perempuan disunat akan mendapatkan pengakuan dari agama dan sebagai pembersihan diri.
5.2.1 Seksualitas
Walaupun sunat perempuan hanya terbatas pada alat kelamin pada tingkat
individu, namun pada tingkat sosial praktik ini ikut menentukan tujuan seksualitas yang diharapkan pada masyarakat setempat. Masyarakat Alas di Kabupaten Aceh
Tenggara pengaruh patriarkal ikut menentukan pola hubungan Gender yang ada, sunat menjadi sebuah simbol untuk memberikan gambaran tentang mitos-mitos
seksual yang bersifat patriarkal, yang kemudian dihubungkan dengan prilaku seksual individu. Pelaksanaan sunat perempuan ini dibebankan kepada sang ibu,
karena masalah ini dianggap suatu yang tabu dan “kotor” bagi ayah si anak. Menurut Irwan dkk, 2004 dalam Widyastuti dkk, 2009 mengatakan
bahwa, seksualitas adalah maksud dan motif dalam diri manusia. Seksualitas adalah hasrat desire dan keinginan want yang saling tumpang tindih dengan
aspek-aspek lain dalam kehidupan. Seksualitas meliputi hak-hak manusia untuk menentukan pilihan-pilihan atas isu-isu yang intim dan menentang. Termasuk
orientasi seksual, perilaku dan praktik seksual, pemilihan kontrasepsi dan mempunyai anak.
Menurut salah seorang informan, mengatakan bahwa sunat pada perempuan memiliki banyak cerita mitos-mitos seksual di tengah-tengah
masyarakat, diantaranya untuk perempuan yang tidak disunat akan menjadi wanita yang binal dan jahat dan ada mitos yang dipercaya bahwa apabila perempuan
80
Universitas Sumatera Utara
yang tidak disunat klitorisnya akan memanjang dan besar sehingga perempuan itu terlihat jelek dan kotor. Dengan demikian diharapkan, sunat pada perempuan
merupakan penyeimbangan nafsu seksual perempuan agar tidak terlalu tinggi dan tidak lerlalu rendah. Sehingga pemahaman seperti ini, akan membuat praktik
sunat perempuan pada masyarakat Alas akan menjadikan tradisi yang harus dialami oleh setiap perempuan orang Alas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian WHO 2001 yang mengatakan bahwa, alasan dilakukannya praktik sunat perempuan adalah higienis
dan alasan estetika. Pada masyarakat yang percaya, bahwa alat kelamin luargenetalia eksterna jelek dan kotor dan akan terus tumbuh semakin besar jika
bagian tersebut tidak dipotong. Dengan cara menghilangkan bagian tersebut, akan membuat seorang gadis menjadi bersih dan diyakini membuat seorang gadis
terlihat cantik.
5.2.2 Kesehatan Reproduksi