 Konsep

Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009. Sementara organologi merupakan bagian dari etnomusikologi yang meliputi semua aspek, diantaranya adalah ukuran dan bentuk fisiknya termasuk pola hiasannya, bahan dan prinsip pembuatannya, metode dan teknik memainkan, bunyi dan wilayah nada yang dihasilkan, serta aspek sosial budaya yang berkaitan dengan alat musik tersebut. Organologi juga tidak hanya membahas masalah teknik memainkan, fungsi musikal, dekorasi pola hiasan fisik, dan aspek sosial budaya, melainkan termasuk didalamnya sejarah dan deskripsi alat musik tersebut secara konstruksional, Hood, 1982:124. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian Kajian Organologis adalah, suatu penyelidikan yang mendalam untuk mempelajari tentang instrumen musik baik mencakup aspek sejarahnya maupun deskripsi alat musik itu sendiri dan berbagai pendekatan sosial budaya. Arbab simalungun merupakan alat musik gesek yang termasuk kedalam klasifikasi alat musik kordofon. Masyarakat Simalungun mengelompokkan alat musik arbab ke dalam kelompok alat musik yang dimainkan secara tunggal solo instrumen. Namun pada kesempatan-kesempatan tertentu arbab tersebut juga dimainkan secara ensambel dengan alat musik lain yaitu husapi, odap, dan tingting.

1.4.2 Teori

Teori merupakan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu peristiwa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991:1041. Sebagai landasan berpikir dalam melihat permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mempergunakan teori-teori yang relevan, yang sesuai untuk permasalahan tersebut. Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991:253, Eksistensi artinya keberadaan. Sementara pengertian kebudayaan menurut E.B Taylor, Primitive Culture, 1871 adalah: “keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat” Maka penulis menyimpulkan bahwa eksistensi kebudayaan merupakan keberadaan yang mencakup keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dari penjelasan tersebut, maka penulis menjadikan hal tersebut menjadi landasan teori eksistensi kebudayaan untuk menyatakan keberadaan instrumen arbab dalam masyarakat Simalungun. Dalam tulisan ini untuk membahas pendeskripsian alat musik, penulis mengacu pada teori yang di kemukakan oleh Susumu Kashima, 1978:174 terjemahan Rizaldi Siagian dalam laporan ATPA, bahwa studi musik dapat dibagi kedalam dua sudut pandang yang mendasar, yaitu studi struktural dan studi fungsional. Studi struktural berkaitan dengan observasi pengamatan, pengukuran, perekaman atau pencatatan bentuk, ukuran besar kecil, konstruksi serta bahan-bahan yang dipaakai untuk pembuatan alat musik tersebut. Kemudian studi fungsional memperhatikan fungsi dari alat-alat atau komponen yang memproduksi menghasilkan suara, antara lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan keras-lembutnya suara loudness bunyi, nada, warna nada, dan kualitas suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut. Berdasarkan Saridin Tua Sinaga : Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba Di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun, 2009. penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa proses dan teknik pembuatan arbab simalungun termasuk kedalam studi struktural. Arbab Simalungun adalah instrumen musik kordofon yang memiliki dua buah senar, dan memiliki ruang resonator sebagai sumber bunyi. oleh karena itu dalam pengklasifikasian alat musik tersebut, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Curt Sach dan Hornbostel 1961, yaitu : “Sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyi. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yang terdiri dari; idiofon alat itu sendiri sebagai sumber penggetar utama bunyi, aerofon udara sebagai sumber penggetar utama bunyi, membranofon kulit sebagai sumber penggetar utama bunyi, dan Kordofon senar sebagai sumber penggetar utama bunyi”.

1.5 Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Kajian Organologis Tulila Simalungun Buatan Bapak J Badu Purba Siboro di Desa Lestari Indah Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun

14 149 106

Kajian Organologi Sarunei Buluh Simalungun Buatan Bapak Rabes Saragih Di Desa Nagori Purba Tongah Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun

0 52 100

Kajian Organologis Garantung Simalungun Buatan Bapak Rossul Damanik Di Desa Sari Matondang 1 Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun

2 73 104

Teknik Permainan Dan Struktur Musik Husapi Simalungun Pada Lagu Parenjak-Enjak Ni Huda Sitajur Yang Disajikan Oleh Arisden Purba Di Huta Manik Saribu Sait Buttu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun

0 10 102

Kajian Organologi Sarunei Buluh Simalungun Buatan Bapak Rabes Saragih Di Desa Nagori Purba Tongah Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun

1 20 100

Kajian Organologi Sarunei Buluh Simalungun Buatan Bapak Rabes Saragih Di Desa Nagori Purba Tongah Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun

0 1 12

Kajian Organologi Sarunei Buluh Simalungun Buatan Bapak Rabes Saragih Di Desa Nagori Purba Tongah Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun

0 0 1

Kajian Organologi Sarunei Buluh Simalungun Buatan Bapak Rabes Saragih Di Desa Nagori Purba Tongah Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun

0 0 23

Kajian Organologi Sarunei Buluh Simalungun Buatan Bapak Rabes Saragih Di Desa Nagori Purba Tongah Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun

0 0 19

Kajian Organologi Sarunei Buluh Simalungun Buatan Bapak Rabes Saragih Di Desa Nagori Purba Tongah Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun

0 1 2