F. Hubungan Pekerjaan dan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Meningkat jumlah partisipasi wanita dalam ikatan kerja dan adanya emansipasi dalam segala bidang kerja dan kebutuhan masyarakat
menyebabkan turunya kesedian menyusui dan lamanya menyusui siregar, 2004. Ibu Rumah Tangga IRT memiliki waktu yang cukup lebih banyak
untuk memberikan ASI dibanding ibu bekerja yang waktu di rumah lebih sedikit untuk memberikan ASI Handayani, dkk. 2009.
Hasil analisis pekerjaan menunjukkan p-value = 1.00 artinya tidak ada hubungan antara rata-rata pekerjaan dengan perilaku memberikan ASI
eksklusif pada ibu yang melahirkan di luar rumah bersalin puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 2013. Diketahui bahwa dari 6 responden yang
bekerja, tidak ada yang memberikan ASI eksklusif. Sedangkan dari 39 orang responden yang tidak bekerja, sebesar 5.1 memberikan ASI eksklusif.
Lebih lanjut dari 6 responden yang bekerja, hanya 1 orang yang disediakan tempat menyusui di tempat kerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraeni 2012 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan
pemberian ASI eksklusif hal ini dimungkinkan karena teknik dan keadaan sampel yang dimiliki relatif sama.
Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan tenang ASI eksklusif dan makanan tambahan. Sehingga banyak dari responden yang
menganggap memberikan beberapa makananminuman sebagai ASI eksklusif, terutama air putih. Hal ini terlihat dari hasil analisa perilaku pemberian ASI
eksklusif, dari 39 responden yang memberikan makanan tambahan sebanyak 35 orang atau 89,7 responden memberikan air putih. Hal ini juga terlihat
dari banyaknya responden yang salah dalam pernyataan mengenai susu formula.
G. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Hambatan utama tercapainya ASI eksklusif yang benar adalah karena kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI eksklusif pada para
ibu. Seorang ibu harus mempunyai pengetahuan baik dalam menyusui Roesli, 2000. Seorang wanita dengan bayi pertamanya mungkin tidak tahu
cara menaruh bayi pada payudaranya. Karena itu, cara ini harus diketahui. Bila bayi tidak mengambil puting susu dengan benar, akan menimbulkan
banyak persoalan Soetjiningsih, 1997. Hasil analisis pengetahuan menunjukkan p-value = 0.997 artinya tidak
ada hubungan antara rata-rata pengetahuan dengan perilaku memberikan ASI eksklusif pada ibu yang melahirkan di luar rumah bersalin puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan tahun 2013. Diketahui bahwa dari 10 responden dengan pengetahuan baik, sebesar 10 memberikan ASI eksklusif. sedangkan
dari 35 orang responden dengan pengetahuan sedang, sebesar 2.9 memberikan ASI eksklusif. Lebih lanjut dari analisa hasil kuesioner didapati
bahwa 20 ibu salah pada pernyataan terkait pemberian obat pada bayi yang sakit. Dan 27 ibu salah dalam pernyataan terkait pemberian susu formula saat
beraktivitas di luar rumah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraeni 2012 yang menyatakan tida ada hubungan signifikan antara pengetahuan dan perilaku
pemberian ASI eksklusif hal ini dimungkinkan karena teknik dan keadaan sampel yang dimiliki relatif sama.
Hal ini dimungkinkan karena responden tidak mengetahui informasi terbaru terkait ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI MP-ASI,
kurang jelasnya informasi, dan kurangnya kemampuan responden dalam menangkap informasi. Sehingga banyak responden yang mempercayai walau
memberikan beberapa jenis MP-ASI tetap dikatakan ASI eksklusif, seperi memberikan air putih dan obat ketika sakit. Hal ini terlihat pada penelitian ini,
dari 43 responden yang tidak memberikan ASI eksklusif terdapat 35 resonden memberikan air putih. Dan dari 43 responen yang tidak memeberikan Asi
eksklusif terdapat 21 responden memberikan obat pada bayi keika sakit. Lebih lanjut, dari data univariat terlihat rata-rata pengetahuan ibu adalah sedang
sekalipun telah mendapat informasi pada kunjungan ANC ke Puskesmas. Hal ini dikarenakan kurang efektifnya materi tentang ASI Eksklusif dan waktu
yang dimiliki bidan di puskesmas. Hal ini terlihat dari banyaknya ibu yang masih keliru tentang pernyataan mengenai pemberian obat, kecukupan zat gizi
ASI, dan pemberian susu formula.
H. Hubungan Sikap dan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif