Praktik dalam Masyarakat Yogyakarta dan Madura, ada 2 prosedur praktik sunat perempuan di Indonesia, yaitu:
1. Tindakan pemotongan atau penggoresan pada bagian alat kelamin
perempuan. 2.
Tindakan simbolis tanpa melukai alat kelamin. Sunat pada perempuan adalah suatu tindakan yang paling ringan dari tipe
yang disebut WHO, sunat pada perempuan ini mencakup perlakuan seperti penusukan dan penggoresan pada kulit klitoris sampai pemotongan sebagian
preputium sampai mengeluarkan darah. Tindakan ini dikenal dibeberapa negara muslim, seperti Indonesia sebagai tindakan yang bersifat sunnah, dan praktik ini
secara fisik tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap fungsi-fungsi seksual kelamin perempuan. Dapat disimpulkan bahwa sunat perempuan
dipraktikkan dengan berbagai tipe atau cara menurut kebiasaan daerah masing- masing di Indonesia, hal ini sangat berhubungan dengan kepercayaan, adat dan
agama daerah tersebut.
2.1.4 Dampak Sunat Perempuan
Menurut Wiknjosastro dkk 2006 beberapa bentuk FGM dapat menyebabkan rasa sakit kronis setiap kali melakukan hubungan seks, infeksi
radang panggul yang berulang-ulang dan persalinan lama maupun macet. 23
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dari FGM, yaitu: 1. Dampak Jangka Pendek
Menurut Irianto 2006 bahwa dampak jangka panjang dan jangka panjang dari sunat perempuan, yaitu:
1. Dampak jangka panjang
a. Infeksi saluran kencing, karena terdapatnya penyakit oleh mikroorganisme.
b. Dapat mengakibatkan infeksi berulang-ulang pada saluran
reproduksi. c.
Menyebabkan terganggunya saluran menstruasi yang menyebabkan sakit serta penumpukan residu pada vagina.
d. Infeksi seviks yang menyebabkan tersumbatnya tuba fallopi yang
berakibat pada kemandulan. 2. Dampak jangka pendek
a. Pembengkakan pada jaringan sekitar vagina yang akan menghalangi proses pembuangan cairan.
b. Infeksi akibat pemakaian alat yang tidak steril, serta kontaminasi
luka karena air seni. c.
Pendarahan parah dan shock. d.
Pembuluh darah dari klitoris dapat mengalami pendarahan. e.
Terjadi infeksi. f.
Tercemarnya darah oleh racun dari alat yang tidak steril. 24
Universitas Sumatera Utara
g. Dan kerusakan pada jaringan disekitar klitoris serta labia yang
setelah beberapa waktu akan menyebabkan tersumbatnya urine yang berimplikasi pada infeksi serius.
Dampak jangka pendek yang dapat ditimbulkan akibat sunat perempuan sangat mungkin dapat terjadi pada setiap anak perempua. Namun banyak tempat
yang beranggapan bahwa, praktik sunat perempuan tidak berpengaruh besar terhadap alat kelamin perempuan dan dianggap sebuah kejadian yang biasa-biasa
saja. Sedangkan menurut Pusat Komunikasi dan Informasi Perempuan PKIP
bahwa dampak jangka panjang dari sunat pada perempuan, yaitu : 1.
Rasa sakit yang berkepanjangan pada saat berhubungan seks. 2.
Penis tidak dapat masuk dalam vagina sehingga memerlukan tindakan operasi.
3. Disfungsi seksual tidak dapat mencapai orgasme pada saat
berhubungan seks. 4.
Disfungsi haid yang mengakibatkan hematocolpos akumulasi darah haid dalam vagina, hematometra akumulasi darah haid dalam
rahim, dan hematosalpinx akumulasi darah haid dalam saluran tuba. 5.
Infeksi saluran kemih kronis. 6.
Inkontinensi urine tidak dapat menahan kencing. 7.
Dapat terjadi abses, kista dermoid, dan keloid atau jaringan parut mengeras Kalyanamitra, 2012.
25
Universitas Sumatera Utara
Menurut Andrews 2009 menjelaskan bahwa, mutilasi genetalia perempuan merusak kesehatan perempuan dan mengganggu seksualitas mereka,
merupakan masalah kesehatan seksual. Selama persalinan dan kelahiran, sensitivitas yang tinggi serta kesadaran akan budaya sangat penting dalam
memberikan perawatan yang sesuai dengan dukungan psikologis bagi wanita yang mengalami berbagai bentuk mutilasi genetalia, terutama infibulasi. Terdapat
kekurangan literatur penelitian mengenai dampak seksual dan psikologis akibat berbagai bentuk mutilasi genetalia yang parah jika dibandingkan dengan
penelitian dan laporan kasus mengenai komplikasi fisik selama pelahiran. Dispareunia dan kurangnya kepuasan pada hubungan seksual sering dilaporkan
pada literatur yang ada.
2.1.5 Faktor-Faktor Praktik Sunat Perempuan