KEGANASAN YANG KEMUNGKINAN DISEBABKAN INFEKSI EBV

IV. KEGANASAN YANG KEMUNGKINAN DISEBABKAN INFEKSI EBV

A. PENYAKIT HODGKIN’S ICD-9 201; ICD-10 C81

Penyakit Hodgkin’s (HD) adalah suatu tumor sistem limfatik yang memberikan gambaran 4 subtipe histologis yaitu: sklerosis noduler, predominan limfosit, bentuk campuran dan bentuk deplesi limfosit. Gambaran histologis yang sangat khas dari penyakit hodgkin’s adalah ditemukannya sel yang spesifik yang disebut dengan Reed-Sternberg Cell (RSC). Sel ini tidak patognomonis untuk HD, karena sel ini juga ditemukan pada penderita dengan infeksi mononukleosis infeksiosa (IM). Penyebab HD belum diketahui dengan pasti, namun dari hasil pemeriksaan laboratorium dan gambaran epidemiologis menunjukkan 50% lebih penderita HD mengalami infeksi EBV. HD lebih sering ditemukan di negara-negara maju dengan insidensi yang relatif rendah pada age adjusted. HD lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan status sosial ekonomi yang Penyakit Hodgkin’s (HD) adalah suatu tumor sistem limfatik yang memberikan gambaran 4 subtipe histologis yaitu: sklerosis noduler, predominan limfosit, bentuk campuran dan bentuk deplesi limfosit. Gambaran histologis yang sangat khas dari penyakit hodgkin’s adalah ditemukannya sel yang spesifik yang disebut dengan Reed-Sternberg Cell (RSC). Sel ini tidak patognomonis untuk HD, karena sel ini juga ditemukan pada penderita dengan infeksi mononukleosis infeksiosa (IM). Penyebab HD belum diketahui dengan pasti, namun dari hasil pemeriksaan laboratorium dan gambaran epidemiologis menunjukkan 50% lebih penderita HD mengalami infeksi EBV. HD lebih sering ditemukan di negara-negara maju dengan insidensi yang relatif rendah pada age adjusted. HD lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan status sosial ekonomi yang

B. LIMFOMA NON-HODGKIN’S ICD-10 B21.2, C83.0, C83.8, C83.9, C85

Insidensi limfoma pada penderita AIDS berkisar antara 50-100 kali jika dibandingkan masyarakat umum. Sebagian besar limfoma disebabkan oleh infeksi EBV sedangkan virus yang diduga kuat sebagai penyebab tumor limfoma non-Hodgkin’s (NHL), seperti tumor limfoma SSP dan limfoma tingkat tinggi adalah HIV. Sejak tahun 1980-an terjadi peningkatan insidensi NHL di kalangan anak usia muda kulit putih, bujangan, yang menderita AIDS. Sekitar 4% penderita AIDS ditemukan menderita limfoma, dan diperkirakan 30% penderita AIDS akan menderita limfoma apabila mereka masih hidup agak lama. Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti apakah adanya virus EBV didalam sel sebagai faktor penyebab ataukah hanya secara kebetulan saja virus EBV masuk kedalam sel tumor setelah tumor terbentuk. Namun dari berbagai bukti-bukti yang telah dikumpulkan kuat dugaan bahwa EBV adalah sebagai faktor penyebab. Meningkatnya frekuensi kejadian NHL tidak dapat dijelaskan dengan meningkatnya penderita AIDS. Karena NHL juga sering ditemukan pada penderita imunodefisiensi bentuk lain seperti pada penderita pasca transplantasi, pada mereka yang menerima pengobatan imunosupresif dan pada penderita imunodefisiensi herediter. Sedikit sekali pengetahuan epidemiologis yang kita miliki tentang faktor risiko yang melatarbelakangi timbulnya NHL. Perubahan pola antibodi terhadap karakteristik infeksi EBV dapat dilihat pada penderita dengan status imunodefisiensi, ditemukan pada sebagian besar penderita NHL. Perubahan-perubahan pola antibodi ini terlihat sebelum munculnya NHL. Dengan teknik molekuler, genom EBV ditemukan pada 10-15% sel tumor penderita NHL bentuk spontan. Kasus NHL harus dilaporkan kedalam sistem register tumor.

V. SARKOMA KAPOSI ICD-9 173.0-173.9; ICD-10 C46.0-46.9 (Idiophatic multiple pigmented hemorrhagic sarcoma)

Sarkoma Kaposi (KS) adalah neoplasma vaskuler sebagai akibat terjadinya proliferasi dari sel jaringan ikat. KS ditandai dengan timbulnya makula yang berwarna merah ungu atau biru- coklat, plak (plaque) dan nodula pada kulit dan organ tubuh yang lain. Lesi pada kulit jelas, keras atau lembek, soliter atau bergerombol. KS pertama kali ditemukan pada tahun 1872 yang pada waktu itu disebut sebagai tumor yang etiologinya tidak diketahui, sebelum penyakit ini ditemukan pada pasien AIDS. Ada empat bentuk yang berbeda secara epidemiologis dari KS. Bentuk KS klasik terjadi pada laki-laki dewasa terutama pada orang Mediterania atau orang Eropa Timur keturunan Yahudi. Bentuk kedua, bentuk endemis ditemukan di daerah katulistiwa Afrika dan ditemukan pada semua golongan umur. Kedua bentuk KS ini tidak diketahui faktor pencetusnya apakah karena faktor lingkungan ataukah defisiensi imunitas. Dan kedua tipe KS terakhir sebaliknya berhubungan dengan penerima transplantasi organ yang memperoleh terapi imunosuprseif dan orang yang terkena infeksi HIV-1, keduanya diikuti dengan menurunnya kekebalan. Dari semua bentuk KS, laki-laki paling banyak terkena. Bentuk epidemik dari KS menunjukkan gejala klinis yang paling agresif dan sering ditemukan pada penderita infeksi HIV. Meskipun berbeda manifestasi klinis dan status serologis dari HIV-1 sebaiknya keempat jenis tumor KS digolongkan menjadi satu entitas oleh karena adanya persamaan gambaran Immunohistochemical dari sel jaringan ikat dari tumor. Sekarang diketahui bahwa virus herpes sarkoma kaposi (KSHV) yang juga disebut dengan virus herpes-8 pada manusia (HHV-8) sebagai penyebab KS. Virus herpes ini ditemukan pada tahun 1994 sebagai virus baru (novel virus) yaitu Gammaherpesvirus pada manusia yang mempunyai hubungan dengan virus herpes onkogenik pada kera yaitu Herpesvirussaimiri. Bukti-bukti adanya infeksi virus sangat jelas, selalu ditemukan pada semua kasus KS dan bukti-bukti lain yang ditemukan juga mengarah pada peran kunci dari infeksi virus sebagai faktor etiologis terjadinya KS. Adanya infeksi KSHV sebelum munculnya gejala klinis KS, pada berbagai penelitian epidemiologis membuktikan kuatnya asosiasi antara infeksi KSHV dengan tingginya angka kejadian KS di masyarakat. Infeksi virus ini dengan target sel-sel jaringan ikat (endothelium) dianggap sebagai determinan utama terjadinya proses pembentukan tumor KS. KSHV juga diketahui merangsang terjadinya transformasi sel-sel endothelial primer. Dari hasil penelitian seroepidemiologis menunjukkan bahwa distribusi geografis dari KSHV lebih terbatas dibandingkan dengan distribusi geografis dari 7 jenis virus herpes yang lain pada manusia. Sebagai contoh di Amerika Utara, seroprevalensi virus ini bervariasi antara 0- 1% pada donor darah dan pada penderita infeksi HIV sekitar 35%, sedangkan pada penderita KS pengidap AIDS, 100%. Sebaliknya di Milan, Italia, dimana KS endemis, seroprevalensi KSHV pada darah donor sebesar 4%. Prevalensi tinggi ditemukan di Afrika Tengah yaitu 58% orang berusia 14-84 tahun positif terinfeksi KSHV. Seroprevalensi meningkat secara linear menurut umur dan tidak ada perbedaan pada laki-laki dan perempuan. Analisis serologis menunjukkan bahwa infeksi virus ini terjadi terutama pada orang-orang yang aktif secara seksual terutama pada homoseksual. Kesimplan ini didukung oleh fakta bahwa adanya perbedaan yang sangat mencolok antara risiko terjadinya KS pada penderita AIDS yang HIV-nya diperoleh melalui transfusi darah dan produk darah lainnya.

Proporsi penderita hemofilia dan penderita AIDS yang memperoleh infeksi HIV melalui transfusi darah dan kemudian menderita KS adalah berkisar antara 1-3%. Bukti lain menunjukkan bahwa bagi yang lahir dari ibu yang positif HIV-1 ternyata menderita KS pada usia yang sangat muda. Di Afrika, dari data yang dikumpulkan menunjukkan tingginya seroprevalensi KSHV pada dewasa muda dan terjadinya hubungan linear peningkatan seroprevalensi dengan bertambahnya usia, membuktikan bahwa modus transmisi KSHV yang paling penting adalah melalui rute nonseksual. KS tidak bisa disembuhkan, belum ada pengobatan untuk KS walaupun diketahui terjadi remisi parsial ataupun lengkap. KS harus dilaporkan melalui register tumor.

VI. KEGANASAN PADA JARINGAN LIMFE ICD-9 202; ICD-10 C84.1, C84.5, C91.4, C91.5

(Adult T-cell leukemia [ATL], T-cell lymphosarcoma [TLCL], peripheral T-cell lymphoma [Sèzary disease], Hairy cell leukemia)

T-cell leukemia dewasa (ATL) adalah leukemia/limfoma yang berasal dari T-cell yang sering ditemukan di Jepang, identik dengan T-cell lymphoma sarcoma-cell leukemia (TLCL), yang jarang ditemukan di Kepulauan Karibia, pantai Pasifik Afrika Selatan, daerah katulistiwa Afrika dan AS bagian selatan. Proses keganasan yang terjadi pada orang dewasa ini dikaitkan dengan infeksi Human T-cell lymphotropic virus (HTLV-1), anggota familia retrovirus. Infeksi pada bayi melalui ASI dapat menyebabkan terbentuknya tumor yang biasanya muncul pada usia 50 tahun. Ini membuktikan bahwa risiko untuk mendapatkan ATL lebih renah apabila infeksi virus terjadi pada usia yang lebih dewasa, misalnya infeksi yang terjadi melalui transfusi darah, hubungan seksual ataupun karena pemakaian jarum suntik bersama para pecandu NAPZA. Virus yang sama dapat menyebabkan apa yang disebut dengan tropical spastic paraparesis (TSP; di Jepang disebut dengan HTLV-1 associated myelopathy (HAM)). Dewasa muda Jepang dan kulit hitam Karibia, mempunyai risiko paling tinggi terkena ATL. Bukti-bukti serologis, virologis dan epidemiologis menunjukkan bahwa HTLV-1 berperan sangat kuat sebagai penyebab leukemia/limfoma. Secara umum upaya pencegahan terhadap AIDS (lihat tentang AIDS, seksi 9). Efektivitas skrining pada darah donor untuk menemukan antibodi terhadap HTLV-1 dan 2 belum terbukti. Di AS penularan virus melalui darah donor sangat jarang terjadi oleh karena rendahnya prevalensi infeksi virus ini pada masyarakat umum. Walaupun demikian skrining darah donor untuk mendeteksi virus ini menjadi prosedur standar di AS. Tumor ganas jaringan limfe ini hendaknya dilaporkan melalui sistem register tumor.