Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan DI Yogyakarta

5.2.2 Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan DI Yogyakarta

Selain dana perimbangan, kepada daerah tertentu juga dialokasikan dana yang bersifat khusus yang diatur dengan undang-undang tersendiri, yaitu Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan DIY. Dana Otonomi Khusus dialokasikan untuk Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Aceh. Sementara itu, Dana Keistimewaan DIY dialokasikan untuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

5.2.2.1 Dana Otonomi Khusus

Sesuai amanat UU Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang, Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dialokasikan dengan besaran setara 2 persen dari pagu DAU nasional. Penggunaan Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat terutama ditujukan untuk pendanaan di bidang pendidikan dan kesehatan. Pembagian alokasi Dana Otonomi Khusus sebesar 70 persen untuk Provinsi Papua dan 30 persen untuk Provinsi Papua Barat. Selain itu, kepada Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dialokasikan dana tambahan otonomi khusus untuk pembangunan infrastruktur sehingga sekurang-kurangnya dalam waktu 25 (dua puluh lima) tahun sejak tahun 2008 seluruh kabupaten/kota, distrik atau pusat-pusat penduduk lainnya di kedua Provinsi tersebut akan terhubungkan dengan transportasi darat, laut, dan/ atau udara yang berkualitas. Besaran dana tambahan infrastruktur ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Pemerintah dengan DPR disesuaikan dengan kemampuan keuangan Negara berdasarkan usulan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

Selanjutnya, Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh dialokasikan dengan besaran setara

2 persen dari pagu DAU nasional untuk memenuhi amanat UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Penggunaannya diarahkan untuk mendanai pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan. Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh berlaku untuk jangka waktu 20 tahun sejak 2008, dan alokasinya diatur dengan ketentuan (1) untuk

IV.5-12 Nota Keuangan dan APBN 2016

Dana Desa Tahun 2010-2015 Bagian IV

tahun pertama sampai dengan tahun ke lima belas besarnya setara dengan 2 persen plafon DAU nasional, dan (2) untuk tahun ke enam belas sampai dengan tahun ke dua puluh besarnya setara dengan 1 persen dari plafon DAU nasional.

Alokasi Dana Otonomi

GRAFIK IV.5.10

Khusus Provinsi Papua,

PERKEMBANGAN DANA OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI

Provinsi Papua Barat, ACEH, PAPUA, DAN PAPUA BARAT, 2010-2015

dan Provinsi Aceh setiap 7.000,0

tahun, sejalan dengan 6.222,0

adanya kenaikan h ia

pagu DAU nasional. 3.800,0

Perkembangan Dana 3.100,0

ia rR

il M 3.000,0

Otonomi Khusus

Provinsi Papua, 1.000,0 Provinsi Papua Barat, 0,0

dan Provinsi Aceh

Aceh

Papua

Papua Barat

dapat dilihat dalam Keterangan:

Data 2010-2014 adalah data realisasi APBN, Data 2015 adalah data APBNP

Grafik IV.5.10. Sumber : Kementerian Keuangan Pembagian Dana Tambahan Infrastruktur antara Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat,

dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan penyediaan infrastuktur di kedua daerah tersebut. Mengingat Provinsi Papua mempunyai kondisi geografis yang lebih sulit dan luas wilayah yang lebih besar dibandingkan

GRAFIK IV.5.11

dengan Provinsi Papua PERKEMBANGAN DANA TAMBAHAN INFRASTRUKTUR BAGI

PROVINSI PAPUA, DAN PAPUA BARAT, 2010-2015

Barat, maka pembagian

Dana Tambahan

Infrastruktur untuk 2.000,0

h ia

Provinsi Papua p u 1.500,0 lebih besar daripada rR il ia 1.000,0 800,0

untuk Provinsi Papua 750,0

Barat. Perkembangan 500,0

Dana Tambahan

Infrastruktur untuk

Provinsi Papua dan Papua Barat

Papua

Keterangan:

Provinsi Papua Barat Data 2010-2014 adalah data realisasi APBN, Data 2015 adalah data APBNP Sumber : Kementerian Keuangan disajikan dalam Grafik IV.5.11.

5.2.2.2 Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Dana Keistimewaan DIY adalah dana yang dialokasikan berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka penyelenggaraan kewenangan keistimewaan DIY. Kewenangan keistimewaan adalah wewenang tambahan tertentu yang dimiliki oleh DIY selain wewenang yang ditentukan dalam UU Pemerintahan Daerah. Alokasi Dana Keistimewaan DIY ditetapkan dalam APBN berdasarkan pengajuan dari Pemerintah Daerah DIY, dan disesuaikan dengan kondisi keuangan negara. Pengajuan tersebut terlebih dahulu harus dibahas dengan Kementerian Dalam Negeri dan kementerian/lembaga terkait.

Nota Keuangan dan APBN 2016 IV.5-13

Bagian IV Dana Desa Tahun 2010-2015

Selanjutnya, pedoman dan alokasi Dana Keistimewaan DIY ditetapkan melalui peraturan menteri keuangan.

Alokasi Dana Keistimewaan DIY tahun 2013 ditetapkan sebesar Rp231,4 miliar, yang digunakan untuk mendanai kegiatan yang meliputi lima bidang kewenangan, yaitu (1) kebudayaan, (2) pertahanan, (3) kelembagaan pemerintah, dan (4) tata ruang. Penyaluran Dana Keistimewaan DIY tahun 2013 diberikan dalam 2 tahap, masing-masing sebesar 50 persen dari pagu alokasi Dana Keistimewaan. Namun demikian, pada pelaksanaannya penyaluran Dana Keistimewaan tahun 2013 hanya dapat disalurkan satu tahap sebesar Rp115,7 miliar karena sampai akhir tahun anggaran dana yang telah disalurkan pada tahap pertama tersebut belum dapat digunakan secara optimal, yakni hanya terserap Rp54,6 miliar atau sebesar 23,6 persen dari pagu 2013.

Selanjutnya, pada tahun 2014, alokasi Dana Keistimewaan DIY ditetapkan sebesar Rp523,9 miliar, dan sesuai dengan ketentuan seharusnya disalurkan dalam 3 tahap, yaitu tahap I (25 persen), tahap II (55 persen) dan tahap III (20 persen). Dari pagu sebesar Rp523,9 miliar tersebut, telah dilaksanakan penyaluran tahap I dan tahap II dengan jumlah dana Rp419,1 miliar. Namun dari dana yang telah

tersalur ke rekening kas GRAFIK IV.5.12

PERKEMBANGAN DANA KEISTIMEWAAN DIY, 2013-2015

daerah tersebut, yang dapat direalisasikan 600,0

hanya sebesar Rp272,1

miliar, atau sebesar

h 52 persen dari pagu 400,0 ia 2014, sehingga sisa up

rR 300,0 il ia

pagu lainnya tidak

M 200,0

disalurkan lagi ke daerah pada tahap

III. Perkembangan 115,7

Dana Keistimewaan

DIY dapat dilihat pada Keterangan: Data 2013-2014 adalah data realisasi APBN, Data 2015 adalah data APBNP Grafik IV.5.12.

Sumber : Kementerian Keuangan