BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat etnografis dengan penggambaran analitis yang dilakukan secara kualitatif, penelitian fokus kepada pola pikir dan pengetahuan
masyarakat Alas tentang sunat perempuan. Pendekatan kualitatif yang dimaksud, seperti yang dijelaskan Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2001 bahwa,
mengartikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan prilaku
yang diamati, yang diarahkan pada latar individu tersebut secara menyeluruh holistic dan utuh.
Sedangkan tipe pendekatan deskriptif yang dimaksud adalah, untuk memberikan gambaran yang terperinci dari pengetahuan masyarakat tentang
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Sehingga dengan tipe deskriptif ini peneliti dapat memberikan gambaran secara benar dan cermat tentang masing-
masing subjek penelitian baik berupa pengetahuan, pandangan, pelaksanaan dan harapan masyarakat apa yang menjadi tradisi bagi etnis mereka
Data kualitatif dikumpulkan dengan wawancara mendalam indepth interview, dengan cara mengajukan pertanyaan kepada informan secara
menyeluruh untuk mendapatkan informasi dari informan. Selain secara indepth
45
Universitas Sumatera Utara
interview, pengumpulan data kualitatif juga dilakukan dengan observasional yaitu, dengan melakukan pengamatan secara menyeluruh terhadap prilaku dan
kebiasaan masyarakat Alas dalam hal pelaksanaan sunat perempuan. Pengamatan dilakukan bagaimana sunat perempuan dilakukan secara tradisi maupun secara
medis pada masyarakat Alas. Dengan demikian, observasional ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan praktik sunat perempuan oleh dukun sunat
perempuan Alas : mudim de bekhu dan Bidan yang melakukan sunat perempuan. Oleh karena itu, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, maka proses
selanjutnya mengkualitatifkan data tersebut.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Aceh. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut, karena di lokasi penelitian masih
berlangsung praktik sunat perempuan sampai saat ini.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2013.
3.3 Informan Penelitian
Adapun informan dalam penelitian ini adalah dukun sunat perempuan Alas : mudim de bekhu, Bidan, perempuan yang sudah dan belum menikah,
tokoh adat Alas dan tokoh agama serta masyarakat Alas secara umum yang 46
Universitas Sumatera Utara
mengetahui informasi tentang sunat perempuan. Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah mudim de bekhu dan tokoh adat Alas.
3.3.1 Syarat Informan
Untuk menentukan atau menetapkan informan diperlukan syarat dari informan penelitian. Syarat informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Alas,
baik yang berdomisili di Kabupaten Aceh Tenggara atau di luar Aceh Tenggara. Selain bersedia menjadi informan, seorang informan juga harus bersedia
diwawancarai serta memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menceritakan tentang praktik sunat perempuan pada masyarakat Alas, semua informasi yang
berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
3.3.2 Proses Penelusuran Informan
Proses penelusuran informan dalam penelitian ini dilakukan secara bersamaan. Untuk informan mudim de bekhu, dari 8 orang mudim yang sudah
ditemui, hanya 1 orang mudim yang bersedia menjadi informan. Hal ini disebabkan karena mudim lainnya tidak bersedia untuk diwawancarai, sulitnya
mendapatkan informan ini karena, mudim merasa sangat tidak pantas bicara masalah sunat perempuan kepada anak laki-laki, sehingga peneliti merasa
kesulitan. Namun dengan pendekatan melalui anak mudim tersebut, yang secara kebetulan teman bergaul peneliti sehari-hari, akhirnya informan dari mudim de
bekhu dapat dijadikan informan yang baik, walaupun jadwal peneliti untuk bertemu dengan informan ditentukan oleh informan, yaitu pada malam hari di
rumah anaknya di Desa Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara. 47
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dikarenakan, informan tidak merasa nyaman membicarakan masalah penelitian ini didengar oleh orang lain seperti anak, cucunya dan tetangganya.
Hal yang sama juga terjadi pada penelusuran informan dari anak perempuan yang sudah menikah dan anak perempuan yang belum menikah namun
sudah disunat. Peneliti awalnya melakukan penelusuran informan pada orang yang peneliti kenal dan dekat dengan tempat tinggal peneliti. Ternyata hal ini
tidak berhasil, karena dalam kebiasaan suku Alas, sangat mengenal rasa sungkan terhadap orang yang dikenal Alas : tahat ate. Sehingga peneliti memilih
informan dari teman kerja atau orang yang baru dikenal, karena mereka lebih menerima alasan yang dijelaskan peneliti, mengapa peneliti melakukan
wawancara tentang sunat perempuan. Sedangkan informan dari tokoh agama dan tokoh adat lebih mudah
menemukannya, karena tokoh masyarakat ini, peneliti dapat menemui informan di sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama MPU Kabupaten Aceh Tenggara
dan sekretariat Majelis Adat Aceh MAA Kabupaten Aceh Tenggara, atau di rumah informan dengan jadwal yang telah disepakati. Informan tidak menolak
untuk diwawancara, karena peneliti membawa Surat Rekomendasi Penelitian secara resmi dari bapak Bupati Aceh Tenggara, karena surat ini diangap sebagai
perintah dari pemerintah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam peneliti ini. Sulitnya dalam proses penelusuran informan dalam penelitian ini,
sehingga peneliti menyarankan untuk peneliti yang mau mengangkat tentang 48
Universitas Sumatera Utara
sunat perempuan, sebaiknya dilakukan oleh seorang perempuan dan dari suku lain, sehingga segala kendala yang ada dalam penelitian ini tidak kan terjadi.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer yang diperoleh melalui indepth interview dan observasi
pada informan, sedangkan data sekunder adalah literatur antara lain dapat berupa: jurnal, hasil-hasil penelitian terdahulu, dokumen, dan makalah. Metode
pengumpulan data yang paling mewakili karakteristik penelitian kualitatif adalah indepth interview dan observasi. Pengumpulan data dengan wawancara dilakukan
di rumah informan, warung kopi, kantor tempat kerja informan dan tempat umum seperti Bus Umum, Masjid dan Balai Desa. Dalam proses wawancara peneliti
berupaya mengkondisikan keadaan dengan santai, rileks, tidak formal dan seperti halnya percakapan biasa antara 2 orang teman.
Wawancara terus dilakukan sampai informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dirasa sudah cukup, dan memperhatikan waktu penelitian yang telah
ditetapkan peneliti sebelumnya. Setelah hal tersebut di atas, maka peneliti dapat menghentikan proses wawancara. Untuk melengkapi data wawancara dengan
informan, peneliti harus mencari orang tua atau keluarga yang akan menyunat anak perempuannya. Dengan demikian peneliti dapat melakukan pengamatan,
bagaimana pelaksanaan praktik sunat perempuan pada masyarakat Alas 49
Universitas Sumatera Utara
dilakukan, baik tradisi adat pelaksanaanya sukuran ataupun gambaran pelaksanaan lainnya.
Agar hasil wawancara mendalam indepth interview dan pengamatan observasi dapat diperoleh dengan baik, maka diperlukan alat bantu seperti alat
tulis, alat perekam suara dan video, kemudian hasil wawancara tersebut dituliskan dalam bentuk transkrip. Pada awalnya semua alat ini digunakan dalam
pelaksanaan pengamatan dan wawancara. Namun alat peremkam saja yang dapat dipakai tanpa sepengetahuan informan, hal ini berdasarkan permintaan dan
kenyamanan informan, sehingga peneliti hanya mengandalkan catatan lapangan. Hasil pengamatan dan wawancara langsung di catat dalam tulisan-tulisan
singkat di tempat penelitian, agar tidak terlupa maupun terlewati. Tulisan ini akan dibuat berupa rangkuman dan dipilih mana yang penting dan berhubungan dengan
permasalahan penelitian. Pengumpulan data yang terakhir yaitu melalui studi kepustakaan, dimana data diperoleh melalui literatur-literatur baik berupa
makalah-makalah, buku-buku, tesis, maupun artikel-artikel di koran yang semuanya berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
3.5 Metode Analisis Data