6. Pembelian Nyata Purchase
Pembelian nyata merupakan saat konsumen membayar atau membuat surat hutang dalam jumlah tertentu untuk
membeli suatu produk pada waktu tertentu. Pembelian nyata muncul karena konsumen sudah mempunyai niat untuk membeli
suatu produk. Pembelian nyata merupakan sasaran akhir Consumer Decision Model CDM, baik untuk konsumen yang
baru pertama kali membeli ataupun untuk konsumen yang melakukan pembelian ulang. Berdasarkan pendekatan CDM,
pengukuran efektivitas iklan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel F pesan iklan, B pengenalan merek, C
keyakinan konsumen, I niat beli dan A sikap konsumen terhadap pembelian nyata P suatu merek atau produk dan juga
untuk mencari informasi, apakah terdapat variabel antara dan variabel bukan antara dari B pengenalan merek, C keyakinan
konsumen, I niat beli dan A sikap konsumen yang dapat mempengaruhi F pesan iklan terhadap P pembelian nyata
2.11. Penelitian Terdahulu
Amalia 2009, melakukan penelitian mengenai hubungan antara
word of mouth positif dan negatif terhadap emosi, sikap, dan purchase intentions bukan konsumen macaroni panggang Bogor. Hasil
dari pengolahan data didapat bahwa faktor yang berkorelasi paling kuat pada WOM positif yaitu antara sikap terhadap MP dengan niatnya
melakukan pembelian. Ketika penerima pesan memiliki sikap yang positif
terhadap perusahaan, maka akan berpengaruh terhadap keputusannya. Pada WOM negatif faktor yang berkorelasi yang paling
kuat yaitu antara perasaan penerima pesan terhadap MP. Artinya, ketika penerima pesan memperoleh informasi negatif maka sikapnya terhadap
MP menjadi negatif pula. Perusahaan hendaknya memiliki antisipasi akan pemberitaan negatif yang terjadi.
Pujasari 2011, melakukan penelitian mengenai efektivitas social
media dan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian es krim
Wall’s Magnum berdasarkan karakteristik pengeluaran. Berdasarkan hasil analisis
Consumer Decision Model CDM diketahui bahwa informasi yang disampaikan oleh produsen Wall’s Magnum melalui
social media berpebgaruh efektif terhadap varabel CDM sampai dengan variabel
pembelian nyata. Kelompok pengeluaran ≤ Rp 800.000, informasi di
social media mengenai Wall’s Magnum efektif sampai mempengaruhi pembelian nyata. Kelompok Rp 800.000, informasi di
social media mengenai Wall’s Magnum mampu mengkomunikasikan informasi dengan
efektif kepada konsumen hingga timbul pembelian nyata apabila melewati informasi di
social media mengenai Wall’s Magnum yang mampu membangun sikap konsumen terhadap Wall’s Magnum. Hasil analisis
korelasi kanonikal menghasilkan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian, pada kelompok pengeluaran ≤ Rp 800.000 yaitu
faktor merek dan tempat pembelian, sedangkan kelompok pengeluaran Rp 800.000 yaitu faktor pengalaman terdahulu dan bentuk
kemasan. Husna 2011 , melakukan penelitian mengenai efektivitas iklan
televisi Mizone dalam pengambilan keputusan pembelian minuman isotonik oleh mahasiswa Strata 1 IPB. Berdasarkan hasil analisis
CDM diketahui bahwa pesan iklan yang ingin disampaikan oleh produsen
minuman isotonik Mizone melalui iklan televisi versi “City” berpengaruh terhadap variabel-variabel yang diukur pada
CDM sampai dengan variabel pembelian nyata. Pesan iklan Mizone versi “City” efektif dalam
mempengaruhi kepercayaan konsumen dan sikap konsumen sehingga menimbulkan niat beli konsumen untuk melakukan pembelian nyata.
Pengenalan merek Mizone melalui iklan televisi tidak efektif mempengaruhi kepercayaan konsumen dan sikap konsumen sehingga
tidak dapat menimbulkan niat beli apalagi pembelian nyata terhadap produk Mizone. Hasil analisis berdasarkan korelasi kanonik menghasilkan
tiga faktor yang berpengaruh pada pembelian nyata konsumen terhadap minuman isotonik, yaitu faktor merek -0,703, media informasi 0,521
dan gaya hidup 0,521
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian di atas adalah
penelitian ini meneliti produk yang berbeda yaitu produk cemilan berupa keripik Maicih. Selain itu pengambilan sampel menggunakan metode
quota sampling dan alat analisisnya menggunakan Consumer Decision Model CDM serta analisis korelasi kanonikal.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Berbagai jenis barang dan jasa dengan berbagai merek memasuki pasar di Indonesia. Begitu juga
dengan halnya industri makanan ringan atau camilan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Camilan dapat bermacam-macam jenisnya, mulai
dari camilan buah, makanan kering, sampai keripik. Camilan yang saat ini sedang digemari masyarakat yaitu keripik
Maicih. Keripik Maicih yang memanfatkan pemasaran melaui social
media membuat keripik Maicih dicari karena selain rasanya yang gurih dan enak, cara pemasarannya juga unik. Namun keberhasilan dari bisnis
keripik ini membuat persaingan yang ketat di industri kecil makanan ringan, khususnya keripik. Beberapa pesaing mulai muncul di pasaran
sehingga Maicih harus dapat mempertahankan pasar yang kini telah diraupnya.
Keberadaan keripik Maicih yang dijual di pasaran tanpa gerai atau toko, menuntut perusahaan untuk dapat menyampaikan informasi dan
mengelola informasi tersebut kepada konsumen dengan lebih efektif agar keripik Maicih dapat terus menjadi pemimpin pasar. Salah satu
komunikasi pemasaran yang dapat digunakan dan dapat mempengaruhi tingkat penjualan produk adalah
word of mouth marketing melalui social media. Rasa jenuh konsumen dengan berbagai iklan yang ada di media
membuat mereka lebih tertarik pada rekomendasi yang diberikan oleh konsumen lain yang telah memiliki pengalaman terhadap produk tersebut.
Perilaku pembelian konsumen dalam proses keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu pengaruh lingkungan,
perbedaan individu, dan dan proses psikologis. Pengaruh lingkungan mencakup budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi.
Perbedaan individu mencakup sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.
Sedangkan proses psikologis meliputi pengolahan informasi dan