Tipe-Tipe Sunat Perempuan Sunat

6. Beberapa percaya sunat perempuan berawal dari dilontarkan kemerdekaan diantara grup etnik di Afrika sebagai upacara kedewasaan. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa asal usul sunat perempuan tidak dapat diketahui secara pasti, hal ini sangat bergantung terhadap budaya dan kepercayaan sekelompok masyarakat yang melakukan praktik sunat perempuan. Sedangkan untuk laporan penyebaran sunat perempuan sampai saat ini belum tersedia dengan lengkap, hal ini disebabkan karena lemahnya pencatatan data, jumlah yang sebenarnya perempuan yang disunat lebih besar daripada yang tercatat dan masih ada data yang belum terungkap.

2.1.3 Tipe-Tipe Sunat Perempuan

Menurut WHO 2012 melalui Fact Sheet No. 241 June 2000 menggolongkan tipe-tipe FGM dalam 6 tipe yaitu : 1. Tipe I : Menghilangkan bagian permukaan, dengan atau tanpa diikuti pengangkatan sebagian atau seluruh bagian dari klitoris. 2. Tipe II :Pengangkatan klitoris diikuti dengan pengangkatan sebagian atau seluruh bagian dari labia minora. 3. Tipe III : Pengangkatan sebagian atau seluruh bagian dari organ genetalia luar diikuti dengan menjahit atau menyempitkan lubang vagina infabulasi. 20 Universitas Sumatera Utara 4. Tipe IV : Menusuk, melubangi klitoris danatau labia, merenggangkan klitoris danatau labia, tindakan memelarkan dengan jalan membakar klitoris atau jaringan di sekitarnya. 5. Tipe V : Merusakkan jaringan disekitar lubang vagina angurya cuts atau memotong vagina gishiri cuts. 6. Tipe VI : Memasukkan bahan-bahan yang bersifat merusak atau tumbuhan ke dalam vagina dengan tujuan menimbulkan pendarahan, menyempitkan vagina, dan tindakan-tindakan lainnya yang dapat digolongkan dalam definisi di atas. Dari semua tipe FGM di atas, menurut WHO dalam Irianto, 2006 mengatakan bahwa, tidak semua tipe dikenal dan dipraktikkan secara umum. Hanya ada 4 tipe FGM yang dikenal dan dipraktikkan secara umum, yaitu : 1. Sirkumsisi atau “sunna” : Pengangkatan bagian permukaan dan bagian ujung klitoris. Sunna ini sangat mirip dengan tipe I dari tipe-tipe FGM, tetapi dalam bentuk yang lebih halus dan tidak merusak. 2. Excission atau yang diberikan WHO Clitoridectomy : Pengangkatan klitoris dan sering diikuti dengan pengangkatan labia minora. Excission sama dengan Tipe II yang diberikan WHO. 3. Infabulation atau Pharaonic circumcision : Excission yang diikuti dengan pengangkatan labia minora serta menempelkan kedua sisi vagina dengan jalan menjahit atau menyatukan secara alami jaringan 21 Universitas Sumatera Utara yang terluka dengan mempergunakan media berupa duri, sutera, atau benang dari usus kucing. 4. Introcission : Jenis FGM yang diperaktikkan oleh suku Pitta-Patta aborigin di Australia, dimana pada saat seorang gadis mencapai usia puber, maka seluruh akan berkumpul dan seorang yang dituakan dalam masyarakat akan bertindak sebagai pemimpin prosedur. Lubang vagina wanita tersebut akan diperlebar dengan jalan merobek dengan mempergunakan tiga jari tangan yang diikat dengan tali dan sisi lain dari perineum akan dipotong dengan mempergunakan pisau batu. Ritual ini biasanya akan diikuti dengan aktivitas seksual secara paksa dengan beberapa lelaki muda. Selain di Australia Introcission juga dipraktikkan di Meksiko Timur, Brazil, Peru, Suku Conibus serta sebagian dari suku Pano Indian di bagian tenggara. Menurut Andrews 2009 menyebutkan bahwa, bentuk mutilasi genetalia yang paling sederhana adalah sirkumsisi, yang dilakukan dengan memotong tudung atau bagian kepala klitoris preputium klitoris. Di Indonesia praktik ini digolongkan dalam tindakan yang tidak berbahaya, karena sirkumsisi dilakukan hanya secara simbolis dan penggoresan pada preputium klitoris. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada dalam Irianto, 2006 dengan judul laporan akhir Male and Female Genital Cutting Konteks, Makna, dan Keberlangsungan 22 Universitas Sumatera Utara Praktik dalam Masyarakat Yogyakarta dan Madura, ada 2 prosedur praktik sunat perempuan di Indonesia, yaitu: 1. Tindakan pemotongan atau penggoresan pada bagian alat kelamin perempuan. 2. Tindakan simbolis tanpa melukai alat kelamin. Sunat pada perempuan adalah suatu tindakan yang paling ringan dari tipe yang disebut WHO, sunat pada perempuan ini mencakup perlakuan seperti penusukan dan penggoresan pada kulit klitoris sampai pemotongan sebagian preputium sampai mengeluarkan darah. Tindakan ini dikenal dibeberapa negara muslim, seperti Indonesia sebagai tindakan yang bersifat sunnah, dan praktik ini secara fisik tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap fungsi-fungsi seksual kelamin perempuan. Dapat disimpulkan bahwa sunat perempuan dipraktikkan dengan berbagai tipe atau cara menurut kebiasaan daerah masing- masing di Indonesia, hal ini sangat berhubungan dengan kepercayaan, adat dan agama daerah tersebut.

2.1.4 Dampak Sunat Perempuan