resiko kencing manis diabetes, meningkatkan risiko infeksi telinga tengah, meningkatkan kurang gizi, meningkatkan resiko kematian Roesli, 2008.
a. Infeksi saluran pencernaan muntah, diare
Di Amerika, 400 bayi meninggal pertahun akibat muntah-diare. 300 diantaranya adalah bayi yang tidak diberikan ASI. Kemungkinan diare 17
kali lebih banyak pada bayi susu formula Roesli, 2008; Perinasia, 2007 dalam Nurjanah 2009. Pemberian makanan tambahan dini membuka pintu
gerbang masuknya berbagai jenis kuman apalagi tidak disajikan higienis
dapat menyebabkan diare Murniningsih dan Sulastri, 2008.
b. Infeksi saluran pernapasan Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa bayi yang diberi susu
formula mengalami penyakit saluran pernapasan dan memerlukan rawat inap di rumah sakit di bandingkan dengan bayi yang diberi ASI secara ekslusif
selama empat bulan. c. Meningkatkan risiko alergi
Berdasarkan penelitian pada anak-anak di Finlandia, semakin lama diberi ASI, semakin rendah kemungkinan bayi yang menderita penyakit
alergi, penyakit kulit eksim, alergi makanan dan alergi saluran napas Roesli, 2008; Perinasia, 2007 dalam Nurjanah 2009. Alergi disebabkan
karena sel-sel disekitar usus belum siap untuk menerima kandungan dari makanan sehingga makanan yang masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan
terjadi alergi. Reaksi alergi pada makanan bisa tampak seperti kesulitan
pencernaan, tetapi mungkin juga meliputi pilek, ronki kering wheezing, rewel dan reaksi pada kulit yang beragam Murniningsih dan Sulastri, 2008.
d. Meningkatkan resiko serangan asma Sebuah penelitian yang melibatkan 2.184 anak yang dilakukan oleh
Rumah Sakit anak di Toronto menemukan bahwa risiko asma dan kesulitan bernapas 50 lebih tinggi terjadi pada bayi yang diberi susu formula
dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI selama sembilan bulan atau lebih DellS, 2000 dalam Roesli 2008.
e. Menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif Sebanyak 1736 anak di uji. Ditemukan bahwa anak ASI secara
bermakna menunjukan hasil pendidikan yang lebih baik Richards et al, 2002 dalam Roesli. Berdasarkan penelitian terhadap 3.235 orang di Denmark,
didapatkan hubungan antara lama pemberian ASI dan peningkatan IQ. Orang yang disusui kurang dari satu bulan mempunyai IQ 5 pon lebih rendah
daripada yang disusui 7-9 bulan. Terdapat korelasi antara lama pemberian ASI dengan tingkat IQ Smith et al, 2003 dalam Roesli 2008.
f. Meningkatkan resiko kegemukan obesitas Penelitian besar di Skotlandia meneliti indeks massa tubuh pada
32.200 anak usia 39-42 bulan. Hasilnya kejadian kegemukan jauh lebih tinggi diantara anak-anak yang diberi susu formula. Obesitas disebabkan karena
proses pemecahan sari-sari makanan yang belum sempurna Murniningsih dan Sulastri, 2008; Roesli, 2008.
g. Meningkatkan resiko kencing manis diabetes
Terlalu awal mengenalkan susu formula, makanan padat, dan susu sapi terbukti meningkatkan kejadian kencing manis diabetes tipe 1 di masa
depannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ASI secara eksklusif lebih dari lima bulan dan total waktu pemberian ASI selama lebih
dari tujuh atau sembilan bulan dapat melindungi bayi dari kencing manis. h. Meningkatkan risiko infeksi telinga tengah
Jumlah kejadian otitis media akut infeksi saluran telinga tengah meningkat secara signifikan dengan menurunnya durasi dan eksklusivitas
pemberian ASI. Bayi Amerika Serikat yang diberi ASI eksklusif selama empat bulan atau lebih mengalami 50 lebih sedikit kejadian infeksi telinga
tengah dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI. Penurunan kejadian sebesar 40 dilaporkan pada bayi yang mendapatkan ASI dan mendapatkan
makanan tambahan sebelum usia empat bulan. i. Meningkatkan kurang gizi
Pemberian susu formula yang encer untuk menghemat pengeluaran dapat mengakibatkan kekurangan gizi karena asupan yang kurang pada bayi.
Secara tidak langsung, kurang gizi juga akan terjadi jika anak sering sakit, terutama diare dan radang saluran pernapasan.
j. Meningkatkan resiko kematian Bayi yang diberi ASI secara parsial memiliki risiko meninggal akibat
diare 4,2 kali lebih tinggi. Tidak adanya pemberian ASI dihubungkan dengan peningkatan risiko kematian akibat diare sampai 14,2 kali pada anak-anak.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif