korelasi sebesar 0,3813 dan hubungan yang paling lemah dengan faktor ukuran kemasan X9. Peubah pembelian nyatasering Y5
memiliki hubungan paling dekat dengan faktor ukuran kemasan X9 sebesar 0,1619 sedangkan hubungan yang paling lemah yaitu
dengan faktor manfaat sebesar 0,0195. Secara keseluruhan dari hasil perhitungan yang
menunjukan nilai korelasi antara variabel-variabel dependen Y dengan variabel-variabel independen X maka dapat disimpulkan
bahwa pembelian nyata modern Y1 yang memiliki hubungan paling kuat dengan faktor-faktor perilaku konsumen. faktor yang
paling kuat hubungannya adalah faktor gaya hidup X17. Konsumen beranggapan bahwa keripik Maicih merupakan merek
keripik yang mencerminkan gaya hidup yang modern sehingga keripik Maicih yang sudah cukup lama dikenal oleh konsumen
menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan pembelian keripik Maicih.
4.6.2 Korelasi Kanonik
Hasil analisis korelasi kanonik yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program
Statistical Analysis System SAS menghasilkan fungsi kanonik yang memiliki nilai korelasi maksimum
dan menghasilkan persamaan sebagai berikut:
X = -0,0091X
6
+ 0,1272X
7
- 0,001X
8
- 0,1253X
9
+ 0,2068X
10
+ 0,1815X
11
+ 0,1523X
12
+ 0,34X
13
- 0,1361X
14
+ 0,3611X
15
+ 0,2072X
16
+ 0,3024X
17
Y = -0,0102Y
1
+ 0,9539Y
2
- 0,4659Y
3
+ 0,7532Y
4
- 0,4483Y
5
Nilai korelasi yang dihasilkan dari persamaan di atas adalah sebesar 0,679. Nilai R
2
digunakan untuk melihat seberapa besar pembelian nyata Y dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen X. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai R
2
sebesar 0,461. Artinya adalah variasi gugus peubah pembelian nyata konsumen yang dapat dijelaskan oleh gugus
peubah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah
sebesar 46,1 persen dan sisanya sebesar 53,9 persen dijelaskan oleh faktor diluar model yang digunakan. Pada Lampiran 4 dapat dilihat
perhitungan lengkap dari hasil analisis data ini.
4.6.3 Bobot Kanonik
Bobot kanonik memperlihatkan kontribusi peubah asal terhadap peubah kanoniknya. Besar bobot kanonik untuk masing-masing peubah
asal yang membentuk fungsi kanonik pada konsumen mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 17. Faktor-faktor perilaku konsumen X yang
memiliki bobot kanonik cukup besar, yaitu diatas 0,5 dianggap mampu menjelaskan keragaman pembelian yang terjadi begitu pun sebaliknya.
Namun, berdasarkan interpretasi terhadap bobot kanonik diperoleh nilai yang menunjukkan bahwa tidak ada faktor perilaku konsumen yang
paling mempengaruhi pembelian nyata konsumen untuk membeli keripik Maicih karena tidak ada peubah faktor perilaku konsumen X
yang memiliki bobot kanonik diatas 0,5 sehingga semua faktor perilaku konsumen X mempengaruhi secara keseluruhan terhadap peubah
pembelian nyata Y.
4.6.4 Loading Kanonik
Loading kanonik dapat dihitung dari korelasi antar peubah asal dengan masing-masing fungsi kanonik. Semakin besar nilai
loading mencerminkan semakin dekat hubungan fungsi kanonik yang
bersangkutan dengan peubah asal. Penelusuran lebih lanjut pada loading kanonik menunjukkan bahwa faktor perilaku konsumen yang
paling berpengaruh terhadap pembelian nyata keripik Maicih oleh konsumen adalah faktor merek X11 dengan nilai
loading terbesar
yaitu 0,6781.
Faktor merek merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pembelian nyata karena memiliki nilai
loading paling tinggi diantara yang lain. Hal ini dapat dijelaskan karena merek merupakan kelompok
acuan yang paling berpengaruh dalam perilaku konsumen. Dalam penelitian ini, mahasiswa yang membeli makanan ringan sangat
mempertimbangkan merek dari makanan ringan yang akan mereka beli.
Selain itu, biasanya mahasiswa lebih ingin mengikuti trend yang sedang
popuker dikalangannya. Dengan mengikuti trend tersebut, mereka akan
terlihat populer dengan kata lain mengikuti gaya hidup masa kini yang modern. Misalnya ketika saat ini sedang populer pemasaran berbagai
bisnis produk keripik dengan menggunakan social media.
Tabel 17. Bobot Kanonik dan Loading Kanonik Peubah
Bobot Kanonik Loading Kanonik
Peubah Dependen Y1
-0,0102 0,4158
Y2 0,9539
0,6886 Y3
-0,4659 0,4039
Y4 0,7532
0,7719 Y5
-0,4483 0,1024
Peubah Independen X6
-0,0091 0,2432
X7 0,1272
0,2821 X8
-0,001 0,2768
X9 -0,1253
0,2432 X10
0,2068 0,3733
X11 0,1815
0,6781 X12
0,1523 0,5337
X13 0,34
0,6654 X14
-0,1361 0,4307
X15 0,3611
0,6559 X16
0,2072 0,6165
X17 0,3024
0,6064
Sumber: Data Primer, 2012 Adanya berbagai macam produk keripik yang dipasarkan melalui
social media, lalu ada salah satu merek keripik yang populer dengan rasa yang enak, variasi produk yang ditawarkan, harga yang cukup
terjangkau, informasi di social media yang disampaikan menarik serta
mudah diingat dab banyak konsumen yang mengkonsumsi sehingga
konsumen lain pun tertark untuk membeli keripik dengan merek tersenut. Hal ini membuktikan bahwa merek dari suatu produk menjadi
bahan pertimbangan bagi konsumen untuk melakukan pembelian. Selain faktor merek, beberapa faktor independen lain juga turut
memiliki pengaruh yang cukup penting dalam menjelaskan keragaman pembelian nyata yang terjadi karena memiliki nilai bobot kanonik
diatas 0,5. Faktor-faktor tersebut adalah faktor manfaat X12 dengan nilai
loading sebesar 0,5337, faktor pengetahuan atribut X13 dengan nilai
loading sebesar 0,6654, faktor kepercayaan X15 dengan nilai loading sebesar 0,6559, faktor kepribadian X16 dengan nilai loading
sebesar 0,6165 dan gaya hidup X17.
4.7 Implikasi Manajerial
Kebijakan pemasaran yang dilakukan oleh produsen keripik Maicih sebaiknya memperhatikan efektivitas
social media dalam menyampaikan informasinya di
social media dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen untuk produk keripik Maicih. Semakin
banyaknya produk keripik yang menjadi pesaing keripik Maicih, membuat produsen Maicih harus dapat mempertahankan pangsa pasar yang telah ada.
Dalam menciptakan informasi di social media sebaiknya produsen
memperhatikan dan mengaitkan informasi tersebut dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Produsen keripik
Maicih perlu melakukan perencanaan kegiatan pemasaran yang akan dilakukan, bagaimana pelaksanaannya, serta pengendalian tehadap
pelaksanaan kebijakan pemasaran tersebut. Hasil analisis dari penelitian ini dapat dijadikan landasan produsen
keripik Maicih untuk mengembangkan komunikasi pemasaran melalui informasi-informasi di
social media. Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh produsen keripik Maicih, yaitu:
1. Perencanaan Produsen dalam melakukan penyebaran informasi di
social media harus mempertimbangkan faktor-faktor keputusan pembelian konsumen,
yaitu faktor merek, faktor manfaat, faktor pengetahuan atribut, faktor