Risiko Fiskal dari Lembaga Keuangan Tertentu (BI, LPS, dan LPEI)

2.2.4 Risiko Fiskal dari Lembaga Keuangan Tertentu (BI, LPS, dan LPEI)

Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan, Pemerintah wajib menjaga modal minimum Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Jika modal dari lembaga keuangan tertentu tersebut kurang dari yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan maka Pemerintah wajib untuk menutup kekurangan modal tersebut. Hal ini menjadi risiko fiskal Pemerintah.

Dalam subbagian ini akan disampaikan risiko fiskal dari Bank Indonesia, LPS, dan LPEI.

Bagian III Bab 2 Sumber Risiko Fiskal

2.2.4.1 Bank Indonesia

Sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009, modal BI ditetapkan berjumlah sekurang-kurangnya Rp2,0 triliun. Dalam hal terjadi risiko atas pelaksanaan tugas dan wewenang BI yang mengakibatkan modal BI menjadi berkurang dari Rp2,0 triliun, Pemerintah wajib menutup kekurangan tersebut yang dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari DPR RI.

Selain itu, dalam Pasal 62 ayat (4) diatur bahwa apabila rasio modal terhadap kewajiban moneter BI mencapai di atas 10 persen, maka BI akan memberikan kepada Pemerintah sisa surplus yang merupakan bagian dari Pemerintah.

2.2.4.2 Lembaga Penjamin Simpanan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan Menjadi Undang-Undang, fungsi LPS adalah menjamin simpanan nasabah di bank dan turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai kewenangannya. Perkembangan jumlah dana simpanan yang dijamin, ekuitas (modal) LPS, dan dana cadangan klaim penjaminan periode 2011-2015 disajikan dalam Grafik III.2.7.

GRAFIK III.2.7 PERKEMBANGAN JUMLAH DANA SIMPANAN YANG DIJAMIN, EKUITAS LPS, DAN CADANGAN KLAIM PENJAMINAN, 2011 – 2015

(triliun rupiah)

2015 (Est.) Dana Simpanan yang Dijamin

Cadangan Klaim Penjaminan Keterangan: Sumber: Lembaga Penjamin Simpanan

Ekuitas

• Posisi dana simpanan yang dijamin LPS tahun 2015 merupakan estimasi Keterangan: • Posisi ekuitas (modal) s.d. tahun 2014 adalah berdasarkan hasil audit dan tahun 2015 berdasarkan estimasi dalam Rencana

Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) • Posisi cadangan klaim penjaminan s.d. tahun 2014 adalah berdasarkan hasil audit dan tahun 2015 berdasarkan estimasi dalam RKAT

Sumber: Lembaga Penjamin Simpanan Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 85 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004

tentang LPS diatur bahwa dalam hal modal LPS menjadi kurang dari Rp4 triliun, Pemerintah dengan persetujuan DPR menutup kekurangan tersebut. Jumlah nilai simpanan yang dijamin

Bab 2 Sumber Risiko Fiskal Bagian III

oleh LPS sejak tanggal 13 Oktober 2009 maksimal Rp2 miliar per nasabah per bank. Untuk menjalankan fungsinya, LPS pada awal berdirinya tahun 2005 telah diberikan modal

awal oleh Pemerintah sebesar modal minimal LPS yaitu Rp4 triliun. Sampai dengan akhir tahun 2014, ekuitas (modal) LPS telah berkembang menjadi sebesar Rp41,2 triliun. LPS setiap tahun juga membentuk cadangan klaim penjaminan sebagai estimasi risiko pembayaran klaim untuk satu tahun berikutnya.

2.2.4.3 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) didirikan oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia yang bertujuan untuk menunjang kebijakan Pemerintah dalam rangka mendorong program ekspor nasional. LPEI menyediakan fasilitas pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi bagi para eksportir.

LPEI mempunyai ruang gerak pembiayaan yang lebih fleksibel dibandingkan dengan bank pada umumnya, sehingga dapat mendukung akselerasi pertumbuhan ekspor nasional dengan menyediakan pembiayaan di sisi supply (dalam negeri) dan di sisi demand (luar negeri). Pembiayaan diberikan baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah kepada korporasi dan UKM.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang LPEI, modal awal LPEI paling sedikit Rp4,0 triliun. Dalam hal modal LPEI menjadi kurang dari Rp4,0 triliun, Pemerintah dengan persetujuan DPR menutup kekurangan tersebut dari dana APBN berdasarkan mekanisme yang berlaku. Perkembangan kegiatan pembiayaan ekspor dan posisi permodalan

LPEI dalam periode 2010-2015 disajikan pada Grafik III.2.8.

GRAFIK III.2.8 PERKEMBANGAN KEGIATAN PEMBIAYAAN EKSPOR DAN POSISI PERMODALAN LPEI, 2010-2015 (triliun rupiah)

Total Aktiva

Pembiayaan Ekspor

Sumber: Kementerian Keuangan Berdasarkan data di atas, pada tahun 2016 diperkirakan relatif tidak ada risiko fiskal dari BI,

LPS, maupun LPEI.

Bagian III Bab 2 Sumber Risiko Fiskal