Tabel 24 Perhitungan dampak sumber risiko pakan pada PT CIFA Indonesia dengan tingkat harga Rp. 6000 liter
Tanggal Kehilangan Susu Liter
HargaliterRp Kerugian Rp
01-05-2014 33.20
6000 199 200
02-05-2014 22.30
6000 133 800
03-05-2014 23.20
6000 139 200
04-05-2014 27.30
6000 163 800
05-05-2014 21.70
6000 130 200
06-05-2014 22.20
6000 133 200
07-05-2014 26.40
6000 158 400
08-05-2014 16.70
6000 100 200
09-05-2014 22.60
6000 135 600
10-05-2014 18.90
6000 113 400
11-05-2014 23.10
6000 138 600
12-05-2014 23.00
6000 138 000
13-05-2014 26.30
6000 157 800
14-05-2014 38.40
6000 230 400
15-05-2014 34.40
6000 206 400
16-05-2014 33.10
6000 198 600
17-05-2014 39.80
6000 238 800
18-05-2014 25.60
6000 153 600
19-05-2014 10.20
6000 61 200
20-05-2014 11.90
6000 71 400
21-05-2014 20.40
6000 122 400
22-05-2014 19.90
6000 119 400
23-05-2014 20.10
6000 120 600
24-05-2014 19.40
6000 116 400
25-05-2014 14.80
6000 88 800
26-05-2014 14.80
6000 88 800
27-05-2014 20.00
6000 120 000
28-05-2014 22.20
6000 133 200
29-05-2014 20.90
6000 125 400
30-05-2014 17.80
6000 106 800
Total
4 143 600
Rata-Rata 138 120
s
42 616
z 1.645
VaR 150 912.58
c. Cuaca dan Suhu
Perubahan cuaca yang tidak menentu menyebabkan terjadinya kehilangan produksi susu pada PT CIFA Indonesia. Rata-rata kehilangan produksi susu yang
disebabkan oleh perubahan cuaca yang tidak menentu adalah 6.47 literhari dengan nilai kerugian hasil rata-ratnya sebesar Rp 38 840.-hari. Nilai rata-rata
kerugian hasil karena sumber risiko cuaca dan suhu paling kecil bila dibandingkan dengan nilai rata-rata dampak sumber risiko penyakit maupun sumber risiko
pakan. Kerugian yang didapat oleh perusahaan sebagai dampak dari sumber risiko cuaca dan suhu dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25 Perhitungan dampak sumber risiko cuaca dan suhu pada PT CIFA Indonesia dengan tingkat harga Rp. 6 000liter
Tanggal Kehilangan Susu Liter
Hargaliter Rp Kerugian Rp
01-05-2014 0.00
6000 02-05-2014
0.00 6000
03-05-2014 0.00
6000 04-05-2014
0.00 6000
05-05-2014 0.00
6000 06-05-2014
0.00 6000
07-05-2014 0.00
6 000 08-05-2014
0.00 6000
09-05-2014 0.00
6000 10-05-2014
0.00 6000
11-05-2014 0.00
6000 12-05-2014
0.00 6000
13-05-2014 0.00
6000 14-05-2014
0.00 6000
15-05-2014 0.00
6000 16-05-2014
0.00 6000
17-05-2014 0.00
6000 18-05-2014
0.00 6000
19-05-2014 25.70
6000 154 200
20-05-2014 23.00
6000 138 000
21-05-2014 20.00
6000 120 000
22-05-2014 20.00
6000 120 000
23-05-2014 16.50
6000 99 000
24-05-2014 19.00
6000 114 000
25-05-2014 17.00
6000 102 000
26-05-2014 11.50
6000 69 000
27-05-2014 15.50
6000 93 000
28-05-2014 9.00
6000 54 000
29-05-2014 8.00
6000 48 000
30-05-2014 9.00
6000 54 000
Total
1 165 200
Rata-Rata 38 840
s
52 886. 43
z 1.645
VaR
54 715.58
Tabel 25 menunjukkan bahwa hasil perhitungan Value at Risk VaR untuk sumber risiko cuaca dan suhu adalah Rp 54 715. 58. Angka tersebut menunjukkan
bahwa dengan tingkat keyakinan 95 persen kerugian maksimal yang dialami perusahaan sebagai dampak dari sumber risiko cuaca dan suhu adalah sebesar
Rp 54 715. 58.
Hasil penelitian Simanjuntak 2013 tentang risiko produksi ayam ras pedaging pada peternakan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat selama dua bulan Mei-Juni 2013 nilai kerugian dampak untuk sumber risiko cuaca sebesar Rp 1 873 083.31. Sedangkan hasil penelitian Pinto 2011
tentang analisis risiko produksi ayam broiler milik Bapak Restu di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor selama empat bulan Maret-Juni
2011 nilai kerugian dampak untuk sumber risiko cuaca sebesar Rp 11 604 773.
Hasil analisis dampak risiko produksi susu di PT CIFA Indonesia selama 30 hari pengamatan pada bulan Mei 2014, nilai kerugian hasil dampak terbesar
terjadi pada sumber risiko penyakit yaitu Rp 148 627.52, setelah itu, sumber
risiko pakan sebesar Rp 150 912.58 dan dampak sumber risiko cuaca dan suhu nilainya paling kecil yaitu Rp 54 715.58.
Pemetaan Risiko
Tahapan identifikasi sumber risiko, analisis probablilitas risiko dan analisis dampak risiko pada PT CIFA Indonesia telah dilakukan analisis dan
dihitung nilainya. Urutan tahapan selanjutnya yang akan dilakukan adalah melakukan pemetaan masing-masing sumber risiko berdasarkan probabilitas dan
dampak yang ditimbulkan. Pemetaan risiko sangat berperan penting untuk menentukan prioritas dalam penanganan sumber-sumber risiko. Pemetaan risiko
dapat dilakukan berdasarkan adanya nilai status risiko. Nilai dari status risiko diperoleh dari hasil perkalian antara probabilitas risiko dan dampak risiko dari
masing-masing sumber risiko. Status risiko dapat menunjukkan sumber risiko mana yang berpeluang memberikan kerugian terbesar bagi perusahaan.
Dalam proses pemetaan risiko hal yang dapat dicari terlebih dahulu adalah mencari nilai status dari masing-masing sumber risiko yang terjadi pada
perusahaan dengan menentukan prioritas dari masing-masing sumber risiko yang terjadi. Sumber-sumber risiko produksi pada usahaternak sapi perah memiliki
lebih dari satu sumber risiko. Perlunya mencari prioritas dari masing-masing sumber risiko agar memudahkan manajemen perusahaan dalam menentukan
penanganan sumber risiko. Setelah menentukan prioritas sumber risiko maka dilanjutkan untuk menghitung status risiko. Status risiko pada PT CIFA Indonesia
dapat dilihat pada Tabel 26
. Tabel 26 Perhitungan status sumber risiko pada PT CIFA Indonesia
Sumber Risiko Probabilitas
Dampak Rp Status Rp
Penyakit 87.49
148 627.52 130 034.22
Pakan 66.64
150912.58 100 568.14
Cuaca dan suhu 16.35
54 715.58 8 945.99
Dalam melakukan penentuan status risiko dari masing-masing sumber risiko yang paling utama adalah dampak yang disebabkan oleh sumber risiko tersebut.
Sumber risiko penyakit merupakan sumber risiko yang memiliki nilai probabilitas terbesar yaitu 87.49 persen, sehingga nilai dampak yang disebabkan oleh sumber
risiko penyakit lebih besar dengan sumber risiko lainnya sehingga sumber risiko penyakit memiliki status risiko terbesar yaitu Rp 130 034.22. Pada Tabel 26 dapat
dilihat bahwa hasil perhitungan status risiko yang memiliki peluang penyebab kerugian terbesar hingga terkecil sebagai berikut:
1. Penyakit, yang nilai status risikonya sebesar Rp 130 034.22.
2. Pakan, yang nilai status risikonya sebesar Rp 100 568.14.
3. Cuaca dan suhu , yang nilai status risikonya sebesar Rp 8 946.00
Urutan status risiko tersebut dapat menjadi acuan bagi manajemen perusahaan dalam menentukan strategi dalam mengurangi probabilitas dan
dampak yang disebabkan oleh masing-masing sumber risiko. Kemudian menempatkan masing-masing sumber risiko ke dalam empat kuadran yang
terdapat pada peta risiko. Penempatan sumber risiko tersebut berdasarkan probabilitas dan dampak yang disebabkan oleh masing-masing risiko tersebut.
Pemetaan sumber-sumber risiko produksi pada perusahaan peternakan sapi perah PT CIFA Indonesia dapat dilihat pada Gambar 6.
Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat bahwa sumber-sumber risiko penyakit dan pakan berada pada kuadran dua yaitu kuadran yang memilik probabilitas
diatas batas
yang dianggap
normal yaitu
56.83 persen
87.49+66.64+16.35:3 dan melebihi batas yang dianggap normal dampak risiko yaitu Rp 118085.24 Rp 148 627.55+Rp 150 912.58+Rp 54 715.58:3.
Sedangkan sumber risiko cuaca dan suhu berada pada kuadran tiga yaitu kuadran yang memiliki probabilitas dibawah batas yang dianggap normal yaitu 56.83
persen dan lebih kecil dari batas normal dampak risiko Rp 118 085.24.
Pada Gambar 6 terlihat bahwa ada satu sumber risiko yang memberi
dampak di bawah batas normal yang dapat di maklumi oleh perusahaan yaitu sumber risiko cuaca dan suhu. Sedangkan sumber risiko penyakit dan pakan
memberi dampak kerugian hasil yang besar karena berada diatas batas normal yaitu di kuadran dua.
Strategi Penanganan Risiko
Pada Gambar 6 dapat diketahui bahwa sumber risiko penyakit dan pakan berada di kuadran 2 yang nilai probabilitas dan nilai dampak kerugian hasil besar,
sehingga akan mengganggu keberlangsungan usahaternak sapi perah PT CIFA Indonesia. Sedangkan sumber risiko cuaca dan suhu yang berada di kuadran 3
yang nilai probabilitas dan nilai dampak kerugian hasil rendah tetapi bukan berarti sumber risiko cuaca dan suhu dapat diabaikan. Untuk menekan sumber risiko
yang terjadi pada kuadran 2 dan 3 tersebut, perusahaan dapat melakukan penanganan risiko dengan cara strategi preventif dan strategi mitigasi.
Kuadran 1 Kuadran 2
Penyakit Pakan
Kuadran 3
Cuaca Suhu
Kuadran 4 Probabilitas
Besar
Kecil
Dampak Rp Kecil
Besar
56.83
Rp 118 085.24
Gambar 6 Layout Pemetaan risiko di PT CIFA Indonesia
Strategi Preventif
Strategi preventif merupakan strategi yang dilakukan untuk mengurangi atau menangani probabilitas terjadinya sebuah sumber risiko yang terletak pada
kuadran satu dan dua. Pada analisis risiko produksi pada usaha peternakan sapi perah tidak semua sumber risiko memiliki probabilitas yang tinggi. PT CIFA
Indonesia menerima usulan untuk menggunakan strategi preventif yang berdasarkan status risiko dari sumber-sumber risiko yang terjadi sebagai berikut:
a.
Sumber Risiko Penyakit
Penyakit merupakan salah satu faktor penyebab utama kehilangan produksi susu pada PT CIFA Indonesia. Penyakit pada sapi perah disebabkan oleh jenis
bakteri tertentu yang muncul karena kurangnya kebersihan kandang dan peralatan- peralatan seperti tempat pakan,tempat minum, mesin perah, kebersihan ambing,
karpet. Penyakit akan mudah menyerang sapi perah yang tidak mendapatkan vaksin. Kelalaian staf kesehatan hewan keswan yang lupa memberikan vaksin
dan tenaga kerja yang kurang memperhatikan kebersihan dapat menyebabkan sapi perah mudah terserang penyakit.
Probabilitas sumber risiko penyakit yang besarnya 87.49 persen dapat dikurangi dengan melakukan pencegahan di dalam kandang. Pencegahan awal
dapat dilakukan dengan memberikan vaksin pada sapi perah secara rutin. Hal ini bertujuan untuk menjaga kekebalan tubuh sapi perah dari bakteri-bakteri
penyebab penyakit. Selain itu, upaya dalam pencegahan penyakit juga dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi dari tempat pakan, minum dan peralatan
pemerahan. Kebersihan tempat pakan dan minum dapat dilakukan dengan mencuci tempat pakan dan minum sebelum digunakan kembali.Untuk menjaga
kebersihan peralatan pemerahan sebelum dan sesudah digunakan harus segera dicuci dengan menggunakan air hangat dan sabun kemudian dikeringkan.
Kebersihan ambing harus tetap dijaga dengan cara mengelap ambing dengan air hangat sebelum dan sesudah proses pemerahan. Jika ada sapi perah yang sakit
harus segera dilakukan pengobatan yang tepat waktu, tepat jenis dan tepat dosis supaya cepat sembuh dan tidak menular ke sapi perah lainnya.
b.
Sumber Risiko Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan peternakan sapi perah. Di PT CIFA Indonesia pemberian pakan sapi perah yang
diterapkan oleh perusahaan yaitu pakan konsentrat dan pakan hijauan. Pakan konsentrat dalam satu hari diberikan sebanyak 3 kali pada waktu pagi hari, siang
hari dan malam hari, sedangkan pemberian pakan hijauan dalam satu hari diberikan sebanyak 2 kali yaitu pada waktu pagi hari dan sore hari. Perusahaan
dalam pemberian pakan konsentrat dan pakan hijauan harus diberikan sesuai dengan umur laktasi dan kondisi kebutuhan sapi perah supaya menghasilkan
produktivitas susu yang lebih banyak, sehingga dapat menurunkan probabilitas sumber risiko pakan yang besarnya 66.64 persen.
Para pekerja bagian pengolahan pakan harus bekerja dengan cermat, teliti, efektif dan efisien dalam menyiapkan pakan konsentrat dan pakan hijauan supaya
tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis dan tepat komposisi. Bahan baku pembuatan
pakan konsentrat complete feed seperti dedak padi, pollard, tepung jagung, bungkil kelapa, bungkil cokelat, bungkil kedelai, onggok, singkong, multivitamin,
mineral, molases dan lainnya yang diperlukan harus selalu tersedia. Pemberian pakan konsentrat dan pakan hijauan yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat jenis
sesuai dengan umur laktasi sapi perah disamping dapat menurunkan probabilitas sumber risiko pakan juga bisa menurunkan probabilitas sumbr risiko penyakit,
karena ketahanan tubuh sapi perah akan meningkat dan tidak mudah terkena penyakit.
c. Sumber Risiko Cuaca dan Suhu
Perubahan cuaca yang tidak menentu bisa mengganggu dalam proses produksi susu yang dihasilkan. Cuaca di PT CIFA Indonesia pada siang hari panas
dan pada malam hari sangat dingin dan sering turun hujan. Perubahan cuaca yang drastis antara siang dan malam menyebabkan sapi perah masuk angin dan
mengganggu reproduksi sapi perah penghasil susu. Kondisi cuaca yang tidak menentu ini karyawan harus selalu siaga dalam mengatasi perubahan cuaca dan
suhu tersebut. Cuaca sangat perpengaruh terhadap perubahan suhu di dalam kandang.
Salah satu dampak dari perubahan cuaca dan suhu adalah kondisi sapi perah menjadi lemah dan mudah terserang pilek, paru-paru basah dan diare, sehingga
dapat mengakibatkan produksi susu sapi perah berkurang dan hasil produksi susunya menjadi tidak stabil. Untuk mengantisipasi perubahan cuaca dan suhu
yang tidak menentu terutama pada cuaca yang ekstrem atau cuaca yang panas yang bisa membuat penurunan produksi susu per harinya perusahaan dapat
memasang kipas angin atau cooling fan pada setiap kandang.
Adanya strategi preventif yang dilakukan di Gambar 7 diharapkan mampu mengurangi probabilitas terjadinya sumber risiko pada perusahaan peternakan
sapi perah PT CIFA Indonesia yang ada di Kecamatan Cisarua. Dengan demikian diharapkan akan terjadi perubahan posisi pada peta sumber risiko penyakit dan
pakan dari kuadran 2 yang nilai probabilitasnya diatas batas normal yaitu 56.38 persen ke kuadran 4 yang nilai probabilitasnya dibawah batas normal yang sudah
ditentukan. Untuk lebih jelasnya pergeseran probabilitas sumber risiko penyakit dan pakan dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Layout Strategi Preventif di PT CIFA Indonesia
Kuadran 1 Kuadran 2
Pakan
Kuadran 3
Cuaca Suhu
Kuadran 4 Probabilitas
Besar
Kecil
Dampak Rp Kecil
Besar 56.83
118 085.24
Penyakit