Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraeni 2012 yang menyatakn tidak ada hubungan signifikan antara Tenaga yang Melayani IMD
dan perilaku pemberian ASI eksklusif hal ini dimungkinkan karena teknik dan keadaan sampel yang dimiliki relatif sama. Namun berbeda dengan penelitian
Fika dan Syafiq 2003 di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI segera IMD
dengan pemberian ASI eksklusif. Faktor kurang jelasnya dan tidak detil informasi tentang ASI eksklusif
dan persepsi yang salah tentang ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI diduga menjadi alasan mengapa responden tidak memberikan ASI Eksklusif
sekalipun responden dibantu melakukan IMD setelah melahirkan. Pengetahuan lokal yang salah tentang makanan bayi dan kurang motivasi dari
responden untuk memberikan ASI pula mendukung perilaku tersebut.
M. Hubungan Dukungan Keluarga dan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Dorongan keluarga untuk melakukan ASI eksklusif umumnya adalah suami dan orang tua. Suami dan orang tua adalah orang terdekat yang dapat
mempengaruhi seorang ibu untuk tetap menyusui secara eksklusif atau malah memberikan makanan minuman tambahan kepada bayi. Bentuk dukungan
suami berupa nasihat untuk memberikan hanya ASI eksklusif saja kepada bayinya, membantu ibu bila lelah, dan membantu melakukan pekerjaan
rumah. Sedangkan dukungan orang tua lebih terlihat untuk mempengaruhi ibu memberikan makanan atau minuman tambahan sebelum bayi mereka berusia
6 bulan Fikawati dan Syafiq, 2009.
Hasil analisis dukungan keluarga menunjukkan p-value = 1.00 artinya tidak ada hubungan antara rata-rata Dukungan Keluarga dengan perilaku
memberikan ASI eksklusif pada ibu yang melahirkan di luar rumah bersalin puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 2013. Diketahui bahwa dari 42
reponden yang mendapat dukungan keluarga sebesar 4.8 memberikan ASI Eksklusif. sedangkan dari 3 responden yang tidak mendapatkan dukungan
keluarga tidak ada yang memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraeni 2012 yang
menyatakn tidak ada hubungan signifikan antara Dukungan Keluarga dan perilaku pemberian ASI eksklusif hal ini dimungkinkan karena teknik dan
keadaan sampel yang dimiliki relatif sama. Berbeda dengan hasil penelitian kualitatif Fika dan Syafiq 2009 menyatakan bahwa sebagian besar ibu yang
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya mendapatkan dukungan dari suaminya. Sedangkan pada orang tua perannya kurang terlihat. Namun, pada
ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sangat terlihat bagaimana peran orang tua untuk mempengaruhi pemberian makanan tambahan. Sedangkan
peran suami ada yang mendapat dukungan, tapi sebagian lainnya menyerahkan keputusan menyusui kepada ibu, artinya suami tidak
memberikan dorongan kepada ibu untuk menyusui. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan dari pihak
keluarga sehingga dukungan yang diberikan hanya berupa dukungan menyusui, mengurusi anak bila ibu sedang bekerja. Rata-rata pekerjaan ibu
sebagai ibu rumah tangga menjadikan ayah jarang di rumah sehingga
dukungan yang diberikan pun sedikit. Sedangkan ibuibu mertua dimungkinkan masih memiliki pemahaman yang kurang mengenai ASI
Eksklusif dan makanan bayi.
N. Hubungan Dukungan Kader dan Tenaga Kesehatan dan Perilaku