Penanganan Penderita, Kontak dan Lingkungan sekitarnya

B. Penanganan Penderita, Kontak dan Lingkungan sekitarnya

1) Laporan kepada instansi kesehatan setempat: Laporan kasus dibutuhkan pada semua negara bagian dan di banyak negara, Kelas 2B (lihat Pelaporan tentang penyakit menular).

2) Isolasi: Isolasi kontak dilakukan untuk bayi baru lahir dan anak prepubertas dengan infeksi gonococcus sampai dengan pengobatan antimikroba parenteral yang efektif telah dilaksanakan untuk 24 jam. Pemberian antibiotika yang efektif dalam dosis yang adekuat dengna cepat menyebabkan discharge yanga keluar menjadi non infeksion. Penderita harus menghenetikan melakukan hubungan seksual sampai dengan pengobatan antimikroba lengkap dan untuk menghindari reinfeksi, jangan melakukan hubungan seksual dengan pasangan seks sebelumnya sampai mereka mendapatkan pengobatan.

3) Disinfeksi serentak: Disinfeksi dilakukan terhadap discharge dari lesi dan barang- barang yang terpajan.

4) Karantina: Tidak ada.

5) Imunisasi kontak: Tidak ada.

6) Investigasi kontak dan sumber infeksi: wawancarai penderita dan catat siapa pasangan seksualnya. Pewawancara yang terlatih akan memperoleh hasil yang terbaik dari penderita yang tidak kooperatif, dan dokter dapat memotivasi penderita itu untuk membantu pengobatan pada pasangan mereka. Kontak seksual dengan penderita harus diperiksa, dites dan diobati jika kontak seksual terakhir mereka dengan penderita dalam waktu 60 hari sebelum muncul gejala atau sebelum diagnosa ditegakkan. Pasangan seksual terakhir walaupun diluar batas waktu tersebeut harus diperiksa, dites dan diobati. Semua bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi harus diberikan pengobatan pencegahan.

7) Pengobatan spesifik: Dengan pertimbangan klinis, laboratoris maupun epidemiologis (kontak dari kasus yang terdiagnosa), harus diberikan pengobatan yang tepat. Yaitu : untuk infeksi gocococcus tanpa komplikasi servik, rectum atau urethra pada orang dewasa, pengobatan yang dianjurkan adalah cefixime 400 mg oral dalam dosis tunggal, ceftriaxone 125 mg IM dalam dosis tunggal, ciprofloxacin 500 mg oral dalam dosis tunggal atau ofloxacin 400 mg dosis tunggal.

Penderita yang dapat menerima cephalosporins dan quinolone boleh diobati dengan spectinomycin 2 gm IM dalam dosis tunggal. Oleh karena tingginya kemungkinan bahwa penderita yang terinfeksi dengan N. gonorrhoeae juga mendapat infeksi genital dengan Chlamydia trachomatis, dianjurkan juga untuk diberikan azithromycin 1 g PO dalam dosis tunggal atau doxycycline 100 mg PO 2 kali sehari selama 7 hari sebagai tambahan rutin untuk pengobatan gonorrhoeae tanpa komplikasi. Harus ditekankan bahwa penderita yang sedang mendapat pengobatan untuk gonorrhoeae harus juga diberi pengobatan yang efektif terhadap penyebab infeksi Chlamydia genital secara rutin, oleh karena infeksi Chlamydia sering terjadi pada pasien yang didiagnosa menderita gonorrhoeae. Pengobatan ini sekaligus juga akan mengobati sifilis dan dapat mencegah timbulnya gonococcus yang resisten terhadap antimikroba. Infeksi gonococcus pada faring lebih sulit diberantas daripada infeksi pada urethra, servik atau rectum. Beberapa jenis rejimen dapat mengobati infeksi faring dengan angka kesembuhan lebih dari 90%. Rejimen yang dianjurkan untuk infeksi ini adalah cefriaxone 125 mg IM dalam dosis tunggal atau ciprofloxacin 500 mg oral dalam dosis tunggal. Timbulnya resitensi gonococcus terhadap antimikroba yang umum dipakai disebabkan penyebaran luas dari plasmid yang membawa gen untuk resisten. Oleh karena itu, banyak strain gonococcus resisten terhadap penicillin (PPNG), tetracycline (TRNG) dan fluoroquinolon (QRNG). Resistensi terhadap antimikroba generasi ketiga dan terhadap cephalosporin (cefriaxone dan cefimixe) tidak pernah dilaporkan, dan resistensi terhadap spectinomycine jarang terjadi. Yang terpenting untuk diperhatikan adalah resistensi terhadap fluoroquinolon (yaitu ciprofloxacin dan ofloxacin) yang menjadi luas di Asia dan dilaporkan sporadis di banyak tempat di dunia, termasuk Amerika Utara. Pada tahun 1997, resistensi terhadap fluoroquinolones ditemukan kira- kira 0,1% dari isolat di Amerika Serikat. Oleh karena itu, rejimen fluoroquinolones tetap dapat digunakan untuk infeksi yang didapat di Amerika Serikat. Dengan demikian surveilans yang terus-menerus untuk mengamati terjadinya resistensi terhadap antimikroba sangat penting untuk dilakukan. Kegagalan pengobatan dengan rejimen antimikroba seperti yang disebutkan diatas jarang terjadi sehingga kultur rutin untuk tes keberhasilan pengobatan tidak diperlukan. Jika gejala menetap, kemungkinan terjadi reinfeksi oleh karena itu spesimen harus diambil untuk kultur mikrobiologi dan tes resistensi. Pemeriksaan ulang terhadap pasien risiko tinggi setiap 1-2 bulan perlu dilakukan untuk menemukan reinfeksi asimtomatis. Penderita dengan infeksi gonococcus mempunyai risiko terinfeksi HIV dan terhadap mereka harus ditawari untuk dilakukan konseling dan pemeriksan yang bersifat rahasia (confidential).