RHINITIS VIRUS AKUT – THE COMMOND COLD ICD-9 460; ICD-10 J00

I. RHINITIS VIRUS AKUT – THE COMMOND COLD ICD-9 460; ICD-10 J00

(Rhinitis, Coryza [acute])

1. Identifikasi

Adalah penyakit infeksi catarrhal dari saluran pernafasan bagian atas yang mempunyai ciri-ciri coryza, bersin, lakrimasi, iritasi nasofaring, menggigil dan malaise yang berlangsung selama 2-7 hari. Demam jarang terjadi pada anak-anak usia lebih dari 3 tahun dan juga jarang pada orang dewasa. Tidak ada kematian yang dilaporkan, tetapi tingkat absenteisme yang tinggi di tempat kerja atau sekolah menjadi sangat penting karena mempengaruhi hasil dan produktivitas kerja serta absensi di sekolah; penyakit ini bisa disertai dengan laringitis, trakeitis atau bronkitis dan bisa terjadi komplikasi yang serius serta sinusitis dan otitis media. Jumlah sel darah putih biasanya normal dan flora bakteri pada saluran pernafasan biasanya dalam batas normal jika tidak terjadi komplikasi. Dalam suatu penelitian dan dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan kultur sel atau kultur organ dari sekret hidung ditemukan virus pada 20-35% kasus. Dengan melihat gambaran epidemiologis dan gambaran klinis serta manifestasi lain yang khas dari commond cold akan mempermudah untuk membedakan penyakit ini dengan penyakit yang mirip yang disebabkan oleh racun, alergi, rangsangan fisik atau psikologis.

2. Penyebab Infeksi

Rhinovirus, dikenal ada lebih dari 100 serotipe, adalah penyebab commond cold pada orang dewasa; sekitar 20-40% kasus commond cold disebabkan virus ini, terutama pada musim gugur. Sedangkan Coronavirus, seperti 229E, OC43 dan B814 merupakan penyebab sekitar 10-15% dari commond cold dan influenza sebagai penyebab sekitar 10- 15% dari commond cold pada orang dewasa; virus ini menonjol pada musim dingin dan awal musim semi, pada saat prevalensi rhinovirus rendah. Virus saluran pernafasan lain juga diketahui dapat menyebabkan commond cold pada orang dewasa. Pada bayi dan anak-anak, virus parainfluenza, Respiratory syncytial viruses (RSV), influenza, adenovirus, enterovirus tertentu dan coronavirus menyebabkan penyakit seperti commond cold. Hampir setengah dari commond cold belum diketahui etiologinya.

3. Distribusi Penyakit

Tersebar di seluruh dunia, baik bersifat endemis maupun muncul sebagai KLB. Di daerah beriklim sedang, insidensi penyakit ini meningkat di musim gugur, musim dingin dan musim semi; di daerah tropis, insidensi penyakit tinggi pada musim hujan. Sebagian besar orang, kecuali mereka yang tinggal di daerah dengan jumlah penduduk sedikit dan terisolasi, bisa terserang satu hingga 6 kali setiap tahunnya. Insidensi penyakit tinggi pada anak-anak di bawah 5 tahun dan akan menurun secara bertahap sesuai dengan bertambahnya umur.

4. Reservoir: - Manusia.

5. Cara Penularan

Diduga melalui kontak langsung atau melalui droplet; yang lebih penting lagi; penularan tidak langsung dapat terjadi melalui tangan dan barang-barang yang baru saja terkontaminasi oleh kotoran hidung dan mulut dari orang yang terinfeksi.

Rhinovirus, RSV dan kemungkinan virus-virus lainnya ditularkan melalui tangan yang terkontaminasi dan membawa virus ini ke membran mukosa mata dan hidung.

6. Masa Inkubasi: Antara 12 jam sampai dengan 5 hari, biasanya rata-rata 48 jam bervariasi sesuai dengan penyebab penyakit.

7. Masa Penularan: Sukarelawan yang dipajan dengan sekret hidung penderita, 24 jam sebelum onset dan 5 hari sesudah onset akan menderita sakit.

8. Kerentanan dan Kekebalan

Setiap orang rentan terhadap penyakit ini. Infeksi tanpa gejala dan infeksi yang abortive sering terjadi, frekuensi orang sehat yang menjadi carrier tidak diketahui dengan jelas tetapi jarang ada carrier untuk jenis virus tertentu, misalnya seperti rhinovirus. Berulangnya serangan penyakit kemungkinan besar karena berkembang biak dan meningkatnya jumlah virus, namun bisa juga karena imunitas homolog yang terbentuk terhadap serotipe yang berbeda dari virus yang sama bertahan dalam waktu yang pendek atau karena sebab lain.

9. Cara-cara Pemberantasan

A. Tindakan pencegahan

1) Lakukan penyuluhan/beri informasi kepada masyarakat mengenai upaya kebersihan perorangan seperti sering mencuci tangan, menutup mulut ketika batuk dan bersin, dan pembuangan discharge dari mulut dan hidung dengan cara yang saniter.

2) Bila memungkinkan, Hindari jangan sampai berjejal di ruang keluarga, tempat tidur, di tempat-tempat seperti barak dan kabin kapal. Sediakan ventilasi yang cukup.

3) Vaksin adenovirus oral terbukti efektif terhadap infeksi adenovirus 4, 7 dan 21 yang menyerang personil militer, tetapi tidak dianjurkan pemberiannya untuk masyarakat sipil karena rendahnya insidensi dari infeksi virus yang spesifik.

4) Hindari merokok di rumah, dimana ada banyak anak-anak. Karena risiko terkena pneumonia akan meningkat bila mereka menjadi perokok pasif.

B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar

1) Laporan kepada petugas kesehatan setempat, laporan resmi tidak diperlukan, Kelas

5 (lihat tentang laporan penyakit menular).

2) , 3), 4), 5), 6), dan 7), Isolasi, Disinfeksi serentak, Karantina, Imunisasi kontak, Investigasi kontak dan sumber infeksi, Pengobatan khusus: Lihat bagian II, 9B2 sampai 9B7 di bawah.

C, D dan E: Upaya penanggulangan wabah, Implikasi bencana dan Tindakan

Internasional: Lihat bagian II, 9C, 9D dan 9E di bawah.