H. Hubungan Sikap dan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap objek Notoatmodjo, 2007. Hasil analisis sikap menunjukkan p-value = 0.274 artinya tidak ada
hubungan antara rata-rata sikap dengan perilaku memberikan ASI eksklusif pada ibu yang melahirkan di luar rumah bersalin puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan tahun 2013. Diketahui bahwa dari 14 reponden dengan sikap yang baik sebesar 14.3 memberikan ASI Eksklusif. sedangkan dari 20
responden dengan sikap sedang dan 11 responden dengan sikap buruk tidak ada yang memberikan ASI eksklusif.
Responden umumnya memiliki kemauan untuk memberikan ASI eksklusif. Terbukti dari 45 responden sebesar 71,1 setuju untuk tidak
memberikan makanan lain selain ASI selama 6 bulan dan sebesar 77,8 setuju untuk tidak memberikan susu formula pada bayi usia 0-6 bulan. Tetapi
sebesar 51,1 responden tidak setuju untuk tidak member obat pada bayi 0-6 bulan ketika sakit, dan sebesar 62,2 setuju memberikan susu formula ketika
beraktivitas di luar rumah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraeni 2012 yang menyatakn tida ada hubungan signifikan antara sikap dan perilaku pemberian
ASI eksklusif hal ini dimungkinkan karena teknik dan keadaan sampel yang dimiliki relatif sama.
Hal ini dimungkinkan karena kurangnya informasi terbaru terkait ASI Eksklusif. Hal ini terlihat dari banyaknya ibu yang keliru tentang pengetahuan
pemberian obat ketika bayi sakit dan pemberian susu fomula ketika ibu beraktivitas di luar rumah. Hal lain yang diduga mempengaruhi sikap ibu
tentang pemberian ASI eksklusif adalah persepsi ibu yang salah tentang ASI eksklusif dan MP-ASI sehingga ibu tidak takut untuk memberikan susu
formula ketika beraktivitas di luar rumah karena menganggap pemberian susu formula tidak berbahaya.
I. Hubungan Kepercayaan dan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Menurut Khasanah 2011 Salah satu kendala ibu menyusui adalah kepercayaan pada mitos, padahal mitos tidak dapat dipercaya kebenarannya.
Prasetyono 2009 mengatakan turunnya angka menyusui secara eksklusif adalah pengaruh sosial budaya dimasyarakat, yang menganjurkan supaya bayi
diberi makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan. Penelitian Yulianah dkk. 2013 menuturkan bahwa Pengetahun teoritis dan praktis yang rendah
tersebut didukung oleh pengetahuan budaya lokal berupa ideologi makanan untuk bayi, antara lain pemberian madu kepada bayi.
Hasil analisis kepercayaan menunjukkan p-value = 1.00 artinya tidak ada hubungan antara rata-rata kepercayaan dengan perilaku memberikan ASI
eksklusif pada ibu yang melahirkan di luar rumah bersalin puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 2013. Diketahui bahwa dari 42 reponden
dengan kepercayaan yang baik sebesar 4.8 memberikan ASI Eksklusif. sedangkan dari 3 responden dengan kepercayaan sedang tidak ada yang
memberikan ASI eksklusif. Umumnya responden meyakini bahwa sangat baik memberikan ASI eksklusif kepada bayi 0-6 bulan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraeni 2012 yang menyatakan tidak ada hubungan signifikan antara kepercayaan dan perilaku
pemberian ASI eksklusif hal ini dimungkinkan karena teknik dan keadaan sampel yang dimiliki relatif sama. Berbeda dengan hasil penelitian Fika dan
Syafiq 2009 yang menyatakan bahwa sebagian besar ibu mempercayai bahwa memberikan hanya ASI saja bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai
usia 6 bulan. Hal ini diduga karena responden tidak memiliki pengetahuan yang
benar terkait ASI eksklusif karena masih melekatnya budaya lokal tentang pemberian makanan pada bayi. sehingga masih banyak responden yang
memberikan makanan tambahan seperti air putih, madu dan obat pada bayi umur 0-6 bulan.
J. Hubungan Tempat Ibu Bersalin, Rawat Gabung, dan Perilaku