INTOKSIKASI MAKANAN AKIBAT CLOSTRIDIUM PERFRINGENS ICD-9 005.2; ICD-10 A05.2

II. INTOKSIKASI MAKANAN AKIBAT CLOSTRIDIUM PERFRINGENS ICD-9 005.2; ICD-10 A05.2

(Keracunan makanan akibat C. welchii, Enteritis necroticans, Pigbel)

1. Identifikasi

Gangguan pencernaan yang ditandai dengan gejala kolik tiba-tiba, diikuti dengan diare, biasanya timbul rasa mual, tetapi jarang terjadi muntah dan demam. Pada umumnya penyakit ini ringan dan berlangsung dalam waktu yang singkat, 1 hari atau kurang, dan jarang berakibat fatal pada orang yang sehat. KLB penyakit ini dengan gejala yang berat dengan CFR yang tinggi disebabkan oleh necrotizing enteritis pernah dilaporkan terjadi pada akhir perang dunia II di Jerman dan di Papua Nugini. Pada saat terjadi KLB, diagnosa ditegakkan dengan ditemukannya Clostridium perfringens pada biakan kuman anaerob semikuantitatif dari sampel makanan (sebanyak

10 6 kuman/gram atau lebih) atau dari sampel tinja penderita (sebanyak 10 kuman/gram atau lebih) sebagai klinis dan epidemiologis. Diagnosa dapat juga ditegakkan dengan

ditemukannya enterotoksin pada tinja penderita. Bila dilakukan serotyping, maka serotipe yang sama dapat ditemukan pada spesimen yang berbeda; pemeriksaan serotyping ini hanya dilakukan secara berkala di Inggris dan di Jepang.

2. Penyebab Infeksi

Clostridium perfringens (C. welchii) tipe A dapat menyebabkan KLB keracunan makanan yang khas (termasuk dapat menimbulkan gas gangrene); sedangkan tipe C dapat menyebabkan enteritis necroticans. Penyakit timbul diakibatkan oleh toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut.

3. Distribusi Penyakit

Penyebaran penyakit ini sangat luas dan lebih sering terjadi di negara-negara dimana masyarakatnya mempunyai kebiasaan menyiapkan makanan dengan cara-cara yang dapat meningkatkan perkembangbiakan clostridia.

4. Reservoir

Tanah, berperan sebagai reservoir saluran pencernaan orang-orang sehat dan binatang (lembu, babi, ayam dan ikan), juga dapat berperan sebagai reservoir.

5. Cara-cara Penularan

Cara penularan adalah karena menelan makanan yang terkontaminasi oleh tanah dan tinja dimana makanan tersebut sebelumnya disimpan dengan cara yang memungkinkan kuman berkembangbiak. Hampir semua KLB yang terjadi dikaitkan dengan proses pemasakan Cara penularan adalah karena menelan makanan yang terkontaminasi oleh tanah dan tinja dimana makanan tersebut sebelumnya disimpan dengan cara yang memungkinkan kuman berkembangbiak. Hampir semua KLB yang terjadi dikaitkan dengan proses pemasakan

adanya Kontaminasi bakteri yang cukup berat (yaitu lebih dari 10 5 organisme per gram makanan) untuk dapat menimbulkan gejala klinis.

6. Masa Inkubasi

Masa inkubasi berkisar antara 6-24 jam, biasanya 10-12 jam.

7. Masa Penularan: Tidak ada.

8. Kerentanan dan Kekebalan

Hampir semua orang rentan terhadap penyakit ini. Dari studi yang dilakukan pada para sukarelawan, tidak ditemkan adanya kekebalan setelah berulangkali terpajan.

9. Cara-cara Pemberantasan

A. Cara-cara Pencegahan

1) Berikan penyuluhan kepada penjamah makanan tentang risiko terjadinya keracunan pada proses penyiapan dan penyediaan makanan berskala besar, khususnya makanan berbahan baku daging. Bila memungkinkan, sajikan makanan tersebut selagi masih panas setelah dimasak.

2) Sajikan daging selagi masih panas segera setelah dimasak, atau masukkan segera kedalam pendingin yang dirancang secara tepat atau disimpan didalam lemari es sampai dengan waktu penyajian, bila perlu panaskan kembali makanan tersebut secara sempurna (dengan suhu minimal 70°C/158°F, dianjurkan lebih baik pada suhu 75°/167°F atau lebih). Jangan memasak daging dan daging ayam setengah matang kemudian dipanaskan kembali pada hari berikutnya, kecuali daging tersebut telah disimpan pada temperatur yang aman. Potongan daging dengan ukuran besar hendaknya langsung dimasak; untuk proses pendinginan secara cepat makanan yang telah masak, pisahkan kaldu dan hidangan sejenis pada tempat yang leter (dangkal) dan masukan segera kedalam alat pendingin cepat.

B, C dan D. Penanganan Penderita, Kontak dan Lingkungan sekitar,

Penanggulangan Wabah dan Dampak Bencana: Lihat Intoksikasi makanan akibat Staphylococcus (lihat bagian I, 9 B, 9C dan 9D di atas.

E. Tindakan Internasional: Tidak ada.