BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis
6.1.1. Analisis Current Value Stream Map
Current value stream map merupakan peta  yang menggambarkan kondisi perusahaan. Analisis current value stream dilakukan dengan mengghitung metrik
lean yaitu  total  lead  time,  value  to  waste  ration,  process  cycle  efficiency,  dan process lead time.
1. Perhitungan Total Lead Time
Total  lead  time  adalah  waktu  yang  dibutuhkan  untuk  melakukan  proses produksi  dari  awal  sampai  dengan  akhir.  Perhitungan  total  lead  time  ini  dilakukan
dengan  cara  menjumlahkan seluruh  waktu  proses  kerja.  Berdasarkan  Gambar  5.3. diperoleh total lead time sebesar 431,8 menit.
2. Perhitungan Value to Waste Ratio dan Process Cycle Efficiency
Untuk  menghitung  value  to  waste  ratio  dan  process  cycle  efficiency diperlukan data value added activity dan non value added activity. Tabel 6.1. dan
Tabel 6.2. dibawah menunjukkan data value added activity dan  non value added activity.
Tabel 6.1. Value Added Activity No
Value Added Activity Waktu
Detik 1
PC Bar dipotong menggunakan cutting machine dengan ukuran sesuai pesanan 7 m - 15 m
306.6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.1. Value Added Activity Lanjutan No
Value Added Activity Waktu
Detik 2
Kedua  ujung  PC  Bar  dibentuk  menjadi  berkepala menggunakan heading machine
530.07 3
Gulungan  iron  wire ditempatkan  ke  cage  forming machine secara manual
1044.8 4
Cover ring dipasang sesuai diameter sangkar yang akan dibuat
73.52 5
PC  Bar  yang  sudah  melewati  tahap  pengheadingan dipasang pada plat tembaga langsung ke plat penarik
84.53 6
PC  Bar  dan  iron  wire dirakit  menjadi  sangkar menggunakan cage forming machine
249.83 7
Sangkar selanjutnya dipasangi pile joint plate 70.14
8 Baut  berukuran  ¾  inchi  ditempatkan  pada  locking  pin
hole 67.4
9 Baut dikencangkan menggunakan impact tool
445.21 10
Cetakan diolesi dengan minyak CPO 61.72
11 Sangkar ditempatkan  ke dalam cetakan
95.36 12
Semen, kerikil, dan pasir dimasukkan ke dalam batching plant dengan  menggunakan  conveyor  dan  air  serta
plascitizer dialirkan ke batching plant melalui selang 2709.82
13 Pengadukan  terhadap  bahan-bahan  dilakukan  selama  5
menit dengan putaran 45 rpm 310
14 Adukan  beton  dipindahkan  dari  batching  plant ke
concrete placing machine menggunakan trolley hopper 1590.95
15 Pengecoran  adukan  beton  dengan  menggunakan
concrete placing machine 970.79
16 Baut  cetakan  dikencangkan  dengan  menggunakan
impact tool. 431.38
17 Dilakukan  prestressing terhadap  PC  Bar  menggunakan
tensioning jack 23.25
18 Mould  spinning
dilakukan  menggunakan  spinning machine
510 19
Air dibuang dari dalam cetakan menggunakan over head crane
29.27
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.1. Value Added Activity Lanjutan No
Value Added Activity Waktu
Detik
20 Proses penguapan dilakukan selama lebih kurang 4 jam
pada suhu 70
o
C. 14400
21 Cetakan  bagian  atas  dilepas  dengan  terlebih  dahulu
melepaskan baut menggunakan impact tool 339.5
22 Kedua ujung produk dicat setengah lingkaran
20.6 23
Cetakan bawah dilepas menggunakan over head crane 21.39
24 Sisa kedua ujung produk dicat
24.23 25
Label akta produk dibuat 123.38
Total 24533.74
Total  value  added  time adalah  24533,74  detik  atau  setara  dengan  408,9 menit.
Tabel 6.2. Non Value Added Activity No
Non Value Added Activity Waktu
Detik 1
Potongan  PC  Bar  dipindahkan  ke  area  pengheadingan dengan menggunakan hoist crane.
15.85 2
Potongan  PC  Bar  dipindahkan  dari  pengheadingan  ke area perakitan sangkar dengan menggunakan hoist crane
20.56 3
Menunggu proses pembuatan sangkar 5616
4 Sangkar  yang  telah  selesai  dibuat  dipindahkan  ke  area
pemasangan joint  menggunakan over head crane 147.5
5 Menunggu proses pemasangan file joint plate
1749.6 6
Menunggu proses pemasangan  cetakan 931.2
7 Sangkar dipindahkan ke area cetakan menggunakan over
head crane 148.56
8 Cetakan  berisi  sangkar  dipindahkan    ke    area  concrete
placing 159.21
9 Menunggu proses pengecoran
5824.8 10
Adukan  beton  dipindahkan  dari  batching  plant ke concrete placing machine menggunakan trolley hopper
1590.95 11
Menunggu proses tensioning 1582.2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.2. Non Value Added Activity Lanjutan No
Non Value Added Activity Waktu
Detik 12
Cetakan atas dibawa dengan over head crane. 35.7
13 Cetakan  berisi  adonan  beton  dipindahkan  ke  area
spinning machine melalui rel 36.52
14 Menunggu proses mould spinning
2552.4 15
Cetakan  berisi  adonan  beton  dipindahkan  ke  roll pemutar  pada  spinning  machine menggunakan  over
head crane 99.22
16 Cetakan  dipindahkan
ke  area  pembuangan air
menggunakan over head crane 82.1
17 Cetakan  dipindahkan  dari  area  pembuangan  air  ke  bak
steam menggunakan over head crane 129.72
18 Menunggu proses steaming
2253 19
Dipindahkan  ke  area  pembukaan  cetakan  menggunakan over head crane.
1823.47 20
Menunggu proses remoulding dan finishing 2037.6
21 Produk  dipindahkan  ke  stock  area menggunakan  over
head crane 150.44
Total 24966.38
Total  non value  added  time adalah  24966.38  detik  atau  setara  dengan 416,11 menit.
Maka, =
= 408,9
416,11 = 0,98
=
Universitas Sumatera Utara
= 408,9
408,9 + 416,11
= 0,50 = 50 Perbandingan  antara  value  added  time dan  non  value  added  time adalah
0,98.  Process  cycle  efficiency dari  Current  value  map adalah  50    yang menunjukkan  bahwa  hanya  50  dari  kegiatan  yang  dilakukan  perusahaan  yang
meningkatkan nilai tambah. 3.
Perhitungan process lead time Berdasarkan Gambar value stream map pada Gambar 5.3. diatas diketahui
bahwa jumlah produk didalam proses adalah 52 unit. −
= −
ℎ	ℎ −
= = 6,38
= ℎ
− =
52 6,38
= 8,16
6.1.2. Analisis Redesign untuk Mengurangi Pemborosan 6.1.2.1.Analisis Sinkronisasi Pasokan ke Pelanggan secara Eksternal
Sinkronisasi  pasokan ke pelanggan bertujuan untuk  memenuhi kebutuhan konsumen secara tepat waktu yang dilakukan dengan menentukan takt time. Takt
time  merupakan  waktu  produksi  per  unit  untuk  memenuhi  kebutuhan  konsumen secara  tepat  waktu.  Takt  time pada  PT.  Jaya  Beton  Indonesia adalah  9,44
Universitas Sumatera Utara
menitunit,  berdasarkan  pada  permintaan  September  2012  sampai  Agustus  2013. Sehingga  untuk  memenuhi  kebutuhan  konsumen,  perusahaan  harus  berpoduksi
memproduksi 1 unit produk setiap 9,44 menit. Untuk  menjaga  produksi  berjalan  pada  tingkat  takt  time diperlukan
persediaan bahan baku. Pasir dan kerikil merupakan dua dari beberapa bahan baku yang  digunakan  untuk  membuat  tiang  pancang.  Persediaan  pasir  dan  kerikil
terlihat cukup banyak disekitar bucket yang merupakan tempat penyimpanan pasir dan  kerikil  untuk  sementara  sebelum  dimasukkan  ke  mesin  bacthing  plant.
Akibatnya,  diperlukan  kegiatan  transportasi  pasir  dan  kerikil  ke  dalam  bucket. Oleh  karena  itu,  dilakukan  perhitungan  jumlah  persediaan  pasir  dan  kerikil
minimum  berdasarkan  jumlah  pemakaian  dan  penerimaan  perhari  untuk memenuhi  99  kebutuhan  2,33  sigma.  Perbandingan  persediaan  pasir  dan
kerikil aktual dengan teoritis ditunjukkan pada Tabel 6.3. dibawah.
Tabel 6.3. Perbandingan Persediaan Pasir dan Kerikil Aktual dengan Teoritis m
3
Persediaan Aktual
Persediaan Teoritis
Pasir 647.9
111 Kerikil
305 86
Tabel diatas menunjukkan bahwa persediaan yang dibuat oleh perusahaan sangat  berlebihan.  Oleh  karena  itu,  persediaan  pasir  dan  kerikil  perlu  dibatasi
sebanyak  persediaan  teoritisnya.  Sehingga  transportasi  pasir  dan  kerikil  dapat dikurangi.
Universitas Sumatera Utara
6.1.2.2.Analisis Sinkronisasi Produksi secara Internal
Sinkronisasi  produksi  secara  internal  bertujuan  untuk  memastikan  waktu proses  sesuai  dengan  takt  time dengan  membagi  proses  kedalam  stasiun  kerja
yang  idealnya  mempunyai  waktu  yang sama.  Hal  ini  juga  sering  disebut  dengan perbaikan  keseimbangan  lintasan.  Ada  tiga  parameter  penilaian  terhadap
keseimbangan  lintasan  yang  digunakan  yaitu  balance  delay,  efisiensi,  dan smoothing  index.  Ketiga  parameter  ini  digunakan  untuk  menilai  keseimbangan
lintasan pada current value map.
Tabel 6.4. Waktu Stasiun Kerja Aktual Stasiun
Kerja Waktu
Stasiun Si Sm-Si
2
I 3.61
33.06 II
9.36 III
4.86 20.25
IV 3.88
30.03 VI
8.09 1.61
VII 8.79
0.32 VIII
7.09 5.15
IX 7.51
3.42 X
2.83 42.64
Total 56.02
136.48
Balance delay D =
. − ∑
. 100
= 9 9,36
− 56,02 9 9,36
100 = 33,5
Efsiensi
Universitas Sumatera Utara
= ∑
. 100
= 56,02
9 9,36 100
= 66,5
Smoothing index SI
= −
= 33,06 + 0 + ⋯ + 42,64
= 11,68
Di mana: Sm = Waktu yang paling maksimum dalam work center
n = Jumlah work center
Si = Waktu masing-masing stasiun I=1,2,3,…,n
Balance  delay,  efisiensi, dan    smoothing  index  pada  lintasan  produksi aktual  masing-masing sebesar 33,5, 66,5, dan 11,68. Idealnya, balance delay,
efisiensi, dan    smoothing  index  masing-masing  mendekati  0  ,  100,  dan  0. Tetapi  keadaan  tersebut  masih  jauh  dari  kondisi  aktual  lintasan  produksi
diperusahaan.  Oleh  karena  itu,  dilakukan  perbaikan  dengan  mengurangi  tenaga kerja  untuk  meminimumkan  waktu  menganggur  yang  cukup  besar  dibeberapa
stasiun  kerja.  Terhadap  hasil  dari  perbaikan  tersebut  dilakukan  perhitungan balance delay, efisiensi, dan  smoothing index.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.5. Waktu Stasiun Kerja setelah Perbaikan Stasiun
Kerja Waktu
Stasiun Si Sm-Si
2
I 9.02
0.12 II
9.36 III
4.86 20.25
IV 7.75
2.59 VI
8.09 1.61
VII 8.79
0.32 VIII
7.09 5.15
IX 7.51
3.42 X
5.67 13.62
Total 68.14
47.08 Balance delay D
= .
− ∑ .
100
= 9 9,36
− 68,14 9 9,36
100 = 19,11
Efsiensi =
∑ .
100
= 68,14
9 9,36 100
= 80,89 Smoothing index SI
= −
= 0,12 + 0 + ⋯ + 13,62
Universitas Sumatera Utara
= 6,86
Balance  delay,  efisiensi, dan    smoothing  index  pada  lintasan  produksi setelah  perbaikan  masing-masing  sebesar  19,11,  80,89,  dan  6,86.
Perbandingan  antara  lintasan  produksi  aktual  dan  setelah  perbaikan  dapat ditunjukkan pada Tabel 6.5. berikut.
Tabel 6.5. Perbandingan Lntasan Produksi Aktual dan setelah Perbaikan Parameter
Aktual Setelah
Perbaikan
Balance delay D 33.5
19.11 Efisiensi
66.5 80.89
Smoothing index SI 11.68
6.86 Jumlah Operator
40 orang 31 orang
6.1.2.3.Analisis Menciptakan Aliran
Menciptakan  aliran  bertujuan  untuk  menjaga  proses  produksi  tetap berjalan  lancar  sehingga  hasil  dari  sinkronisasi  produksi  secara  internal  dapat
berjalan  dengan  lancar.  Dengan  demikian  lantai  produksi  dapat  berproduksi berjalan pada tingkat takt time yaitu sebesar 9,44 menitunit. Salah satu hal yang
mengakibatkan  tidak  lancarnya  proses  produksi  adalah  kerusakan  mesin. Kerusakan  mesin  dapat  mengakibatkan waktu  menunggu  dan bottleneck yang
merupakan kegiatan  yang tidak meningkatkan nilai  tambah. Pada PT  Jaya Beton Indonesia kerusakan mesin yang paling sering terjadi adalah pada mesin spinning.
Sehingga  pada  kegiatan  menciptakan  aliran  ini  direncanakan  jadwal  preventive maintenance berdasarkan waktu antar kerusakan.
Distribusi  data  time  to  failure  mesin  spinning membentuk  distribusi normal  dengan  nilai  pengujian  Anderson  Darling    paling  kecil  yaitu  0,65.  Rata-
Universitas Sumatera Utara
rata  dan  simpangan  baku  time  to  failure  mesin  spinning  adalah  233,2  jam  dan 85,95  jam.  Sehingga  ditentukan  jadwal  preventive  maintenance adalah  setiap  11
hari sekali.
6.1.3. Analisis Future Value Stream