14. Dengan menginput data yang telah dinormalisasi dari kuesioner yang telah diisi oleh responden yaitu mahasiswa strata-1 Insitut Pertanian Bogor
yang merupakan konsumen dari keripik Maicih.
4.5.1 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Informasi di Social media F,
Pengenalan Merek B, Kepercayaan Konsumen C dan Sikap Konsumen A
Hasil analisis regresi linier Consumer Decision Model pada
Tabel 3 menunjukkan pengaruh antara variabel informasi di social
media F terhadap variabel pengenalan merek B memberikan keterangan bahwa koefisien informasi di
social media F bernilai 0,777. Hal ini mengimplikasikan bahwa setiap penambahan informasi
di social media sebesar satu bobot, pengenalan merek yang dialami
pengguna social media yang melihat informasi tentang keripik Maicih
akan meningkat sebesar 0,777. Oleh karena itu, penambahan frekuensi informasi di
social media dapat meningkatkan pengenalan merek bagi pengguna
social media yang melihat informasi tentang keripik
Maicih. Tabel 3. Hasil regresi linier F, B, C dan A secara langsung
Variabel Regresi
Persamaan Regresi
t
hitung
p-value F
hitung
p-value R
R
2
Intrepretasi Hipotesis
F-B B = 0,631
+ 0,777 F 11,78
0,000 138,80
0,000 0,766 0,586 H
01
ditolak
F-C C = 0,389
+ 0,780 F 12,71
0,000 161,50
0,000 0,789
0,622 H
01
ditolak
F-A A = 0,338
+ 0,809 F 11,41
0,000 130,24
0,000 0,755 0,571 H
01
ditolak
Keterangan : signifikan karena t
hitung
t
tabel
1,987 p- value ≤ alpha 0,05
signifikan karena F
hitung
F
tabel
3,949 p-value ≤ alpha 0,05
Hasil perhitungan menunjukkan nilai koefisien korelasi R pada persamaan ini adalah sebesar 0,766. Koefisien determinan R Square
menunjukkan bahwa variabel informasi di social media memberikan
pengaruh sebesar 58,6 persen terhadap pengenalan merek. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa variasi pengenalan merek yang
dialami pengguna social media yang melihat informasi tentang keripik
Maicih dapat dijelaskan sebesar 58,6 persen oleh variabel informasi di social media. Sisa sebesar 41,4 persen yang tidak dapat dijelaskan
oleh informasi di social media, berarti dijelaskan oleh faktor lain di
luar model. Hal ini dapat disebabkan konsumen telah mengenal merek
Maicih dari media lain atau informasi dari konsumen lain. Nilai informasi di
social media F sebesar 0,780 dapat diatikan bahwa setiap penambahan informasi di
social media sebesar satu bobot, maka kepercayaan konsumen akan meningkat sebesar 0,780.
Oleh sebab itu, adanya penambahan frekuensi informasi di social
media dapat mengakibatkan bertambahnya kepercayaan pengguna social media yang melihat informasi tentang keripik Maicih secara
positif. Hasil perhitungan menunjukkan nilai koefisien korelasi dari persamaan regresi adalah sebesar 0,789. Nilai koefisien determinasi
R
2
sebesar 0,622 artinya adalah variabel informasi di social media
F memberikan pengaruh sebesar 62,2 persen terhadap kepercayaan konsumen C.
Hasil analisis pengaruh antara variabel informasi di social media
F dan kepercayaan konsumen C memberikan informasi bahwa mahasiswa sebagai pengguna
social media yang melihat informasi tentang keripik Maicih memiliki kepercayaan secara positif terhadap
produk makanan ringan keripik Maicih akibat adanya informasi di social media. Kepercayaan yang dialami oleh konsumen tergantung
dari pengetahuan atau informasi yang dimiliki oleh konsumen mengenai suatu produk. Pengetahuan atau informasi tersebut dapat
ditemui oleh konsumen melalui social media yang sering diupdate dan
disimpan dalam memori jangka panjang. Pengetahuan yang
dimilikinya akan menyebabkan kepercayaan konsumen terhadap merek Maicih.
Hasil analisis regresi linier pengaruh variabel informasi di social
media F terhadap sikap konsumen A menunjukkan nilai sebesar 0,809. Dapat diartikan bahwa dengan adanya penambahan frekuensi
penayangan informasi di social media sebesar satu satuan, maka
sikap konsumen juga akan meningkat secara positif. Persamaan regresi yang terbentuk memiliki nilai korelasi R sebesar 0,755. Nilai
koefisien determinasi R
2
yang diperoleh adalah sebesar 0,571, artinya variasi sikap konsumen yang terjadi dapat dijelaskan sebesar
57,1 persen oleh variabel informasi di social media. Sisa sebesar 42,9
persen yang tidak dapat dijelaskan oleh informasi di social media,
berarti dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Mahasiswa sebagai pengguna
social media yang melihat informasi tentang keripik Maicih menimbulkan suatu sikap konsumen secara positif maupun negatif
terhadap produk makanan ringan keripik Maicih akibat adanya informasi di
social media. Perhitungan secara lengkap dari hasil analisis data ini dapat dilihat pada Lampiran.
Berdasarkan hasil analisis regresi antara variabel pengenalan merek B dengan pernyataan-pernyataan variabel informasi di
social media F dengan menggunakan metode stepwise dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Hasil analisis regresi metode stepwise F, B, C dan A
Variabel Pernyataan
variabel yang berpengaruh
Koefisien Regresi
t
hitung
p-value
F – B F. Modern
F. Karakter
F. Sering lihat 0,243
0,267 0,247
4,61 5,23
5,08 0,000
0,000 0,000
F – C F. Modern
F. Karakter
F. Sering lihat 0,242
0,291 0,205
4,76 5,93
4,37 0,000
0,000 0,000
F – A F. Modern
F. Kesan F. Sering lihat
0,315 0,282
0,175 5,64
5,19 3,35
0,000 0,000
0,001 Keterangan :
signifikan p-value alpha 0,05
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pernyataan informasi tentang keripik Maicih yang dilihat dari
social media yang menampilkan karakter merek Maicih yang gurih dan sangat pedas
memiliki koefisien regresi paling besar dari pernyataan lainnya sehingga dapat dikatakan paling berpengaruh pada pengenalan merek.
Hal ini dapat diartikan bahwa produsen keripik Maicih berhasil membangun kesadaran merek konsumen mahasiswa dengan
menampilkan informasi yang menampilkan karakter yang gurih dan sangat pedas. Pernyataan yang tidak berpengaruh secara signifikan
adalah informasi tentang keripik Maicih di social media yang
memberi kesan keripik yang memiliki kenikmatan dengan rasa pedas yang tinggi dan informasi yang mudah diingat. Kedua hal tersebut
kurang berhasil dalam membangun pengenalan merek pada konsumen.
Hasil serupa dapat dilihat pada hasil analisis regresi yang dilakukan antara variabel kepercayaan konsumen dengan pernyataan-
pernyataan variabel informasi di social media. Hasil analisis regresi
memperlihatkan bahwa ada tiga pernyataan variabel informasi di social media berpengaruh secara signifikan terhadap kepercayaan
konsumen. Pernyataan yang berpengaruh adalah informasi tentang keripik Maicih yang mencerminkan gaya hidup modern, informasi
tentang keripik Maicih yang menampilkan karakter gurih dan sangat pedas, serta informasi tentang keripik Maicih yang sering dilihat di
social media. Berdasarkan nilai koefisien regresi paling tinggi pada persamaan regresi yaitu 0,291, pernyataan informasi tentang keripik
Maicih yang menampilkan karakter merek Maicih yang gurih dan sangat pedas. Informasi tersebut sering dilihat oleh mahasiswa
pengguna social media sehingga mampu membangun kepercayaan
mahasiswa terhadap produk keripik Maicih. Pernyataan yang tidak berpengaruh terhadap kepercayaan mahasiswa sebagai konsumen
makanan ringan keripik Maicih adalah informasi yang memberi kesan keripik yang memiliki kenikmatan dengan rasa pedas yang tinggi dan
informasi yang mudah diingat. Kedua hal tersebut kurang mampu membangun kepercayaan mahasiswa terhadap merek yang
diinformasikan di social media yaitu produk keripik Maicih.
Berdasarkan hasil analisis regresi dengan menggunakan merode stepwise antara variabel sikap konsumen dengan variabel informasi di
social media, diketahui terdapat tiga hal yang berpengaruh secara signifikan sedangkan dua lainnya tidak berpengaruh. Informasi keripik
Maicih di social media yang mencerminkan gaya hidup modern
memiliki pengaruh paling besar terhadap sikap yang dirasakan mahasiswa sebagai pengguna
social media yang pernah melihat informasi tentang keripik Maicih. Hal ini dapat dilihat dari nilai
koefisien regresi terbesar yang dihasilkan yaitu senilai 0,315. Selain itu, informasi tentang keripik Maicih di
social media yang memberi kesan keripik dengan kenikmatan rasa pedas yang tinggi dan sering
dilihat di social media berpengaruh terhadap sikap konsumen secara
signifikan. Artinya, kedua hal yang disampaikan melalui informasi di social media tentang keripik Maicih mampu mempengaruhi sikap
konsumen, baik secara positif maupun secara negatif terhadap produk makanan ringan keripik Maicih. Hal yang tidak berpengaruh dari
informasi di social media terhadap sikap konsumen yaitu informasi
yang menampilkan karakter keripik Maicih yang gurih dan sangat pedas serta informasi di
social media yang mudah diingat. Kedua hal tersebut memiliki p-value yang lebih besar dari nilai alpha yang
digunakan p- value lebih besar dari 0,05 sehingga tidak
mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk makanan ringan keripik Maicih. Dapat dilihat pada Lampiran 3 perhitungan lengkap
dari hasil analisis data ini.
4.5.2 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Pengenalan Merek B,