INFEKSI OLEH HISTOPLASMA CAPSULATUM ICD-9 115.0; ICD-10 B39.4

I. INFEKSI OLEH HISTOPLASMA CAPSULATUM ICD-9 115.0; ICD-10 B39.4

(Histoplasmosis capsulati, Histoplasmosis akibat infeksi H. capsulatum var. capsulatum, American histoplasmosis)

1. Identifikasi

Mycosis sistemik dengan spektrum klinis yang bervariasi, dengan lesi utama terjadi pada paru-paru. Walaupun infeksi sering terjadi, namun penyakit ini muncul dengan gejala klinis yang jelas sangat jarang. Lima bentuk gejala klinis sebagai berikut sering ditemukan:

1) Tanpa gejala dan hanya ditandai dengan gejala hypersensitive terhadap histoplasmin.

2) Berupa tumor pernafasan akut yang jinak, dengan variasi mulai dari penyakit yang ringan pada saluran pernafasan sampai dengan tidak dapat melakukan aktivitas karena tidak enak badan, demam, kedinginan, sakit kepala, myalgia, nyeri dada dan batuk nonproduktif, kadang-kadang timbul erythema multiforme dan erythema nodosum. Ditemukan adanya pengapuran kecil-kecil tersebar pada paru-paru, pengapuran pada kelenjar limfe, hiler dan limpa merupakan gejala lanjut dari penyakit ini.

3) Histoplasmosis disseminata akut dengan demam yang menguras tenaga, gejala GI, timbulnya gejala supresi sum-sum tulang, hepatosplenomegali, limfadenopati dan yang berlangsung cepat, lebih sering terjadi pada bayi, anak muda dan pasien dengan gangguan kekebalan termasuk mereka dengan AIDS. Tanpa pengobatan benar, bentuk penyakit tersebut biasanya mengakibatkan kematian.

4) Histoplasma kronis disseminata dengan demam ringan berlanjut, kehilangan berat badan, lemah, hepatosplenomegali, abnormalitas hematologi ringan dan penyakit fokal

(seperti endocarditis, meningitis, ulcus pada mukosa mulut, laring, sakit perut atau muncul sebagai penyakit pada saluran pencernaan dan penyakit Addison). Bentuk penyakit tersebut berlangsung secara subakut dengan perjalanan penyakit lebih dari 10-11 bulan dan biasanya mematikan apabila tidak diobati.

5) Sakit paru-paru kronis dengan gejala klinis dan radiologis menyerupai tuberculosis

paru kronis dengan caverne, terjadi paling sering pada usia pertengahan dan pria berusia tua dengan penyakit yang mendasari berupa emfisema dan berlangsung selama beberapa bulan atau tahun dengan periode inaktif dan kadang-kadang sembuh secara spontan (tiba-tiba).

Diagnosa klinis ditegakkan dengan kultur atau ditemukannya jamur pada sediaan apus dengan pengecatan Giemsa atau sediaan apus dengan pengecatan Wright yang diambil dari eksudat ulcus, sum-sum tulang, sputum atau darah; teknik pengecatan khusus penting dilakukan untuk bisa melihat jamur-jamur pada sediaan biopsi yang diambil dari hati dan ulkus atau kelenjar limfe paru. Dari berbagai jenis pemeriksaan serologis yang ada saat ini, maka pemeriksaan imunodifusi adalah yang paling spesifik dan dapat dipercaya. Terjadinya peningkatan pada titer CF dengan paired sera mungkin ditemukan pada awal infeksi akut dan sebagai bukti dari penyakit aktif; meskipun demikian, hasil skin test yang positif terhadap histoplasmin yang baru saja dilakukan akan meningkatkan titer terhadap bentuk mycelial, dan dengan pemeriksaan serologis dapat terjadi reaksi silang dengan mikosis lain. Hasil tes positif palsu cukup banyak terjadi dibandingkan dengan hasil pemeriksaan serologis yang negatif tidak menyingkirkan diagnosa. Deteksi antigen pada serum atau urin berguna untuk menegakkan diagnosa dan digunakan untuk memantau hasil pengobatan histoplasmosis disseminata. Pemeriksaan skin test terhadap histoplasmin bermanfaat pada studi epidemiologis namun bukan untuk menegakkan diagnosa.

2. Penyebab Infeksi

Histoplasma capsulatum var. capsulatum (Ajellomyces capsulatus), suatu jamur dimorphic yang tumbuh subur di tanah sebagai jamur dan sebagai ragi pada binatang atau manusia.

3. Distribusi penyakit

Infeksi biasanya terjadi pada fokus-fokus didaerah tertentu yang tersedia luas di Amerika, Afrika, Asia timur dan Australia, jarang terjadi di Eropa. Terjadinya hipersensitifitas terhadap histoplasmin menunjukkan adanya infeksi sebelumnya, kadang-kadang ditemukan pada 80% populasi di bagian timur dan tengah Amerika Serikat. Secara klinis penyakit ini sangat jarang terjadi, dan jarang menjadi berat. Prevalensi meningkat dari masa kanak-kanak sampai dengan umur 15 tahun, perbedaan gender biasanya tidak nampak kecuali bentuk paru-paru kronis lebih banyak terjadi pada pria. Wabah terjadi pada daerah endemis di lingkungan keluarga, pelajar, pekerja yang terpajan dengan burung, ayam atau terpajan dengan kotoran kelelawar yang mengontamisai tanah. Histoplasmosis juga terjadi pada anjing, kucing, kuda, tikus, sigung, opossum, rubah atau binatang lainnya, sering dengan gambaran klinis yang sama dengan penyakit pada manusia.

4. Reservoir

Tanah dengan kandungan organik yang tinggi dan kotoran burung yang berserakan dapat menjadi reservoir, terutama di sekitar dan pada kandang ayam yang berumur tua, pada gua tempat kelelawar bersembunyi dan di sekitar sarang burung jalak, burung gagak dan tempat bertengger burung merpati.

5. Cara penularan

Jamur yang tumbuh dalam tanah menghasilkan microconidia dan tuberculate macroconidia; infeksi sebagai akibat karena menghirup conidia yang berada di udara. Penularan dari orang ke orang dapat terjadi jika jaringan yang terinfeksi dicangkokkan ke orang yang sehat.

6. Masa Inkubasi

Gejala-gejala muncul dalam 3-17 hari setelah terpajan namun memungkinkan lebih pendek pada tingkat pemajanan yang tinggi; biasanya 10 hari.

7. Masa Penularan : Tidak ditularkan dari orang ke orang.

8. Kerentanan dan Kekebalan

Semua orang rentan terhadap infeksi. Infeksi tersembunyi sangat umum terjadi di daerah endemis dan biasanya mengakibatkan terjadinya peningkatan kekebalan terhadap infeksi. Infeksi opportunistic dapat terjadi pada orang dengan kekebalan tubuh yang rendah.

9. Cara-cara Pemberantasan

A. Cara-cara Pencegahan

Kurangi pajanan dengan debu di lingkungan yang tercemar, seperti kandang ayam dan tanah di sekelilingnya. Semprot tanah disekitar lingkungan yang tercemar dengan air atau minyak untuk mengurangi debu; gunakan masker pelindung.

B. Penanganan penderita, kontak dan lingkungan sekitar

1) Laporan kepada instansi kesehatan setempat: di daerah endemis tertentu wajib dilaporkan (di Amerika Serikat); di banyak negara, bukan merupakan penyakit yang harus dilaporkan, Kelas 3B (lihat pelaporan tentang penyakit menular).

2) Isolasi: Tidak perlu.

3) Disinfeksi serentak: Lakukan disinfeksi terhadap Sputum dan alat-alat yang tercemar. Lakukan kebersihan menyeluruh.

4) Karantina: Tidak diperlukan.

5) Imunisasi kontak: Tidak diperlukan.

6) Investigasi kontak dan sumber infeksi: Lakukan investigasi tehadap kontak serumah dan kontak dalam lingkungan pekerjaan untuk membuktikan bahwa telah terjadi infeksi yang bersumber dari lingkungan biasa.

7) Pengobatan spesifik: Ketoconazole secara oral dipakai untuk pengobatan pada pasien yang mempunyai sistem kekebalan yang baik. Itraconazole peroral dapat juga diberikan bagi individu non-HIV dengan histoplasmosis paru dan histoplasmosis disseminata. Tidak diberikan pada penderita dengan gejala SSP. Untuk pasien dengan histoplasmosis disseminata, amphotericin B (Fungizone®)

IV merupakan obat pilihan. Itraconazole efektif digunakan untuk pengobatan supresif kronis pada penderita AIDS yang sebelumnya telah diberikan amphotericin B.

C. Upaya Penanggulangan wabah

Apabila ditemukan sejumlah kasus penderita penyakit paru akut di daerah ataupun di luar daerah endemis, khususnya dengan riwayat pajanan dengan debu dalam ruangan tertutup di dalam gua atau didalam gedung, lantai bawah gedung harus dicurigai kemungkinan infeksi histoplasmosis. Tempat yang perlu diwaspadai seperti loteng, lantai dasar, gua atau konstruksi bangunan dengan kotoran burung dalam jumlah banyak atau dengan kotoran kelelawar harus dilakukan penyelidikan epidemiologi yang benar.

D. Implikasi bencana

Tidak ada implikasi bencana. Bahaya mungkin terjadi apablia ada orang berkelompok dalam jumlah besar, khususnya orang yang berasal dari daerah nonendemis, karena sesuatu hal harus pindah atau tinggal di daerah endemis jamur.

E. Tindakan Internasional: Tidak ada.