Menurut Andrews 2009 menjelaskan bahwa, mutilasi genetalia perempuan merusak kesehatan perempuan dan mengganggu seksualitas mereka,
merupakan masalah kesehatan seksual. Selama persalinan dan kelahiran, sensitivitas yang tinggi serta kesadaran akan budaya sangat penting dalam
memberikan perawatan yang sesuai dengan dukungan psikologis bagi wanita yang mengalami berbagai bentuk mutilasi genetalia, terutama infibulasi. Terdapat
kekurangan literatur penelitian mengenai dampak seksual dan psikologis akibat berbagai bentuk mutilasi genetalia yang parah jika dibandingkan dengan
penelitian dan laporan kasus mengenai komplikasi fisik selama pelahiran. Dispareunia dan kurangnya kepuasan pada hubungan seksual sering dilaporkan
pada literatur yang ada.
2.1.5 Faktor-Faktor Praktik Sunat Perempuan
Menurut WHO 2012 bahwa penyebab FGM mencakup campuran faktor budaya, agama dan sosial dalam keluarga dan masyarakat, diantaranya:
1. Female Genital Mutilation adalah konvensi sosial, tekanan sosial
untuk menyesuaikan diri dengan apa yang orang lain lakukan dan untuk melakukannya ada sebuah motivasi yang kuat untuk
mengabadikan resiko praktik. 2.
Female Genital Mutilation seringkali dianggap sebagai bagian penting dari membesarkan seorang gadis baik, dan cara untuk mempersiapkan
dirinya sampai dewasa dan menikah. 26
Universitas Sumatera Utara
3. Female Genital Mutilation sering termotivasi oleh keyakinan tentang
apa yang dianggap prilaku seksual yang tepat, prosedur untuk menghubungkan keperawanan pranikah dan kesetiaan perkawinan.
Female Genital Mutilation di banyak masyarakat diyakini mengurangi libido seks perempuan, karena itu diyakini membantunya melawan
godaan tindakan seksual yang berlebihan. 4.
Female Genital Mutilation dikaitkan dengan cita-cita budaya feminitas dan kerendahan hati, yang mencakup gagasan bahwa anak
perempuan bersih dan indah setelah pengangkatan bagian tubuh yang dianggap laki-laki sebagai bagian yang tidak baik.
5. Meskipun tidak ada aturan agama tentang praktik sunat perempuan,
namun masyarakat sering percaya bahwa praktik sunat perempuan merupakan perintah agama.
6. Para pemimpin agama mengambil posisi yang berbeda-beda berkaitan
dengan FGM, beberapa memperbolehkan praktik tersebut, sedangkan yang lain beranggapan bahwa sunat perempuan tidak relevan dengan
agama, dan yang lainnya berperan terhadap penghapusannya. 7.
Struktur kekuasaan lokal dan otoritas, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, penyunatan, dan bahkan beberapa tenaga medis dapat
berkontribusi untuk menegakkan praktik. 8.
Sebagian besar masyarakat, FGM dianggap sebagai tradisi budaya, yang sering digunakan sebagai alasan untuk kelanjutannya.
27
Universitas Sumatera Utara
9. Pada beberapa masyarakat, mula-mulanya praktik ini terkait dengan
menyambung tradisi pada masyarakat sebelumnya. 10.
Pada beberapa masyarakat, FGM dilakukan oleh kelompok-kelompok baru ketika mereka pindah ke daerah di mana penduduk setempat
melakukan praktik FGM. Sedangkan menurut Irianto 2006 bahwa alasan-alasan dilakukannya
FGM dapat dikelompokkan ke dalam 4 alasan utama, yaitu: 1.
Identitas Budaya Budaya dan tradisi merupakan alasan utama dilakukannya FGM,
karena FGM menentukan siapa sajakah yang dapat dianggap sebagai bagian dari masyarakat, sehingga dianggap sebagai tahap inisiasi bagi
seorang wanita untuk memasuki tahap kedewasaan. Masyarakat yang mempraktikkan FGM, hal ini dianggap sebagai sebuah kejadian yang
biasa dan seorang wanita tidak akan dianggap dewasa sebelum melakukan FGM.
2. Identitas Gender
Female Genital Mutilation FGM dianggap penting bagi seorang gadis bila ia ingin menjadi wanita seutuhnya, praktik ini memberikan
suatu perbedaan jenis kelamin dikaitkan dengan peran mereka di masa depan dalam kehidupan perkawinan. Pengangkatan bagian klitoris
dianggap sebagai penghilangan organ pria di tubuh wanita sehingga feminitas wanita akan utuh dan sempurna, hal ini juga sering
28
Universitas Sumatera Utara
disamakan dengan kelemahan dan kepatuhan seorang wanita, karena trauma yang didapatkan setelah proses ini berlangsung akan
mempengaruhi wanita. Female Genital Mutilation FGM juga dianggap sebagai pemberi pembelajaran kepada wanita mengenai
perannya dalam masyarakat. 3.
Mengontrol Seksualitas Wanita serta Fungsi Reproduksinya Female Genital Mutilation FGM dipercaya dapat mengurangi hasrat
seksual wanita akan seks, sehingga dapat mengurai terjadinya praktik seks di luar nikah. Kesetiaan seorang wanita yang tidak dimutilasi
terhadap pasangannya akan sangat diragukan oleh masyarakat. Bagi masyarakat yang memperaktikkan FGM, seorang wanita yang tidak
dimutilasi tidak akan mungkin mendapatkan jodoh. 4.
Alasan Kebersihan, Kesehatan dan Keindahan Alasan ini merupakan alasan pembenar yang dipakai oleh masyarakat
dunia untuk melakukan FGM. Praktik Mutilasi sering dikaitkan dengan penyucian atau pembersihan dalam masyarakat yang
memperaktikkan FGM. Female Genital Mutilation FGM sering sekali dipromosikan dapat meningkatkan kesehatan wanita serta anak
yang dilahirkannya, dikatakan bahwa wanita yang melakukan FGM akan lebih subur dan mudah melahirkan.
29
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Prosedur dan Usia Praktik Sunat Perempuan