Pelaksanaan Anggaran Transfer ke Daerah dan

5.1 Pelaksanaan Anggaran Transfer ke Daerah dan

Dana Desa

Pasal 18A ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 45), mengamanatkan bahwa hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang. Sebagai pengejawantahan amanat pasal 18A ayat (2) UUD 45 tersebut, melalui UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, diatur mengenai pembagian sumber-sumber keuangan berdasarkan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, dan prinsip-prinsip pengelolaan hubungan keuangan pusat dan daerah. Sumber-sumber keuangan bagi daerah mencakup penerimaan yang berasal dari pendapatan asli daerah (PAD), Transfer ke Daerah dan Dana Desa serta pinjaman dan hibah. Di samping itu, terdapat beberapa undang-undang sektoral yang mengamanatkan alokasi dana dari Pemerintah Pusat untuk pemerintah daerah guna mendanai program tertentu.

Dalam rangka pelaksanaan UU Nomor 33 Tahun 2004, dan beberapa undang-undang terkait lainnya, Pemerintah setiap tahunnya mengalokasikan anggaran Transfer ke Daerah dalam APBN, walaupun untuk beberapa jenis dana Transfer ke Daerah nomenklatur dan cakupannya telah mengalami perubahan dalam beberapa tahun sebelumnya. Alokasi anggaran Transfer ke Daerah, terdiri atas Dana Perimbangan, Dana Otonomi Khusus, Dana Keistimewaan DIY, dan Dana Transfer Lainnya. Selama tahun 2010-2015, kebijakan Transfer ke Daerah secara umum diarahkan untuk: (1) meningkatkan kapasitas fiskal daerah dan mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah, serta antardaerah; (2) meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardaerah; (3) mendukung kesinambungan fiskal nasional; (4) meningkatkan sinkronisasi antara rencana pembangunan nasional dengan pembangunan daerah; dan (5) percepatan pembangunan di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan.

Transfer ke Daerah merupakan dana yang dialokasikan ke daerah dengan kebijakan alokasi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun sebagai bentuk dari komitmen dan konsistensi Pemerintah terhadap pelaksanaan desentralisasi di Indonesia dengan tetap mempertimbangkan akuntabilitas dan transparansi atas pengalokasian dan pengelolaannya. Selain mengalami peningkatan secara nominal, dana yang dialokasikan ke daerah juga bertambah dari segi jumlah komponennya untuk mengakomodir perkembangan kebijakan dan upaya mendorong kemajuan daerah, misalnya Dana Desa.

Sementara itu, berkaitan dengan komponen dana yang dialokasikan, berdasarkan Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015, dana yang dialokasikan ke daerah yang sebelumnya berupa “Transfer ke Daerah”, di tambah dengan Dana Desa, sehingga secara keseluruhan, dana yang dialokasikan ke daerah menjadi “Transfer ke Daerah dan Dana Desa”. Pengalokasian Dana Desa merupakan implikasi

Nota Keuangan dan APBN 2016 IV.5-1

Bagian IV Dana Desa Tahun 2010-2015

atas ditetapkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Berdasarkan undang- undang tersebut, kepada desa diberikan sumber pendanaan untuk mendanai kewenangannya.

Sejalan dengan arah kebijakan Transfer ke Daerah selama kurun waktu 5 tahun terakhir, alokasi anggaran Transfer ke Daerah mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2010, alokasi anggaran Transfer ke Daerah sebesar Rp344.727,6 miliar, maka pada tahun 2014 jumlahnya menjadi Rp573.703,0 miliar, atau mengalami rata-rata peningkatan sebesar 13,6 persen. Sementara itu, pada tahun 2015, Transfer ke Daerah dialokasikan sebesar Rp643.834,5 miliar atau meningkat 12,2 persen dari tahun sebelumnya. Kemudian, selain Transfer ke Daerah, dana APBN yang dialokasikan untuk daerah juga bertambah. Dalam rangka pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014, mulai tahun 2015 juga dianggarkan Dana Desa yang bersumber dari APBN sebesar Rp20.766,2 miliar, atau 3,2 persen dari Transfer ke Daerah. Dana Desa tersebut merupakan dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota, dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBNP tahun 2015 dialokasikan sebesar Rp664.600,7 miliar. Perkembangan alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa disajikan pada Tabel IV.5.1.

TABEL IV.5.1

PERKEMBANGAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA, 2010-2015

(Miliar Rupiah)

2014 % thd % thd

BN 2015 BN

Transfer ke Daerah 344.727,6 33,1 411.324,8 31,8 480.645,1 32,2 513.260,4 31,1 573.703,0 32,3 643.834,5 32,4 I. Dana Perimbangan

477.052,8 26,8 521.760,5 26,3 A. Dana Bagi Hasil

88.463,1 5,4 103.939,0 5,8 110.052,0 5,5 B. Dana Alokasi Umum

341.219,3 19,2 352.887,8 17,8 C. Dana Alokasi Khusus

2,0 24.803,5 1,9 25.941,5 1,7 30.752,4 1,9 31.894,5 1,8 58.820,7 3,0 II. Dana Otonomi Khusus

10.421,3 0,8 11.952,6 0,8 13.445,6 0,8 16.148,8 0,9 17.115,5 0,9 III. Dana Keistimewaan D.I Yogyakarta

- - - - 115,7 0,0 419,1 0,0 547,5 0,0 IV. Dana Transfer Lainnya

1,8 53.657,2 4,1 57.399,4 3,8 69.344,4 4,2 80.082,4 4,5 104.411,1 5,3 Dana Desa

Data 2010-2014 adalah data realisasi APBN, Data 2015 adalah data APBNP Sumber: Kementerian Keuangan