V-89
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Jaya Beton Indonesia yang beralamat di jalan Pasar Nippon, Marelan Medan.
4.2. Jenis Penelitian
Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian terapan applied research dimana penelitian ini ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan
yang terjadi di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Jika ditinjau dari metode yang digunakan, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dimana penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan setiap variabel yang mempengaruhi masalah yang ada sekarang secara sistematis
dan factual Sukaria, 2011.
4.3. Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sumber pemborosan yang tidak mengakibatkan pertambahan nilai produk sepanjang proses pemenuhan
kebutuhan konsumen. Subjek penelitian ini adalah tools of lean manufacturing yang digunakan untuk mengeliminasi non value added activity.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Kerangka Konseptual Penelitian
Pemborosan-pemborosan yang terjadi di dalam proses manufaktur merupakan non value added activity time. Setiap kegiatan yang dilakukan
tentunya membutuhkan sumber daya resource dan waktu, sehigga non value added activity akan meningkatkan lead time. Adapun gambar kerangka berpikir
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Non value added time Lead time
Value added time Waktu menunggu
Persediaan berlebih Produksi berlebih
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual
4.5. Variabel Operasional
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel dependen Lead time, variabel ini menunjukkan lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk memproduksi satu unit produk dari awal di pesan hingga selesai. 2.
Variabel intervening Non value added time, variabel ini menunjukkan lamanya waktu
menyelesaikan pekerjaan yang tidak meningkatkan nilai tambah non value added activity pada proses produksi yang diakibatkan oleh
Universitas Sumatera Utara
pemborosan-pemborosan seperti: waktu menunggu, persediaan berlebih, gerakan yang tidak perlu, proses yang tidak penting, produksi berlebih,
kecacatan, dan transportasi. 3.
Variabel independen a. Value added time
Variabel ini menunjukkan waktu yang digunakan untuk value added activity pada proses produksi tiang pancang.
b. Produksi yang berlebih overproduction Kriteria overproduction adalah:
1. Memproduksi sesuatu lebih awal dari yang dibutuhkan
2. Memproduksi dalam jumlah yang lebih besar dari pada yang
dibutuhkan oleh pelanggan. Memproduksi lebih awal atau lebih cepat dari yang dibutuhkan pelanggan menciptakan pemborosan lain seperti
biaya kelebihan tenaga kerja, penyimpanan dan transportasi karena persediaan berlebih. Persediaan dapat berupa fisik atau antrian
informasi. c. Waktu menunggu waiting time
Kriteria waktu menunggu adalah: 1.
Pekerja hanya mengamati mesin otomatis yang sedang berjalan 2.
Pekerja berdiri menunggu tahap selanjutnya dari proses baik menunggu alat, pasokan, komponen dan lain sebagainya, atau
menganggur karena kehabisan material, keterlambatan proses, kerusakan mesin dan bottleneck.
Universitas Sumatera Utara
3. Waktu menunggi informasi
4. Material yang keluar dari satu proses dan tidak langsung dikerjakan di
proses selanjutnya d. Persediaan berlebih inventory
Salah satu kriteria persediaan berlebih adalah persediaan yang dapat meningkatkan resiko barang kadaluarsa, barang rusak. Menurut Toyota
persediaan adalah pemborosan. Bahan baku, barang dalam proses atau barang jadi yang berlebih menyebabkan lead time yang panjang,
peningkatan biaya pengangkutan dan penyimpanan, serta keterlambatan. Persediaan
berlebih juga
menyembunyikan masalah
seperti ketidakseimbangan produksi, keterlambatan pengiriman dari pemasok,
produk cacat, mesin rusak, dan waktu set up yang panjang.
4.6. Langkah-Langkah Penelitian